Part 16

101 12 0
                                    

"Hyuuung~"

"Apa?"

"Hyuuung~"

"Diam, Kook!"

"Tapi... hyuung..."

"Aiiisshh apa sih?"

"Ada ular di kakimu"

"Haaahh? Ular? Dimana?" Jimin mendadak diliputi rasa panik. Ia tak menyangka di tempat seperti ini ada ular.

Min Kyung menatap kaki kanan Jimin sekilas, dari raut wajahnya bisa dilihat kalau dia tidak peduli. "Bisakah kalian diam? Semua orang sedang menatap kita dengan aneh" ujarnya.

Setelah berkata demikian, Min Kyung menambah kecepatan laju kereta kudanya atau lebih tepatnya gerobak bertenaga kuda. Memang dari segi pakaian mereka sudah bisa dibilang mirip dengan kaum VRÉ, tapi dari segi sikap, mereka tidak bisa disebut mirip.

Orang-orang disini cenderung menatap satu sama lain dengan tatapan tajam dan penuh kecurigaan. Belum lagi sebagian dari mereka dengan tenangnya membawa blowsth kesana kemari.

Selama menempuh perjalanan di kota, mereka tak menemukan satu orang pun yang mengobrol ataupun saling menyapa. Bagaimana menjelaskannya ya, di tempat ini, bukan hanya bangunan saja, melainkan penghuninya juga memiliki hawa yang terlampau dingin.

Hingga terkesan kosong, dan mengerikan. Belum lagi, bulan berwarna kemerahan yang entah bagaimana juga mereka membedakan siang dan malam karena benda bulat itu seperti tak pernah berpindah dari tempatnya.

Asal kalian tahu, mereka berempat telah mengendarai kereta kuda itu selama tiga hari. Itupun Tae Joon yang mengatakannya sembari berbisik pada dua orang manusia bernama Jungkook dan Jimin itu.

Ahh salah, mereka berdua sudah berganti nama sejak keluar dari rumah dua saudara itu. Tygra dan Hidan. Aneh memang tapi apa boleh buat.

"Setelah keluar dari kota, kita akan meninggalkan kuda ini di hutan sebelah utara. Mulai dari sana kita harus jalan kaki untuk menuju Dark Emperor" ujar Lucas saat melihat gerbang besi hitam di depan sana.

Mereka berdua hanya mengangguk. Sebenarnya ada sebuah pertanyaan yang sejak awal ingin mereka tanyakan, 'kenapa mereka tak menggunakan sihir, bukankah itu bisa menghemat waktu?'

Tapi, pertanyaan itu hanya bisa mereka timbun di dalam hati dan pikiran.

"Perlihatkan barang bawaan serta orang-orangmu!" Sebuah kalimat tegas keluar dari mulut salah seorang penjaga.

"Aku tidak membawa apapun. Periksa saja" jawab Lucy enteng.

Mereka semua turun dari kereta kuda. Bahkan tanpa diperiksa pun sebenarnya sudah sangat jelas bahwa mereka tidak membawa apa-apa. Akan tetapi, kegugupan terjadi saat penjaga itu menyuruh mereka melepas tudung jubah masing-masing.

Keringat dingin mulai mengucur di tubuh dua manusia itu sejak Lucy membuka tudungnya. Pasalnya, gadis itu kini tak memiliki wajah cantik seperti saat pertemuan pertamanya dengan Tygra dan Hidan beberapa waktu yang lalu. Sekarang yang ada disana hanya perempuan bermata merah dengan urat kemerahan yang timbul diantara pelipisnya. Wajahnya pun kini terlihat pucat pasi seperti mayat hidup.

"Bagaimana kami bisa memiliki wujud seperti itu? Aiisshh tamat sudah" kira-kira itulah yang ada di pikiran mereka saat melihat wujud Lucas yang tak jauh berbeda dari Lucy, hanya saja urat yang timbul serta pupilnya berwarna biru.

"Sekarang giliran kalian! Cepat buka!" perintahnya.

Dengan gerakan sangat lamban, mereka mulai menarik tudung hitam itu ke belakang. "Baiklah. Silahkan lewat!"

Hey! Vrétikhan!Where stories live. Discover now