Part 8

187 19 4
                                    


   KAU MENEMUKANKU

   Itulah kalimat yang tertera disana. Entah apa maksud di baliknya, mereka juga tak memahami hal itu.

   "Ini pasti ulah anak-anak yang sengaja menerobos hutan untuk melarikan diri dari kelas yang membosankan."

   "Menurutmu begitu?" Jungkook masih terlihat meragukan ucapan Jimin barusan.

   "Tentu saja. Memangnya ada alasan lain lagi selain ulah para pemalas yang menganggap ilmu sebagai gumpalan asap yang mengganggu. Sudah jelas ini ulah mereka." Jimin sedikit menekankan kalimat terakhirnya.

   Emosinya sedikit tersulut. Entah apa yang mendasari perubahan sikapnya itu. Yang pasti, kalimat terakhirnya sukses membuat Jungkook bungkam.

   Ia tak mengatakan apapun sejak tadi dan malah memilih bersandar pada pohon untuk kesekian kalinya. Kepalanya menengadah ke atas, ia kembali memejamkan matanya seperti sebelumnya namun dengan posisi yang berbeda.

   Sedangkan Jimin yang terlihat sangat kelelahan itu hanya menumpukan tangan kanannya pada pohon tua, sebagai penopang tubuhnya agar tetap berpijak dengan benar.

   Namun, tak lama kemudian keanehan mulai terlihat. Pergelangan tangan Jimin yang memiliki tanda dari bangsa VRÉ mengeluarkan cahayanya kembali.

   Bersamaan dengan hal itu, huruf-huruf yang tadinya membentuk sebuah kalimat, kini berhamburan seolah akan membentuk sesuatu.

   Mereka berdua saling menatap.

   "Eoh? Apa yang terjadi? Mungkinkah...?" Jungkook menggantung kalimatnya seraya menatap Jimin. Sedang yang ditatap hanya mengangguk.

   "Cobalah!"

   "Apa kau yakin?" tanya Jimin yang nampak masih ragu.

   "Jika kau tidak mencobanya, kita tidak akan pernah tahu."

   Jimin mengangguk untuk kesekian kalinya.

   Tok...tok...tok...

   Irama ketukan sudah terdengar, namun pohon itu tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

  Seingat Jimin, kakaknya hanya menyuruhnya mengetuk sebanyak tiga kali. Ia tak mungkin salah mengingat instruksi mudah seperti itu.

   Jimin dan Jungkook terdiam untuk sesaat.

   Tok...tok...tok...

   Ia mencobanya sekali lagi. Namun, pohon itu tetap terdiam layaknya tumbuhan pada umumnya.

   "Apa pohon ini sudah rusak?" tanya Jimin.

   "Entahlah. Mungkin ini bukan pohon yang tepat."

   "Sepertinya begitu," ujar Jimin.

   Sebuah harapan seolah di cabut dari dirinya. Kini yang tersisa hanya perasaan putus asa pada diri Park Jimin. Wajahnya begitu lesu.

   Ia hanya menundukkan kepalanya. Namun, keanehan perlahan datang. Tangan kanannya yang sejak tadi masih bertumpu pada pohon tua itu kini tak bisa dicabut.

   Bagai ditempel menggunakan lem kemudian diikat rapat-rapat dengan sebuah tali. Tangannya melekat begitu kuat disana.

  "Jungkook-ah kenapa tanganku tidak mau lepas?"

   "Aku tidak tahu. Kenapa bisa seperti ini?"

   "Entahlah. Coba saja kau tarik tangan kiriku, mungkin bisa berhasil." saran Jimin. Ia sedikit panik.

Hey! Vrétikhan!Where stories live. Discover now