Flashback

37 19 14
                                    

"Iya iya iya! Lo maunya apa?!" ucap Nesya pasrah dan menghentikan usahanya melepaskan cengkraman Angga.

Angga menarik Nesya ke arahnya. Hanya sedikit jarak yang tersisa antara mereka. Gadis cantik didepannya nampak sedikit kaget dan bingung.

"Cium gue."

Plak...

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi  Angga. Angga meringis sambil memegangi pipinya yang kini tampak memerah akibat tamparan yang ia dapat.

"Gila lu!" Nesya langsung berlari meninggalkan Angga yang masih memegangi pipinya.

Senyuman terukir jelas di wajah Angga. Walau dengan pipi yang memerah karena bekas tamparan, ia tetap terlihat tampan saat tersenyum.

"Galak juga ya." ia terkekeh dan berlalu mengikuti Nesya menuju kelas.

***

"Gila, untung gue bisa kabur." ujarnya sambil mendudukan dirinya dan mengeluarkan buku pelajarannya.

"Angga mana Nes?" Nesya berbalik menghadap Ryan sahabat dari si gila Angga yang ingin menciumnya tadi.

"Di bel...,"

Bugh...

Seorang siswa jatuh tersungkur kedalam kelas, dan membuat Nesya menghentikan ucapannya.

"Angga!" pekik Dela. Semua penghuni kelas berdiri untuk melihat apa yang terjadi.

"Itu balasan lo, karna udah ngebuat gue malu di kantin!" laki-laki itu berjalan menghampiri Angga yang telah tersungkur. Ia menarik kerah baju Angga dan membuat Angga berdiri kembali.

Angga yang terpancing emosi pun melayangkan pukulannya pada Andre. Mereka bergulat selama beberapa saat. Semua siswa mencoba untuk melerai mereka. Sementara Nesya hanya diam mematung, karena jujur ia tak tahu apa-apa.

Darah mulai mengalir dari sudut bibir Angga, dan dari hidung Andre. Ryan dan Satya berusaha melerai mereka namun nihil, mereka tetap saja saling bertengkar. Sampai akhirnya Andre jatuh tersungkur.

"Tega lo ngerebut Reyna dari gue, sahabat macam apa lo!" Angga menarik kerah baju Andre dan menghujaminya dengan pukulan. "Berengsek lo!"

Pyak...

Guru BK datang, lengkap dengan penggaris kayu panjang di tangannya. Hening. Angga mulai melepas cengkraman di kerah baju Andre.

"Ikut ibuk sekarang!"

***

Rena membersihkan luka di sudut bibir Angga dan mengompres lebam lebam di wajahnya. Membersihkan luka dan menangani orang pingsan adalah hal biasa bagi Rena, sebagai seorang PMR itulah rutinitas yang biasa bagi mereka.

"Shhh!" rintih Angga, ia memegang erat tangan Rena. Lukanya terasa perih setelah dibersihkan dengan alkohol.

"Dikit lagi, jangan cengeng." Angga pasrah dan membiarkan Rena mengobatinya.

"Lo kenapa lagi sih? Gara-gara lo, si Andre harus pulang tau gak lo?"

Angga menatap Rena, gadis itu tampak kesal padanya. "Lo belain dia?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HappierWhere stories live. Discover now