"nona, kita sudah tiba di bandara international Paris" ujar pramugari itu.

Suzy tampak bangun dari tidurnya, ia memakai kacamata hitamnya dan turun dari pesawat itu dengan dandanan bberantakan yang ia sembunyikan dibalik kacamata hitamnya.

Suzy naik taksi dan segera menuju ke sebuah hotel yang ada di pusat Paris. Suzy melakukan check in namun tanpa ia sadari dibelakangnya Sehun baru saja lewat bersama Suho dan beberapa asisten pribadinya selain Suho.

Suzy berbalik namun saat itu Sehun sudah jauh dan hilang dibalik pintu lobi. Suzy menarik kopernya menuju kamarnya dibantu oleh seorang petugas hotel. Suzy tiba dikamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas Kasur.

Suzy mengeluarkan ponsel dari kantong jasnya kemudian membuka ponselnya. Ia dapat melihat banyak pesan dan telepon yang tak terjawab. Suzy mencabut kartu di ponselnya kemudian menggantinya dengan yang baru.

"eomma! Appa! Mianhae. Aku akan kembali saat waktunya tiba, tapi sebelum aku mengabdikan diriku sebagai seorang istri, aku harus menemukan Sean Khielton lebih dulu. Aku akan melakukan apapun untuk meminta bantuan padanya. Aku tidak akan kembali sebelum aku berhasil" ujar Suzy menatap gedung Khielton group melalui jendela kamar hotelnya dengan serius.

-Home; My little princess-

Suzy tiba di depan lobi perusahaan raksasa itu. ia masuk dan menemui resepsionis disana dan mulai bicara dalam Bahasa perancis.

"aku mencari tuan Sean Khielton, bisakah aku menemuinya?" tanya Suzy sopan.

"siapa nama anda dan apa anda telah membuat janji?"

"belum. Aku Suzy, kau bisa memberitahunya bahwa aku adalah seorang penggemar" jelas Suzy.

"maaf, tapi ku rasa tuan Sean tidak pernah setuju bertemu dengan penggemar" jelas resepsionis itu.

"aku harus menemuinya, ini penting karena aku benar-benar harus mengatakan sesuatu padanya. Aku . . "

"security!" ujar resepsionis itu sembari memencet tombol emergency untuk memanggil security datang.

Para security langsung menyeret Suzy keluar, saat itu juga Sehun baru keluar dari lift bersama bodyguard-nya. Melihat banyak orang yang memberi hormat Suzy sadar bahwa pria itulah yang ia cari.

Suzy berusaha memberonta untuk melihat wajah pria itu tapi para bodyguard di sekeliling pria itu selalu menutupi wajah pria itu. Suzy berusaha memberontak tapi tak kunjung dilepaskan bahkan setelah Sehun hilang dibalik mobil mewah didepan kantor besar itu.

"lepaskan!" teriak Suzy kesal. Kedua security itu langsung melepaskan Suzy setelah mobi itu melaju meninggalkan lobi perusahaan.

Suzy hanya menatap kepergian mobil itu dengan wajah putus asa. Suzy kemudian berjalan tertatih-tatih kembali ke hotelnya. Air matanya sudah menumpuk hampir menetes, ia duduk diatas ranjangnya.

"ini lebih sulit dari yang ku bayangkan appa" gumamnya pelan.

"gwenjhana. Aku tidak akan menyerah. Aku akan melakukan apapun agar bisa menemuinya" ujar Suzy menahan bulir air matanya agar tak menetes.

Esoknya Suzy kembali ke perusahaan itu, namun ia masih menerima perlakuan yang sama. Bahkan ia sudah dilarang untuk berkeliaran disekitar perusahaan itu karena ia terus kesana selama seminggu penuh dan mengganggu ketenangan wilayah itu.

Suzy bahkan tak bisa untuk melangkah mendekati kantor itu lagi. Suzy memejamkan matanya, ia menyerah. Apa ini akhir ceritanya? Apa ia benar-benar akan kehilangan kesempatan terakhirnya? Ia bahkan tak bisa mengetahui wajah Sean Khielton dan hanya menerima hinaan.

Suzy kembali ke hotelnya namun salah satu pelayan hotel itu menahan Suzy dan menyodorkan barang-barang Suzy.

"apa ini?" tanya Suzy seperti orang ling-lung.

"anda sudah tiga hari menghindari peringatan kami dan tak membayar biaya sewa. Kami tak punya pilihan lain, maafkan kami nona" ujar pelayan itu sembari menunduk meminta maaf.

Suzy menatap kopernya, air matanya akhirnya tak bisa lagi terbendung. Suzy meneteskan air matanya begitu saja. Semuanya tak berjalan sesuai keinginannya, semuanya lari dari bayangan yang ia harapkan.

Suzy meneteskan air matanya kemudian meraih kopernya dan keluar dari hotel mewah itu. ia memang kehabisan uang, ia bahkan tak tahu kemana ia harus pergi. Ia bahkan tak mampu membeli tiket untuk kembali ke Korea Selatan. Ia benar-benar hilang arah.

Suzy berhenti didepan gedung Khielton group. Ia berdiri di depan gedung itu dengan security yang siap menahan dirinya jika ia berusaha masuk. Suzy menatap gedung kokoh itu dengan tatapan sayu dan putus asa.

"apa ini akhirku? Semuanya berakhir disini? Aku bahkan tak memiliki apapun untuk bisa menopang diriku sendiri" batin Suzy.

Perlahan air hujan turun dan mengguyur tubuh Suzy begitu saja. Suzy tak perduli, ia tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri. Ia bahkan tak merasa lelah karena seluruh organ ditubuhnya terasa sudah mati.

"bukankah itu gadis asia yang membuat onar seminggu terakhir ini?" bisik salah satu manajer perusahaan itu yang kebetulan berlalu lalang di sekitar lobi.

"benar. Ia selalu menanyakan prihal CEO tapi aku tak membiarkannya dan dia membuat kekacauan" jelas resepsionis itu.

"mungkin uangnya sudah habis untuk menginap di hotel sebelah. Apa ia senekad itu?"

"benar. Orang asia benar-benar tidak memiliki logika" timpal mereka tersenyum meremehkan.

Suzy masih berdiri bahkan hingga sore hari tiba. Hujan masih dengan deras mengguyur seluruh tempat itu. Suzy masih tak beranjak meski tubuhnya jelas sangat mengigil. Suzy bahkan tak sadar bibirnya sudah membiru.

Taklama sebuah mobil terparkir didepan lobi. Sehun melangkah masuk dan sontaksemua orang dibuat memberi hormat pada sosok penuh wibawa itu. Suho yangterakhir keluar dari mobil lantas menoleh mengikuti arah tatap para security.    



To be continue . . . .

Home; My Little PrincessWhere stories live. Discover now