Part 20

86 11 0
                                    

"Hei, sadarlah! Apa kau sungguh ingin melakukan ini? Padaku?!"
"Oh ayolah, jangan bercanda, ini bukan situasi yang tepat untuk melakukan sebuah lelucon," ia masih terus berjalan mundur dengan perlahan. Sebuah blowsth kini teracung ke arahnya.

"Aku membencimu, Lucas!" Suaranya terdengar begitu datar, kepalanya nampak miring ke sebelah kiri, dan matanya menatap kosong ke arah Lucas. "Tapi... kenapa?! Apa alasannya?!" Tanya Lucas hati-hati.

"Aku membencimu, Lucas! Aku ingin kau mati!" Kata orang itu lagi.

"Tapi.. bukankah selama ini kita baik-baik saja, kenapa kau ingin membunuhku sekarang?!"

"Aku ingin kau mati, Lucas!"

"LUCY!! Hentikan omong kosongmu itu! Sadarlah!!"

Lucy menjatuhkan lilin yang entah darimana dia dapatkan. Keadaan menjadi gelap gulita seperti sebelumnya, hawa dingin mencekam kembali masuk ke setiap inci tubuh Lucas. Ah, bukan, dia tak memiliki tubuh, sosok bermata biru itu hanya memiliki bentuk di bagian kepala saja. Selebihnya, kosong. Kedua tangannya juga merupakan bentuk sihir level rendah yang dimiliki setiap kaum VRÉ.

Seperti yang kita ketahui, Lucas tidak bisa bertarung, dia hanya bisa menggunakan sedikit sihir untuk melakukan hal-hal tertentu. Dan sekarang, dia sedang dihadapkan pada situasi yang sulit. Dia terpisah dari teman-temannya, dan sepupunya sekarang akan segera menghabisi nyawanya kalau Lucas tidak segera bertindak.

Ia harus jauh dari kegelapan ini sesegera mungkin, tapi, apa dia harus menyalakan cahaya dari telunjuknya? Bukankah itu sama saja dengan bunuh diri? Karena cahaya itu hanya berpendar disekitarnya saja, tidak bisa menjangkau lebih jauh.

"Eh?!" Lucas terkejut.
Ia merasakan aura negatif yang kental sedang berdiri dibelakangnya.

Ia menoleh.

Matanya sayu. Kehidupan seperti sudah tak ingin ada dalam dirinya. Mirip seperti orang mati. "Aku ingin kau mati, Lucas! Matilah!!".

Sreett

Ia menghindar.

Benda runcing itu hampir membelah kepala Lucas jika dia lengah sedikit saja.

"Lucy, sadarlah! Kau ini kenapa, hah?!"

"Kau menipuku, Lucas. Sebab itulah aku membencimu," sahut Lucy datar.

"Aku tidak pernah menipumu. Kau itu saudaraku satu-satunya, aku menyayangimu lebih dari apapun," elak Lucas. Ia merasa tak pernah menipu sepupunya barang sekalipun. Lantas mengapa Lucy berkata demikian?.

"Akan aku bungkam mulut kebohongan milikmu itu! Aku sudah tahu semuanya. Kau bersekongkol dengan iblis itu untuk menghabisi Orion kan?! Mengakulah!!" Lucy berlari dengan cepat ke arah Lucas, mengayunkan blowsth miliknya berkali-kali. Lucas hanya bisa menghindarinya. Jika ia terus mundur, sudah pasti dia akan bertemu tembok lagi.

'Sial, kenapa tempat ini gelap sekali' rutuknya dalam hati. Namun, tak berlangsung lama ia mendapatkan sebuah ide. Lucas mendadak berhenti, ia mencoba mengosongkan pikirannya.

Kedua matanya bahkan tertutup rapat. "Aku tahu ini akan menghabislan tenagaku, tapi aku membutuhkan bantuan untuk melihat keadaan ini. Kumohon bantulah aku!".

Setelah berkata demikian, tangan kanannya terangkat lurus dengan jari telunjuk mengarah ke atas, dan tangan kirinya diletakkan tepat di dada.

"μαγική αντανάκλαση του φεγγαριού : κάθαρση (sihir refleksi cahaya bulan : pemurnian)"

Sebuah cahaya mulai keluar dari telunjuk Lucas. Cahaya yang semula berbentuk bulatan kecil, kini berangsur-angsur membesar. Dan cahaya terang itu mulai terangkat ke udara, mencapai titik atas dimana Lucas dan Lucy terjebak dalam ruangan yang aneh.

Hey! Vrétikhan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang