Delapan

115 9 4
                                    

Happy reading..
Hope you like it!

Jika menjadi sahabat adalah caraku tetap bisa dekat denganmu, maka selamanya kita akan tetap sebagai best friend.
- Rifky Ardiananta -

***

Rifky melajukan motornya dengan kecepatan standar, membelah jalanan sore hari yang langitnya masih terlihat cerah. Tidak ada hari yang paling membahagiakan selain bersama dengan gadis yang diboncengnya. Lengan gadis itu melingkar diperutnya, kepala gadis itu bersandar di punggungnya. Gadis itu memejamkan mata sambil tersenyum. Entah tertidur atau hanya sekadar menikmati udara yang menemani perjalanan mereka.

"Rizna." Panggil Rifky dengan kencang, suaranya nyaris tertelan bising kendaraan lain.

"Iya, kenapa?" tanya Rizna menyahut.

"Nggak apa-apa, kirain kamu tidur."

"Nggak..." kata Rizna sedikit berteriak. "Aku pengin ke pantai, Mas."

"Mau lihat sunset? Ok berangkat." Rifky menambah kecepatan motornya.

Beberapa menit lamanya perjalanan membawa mereka sampai ke Pantai Alam Indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit lamanya perjalanan membawa mereka sampai ke Pantai Alam Indah. Pantai ini salah satu objek wisata di kota Tegal yang letaknya hanya berjarak 500 meter dari jalan Pantura. Di pantai ini juga terdapat Monumen Bahari berbentuk kapal perang yang dilengkapi alat utama sistem persenjataan (Alusista) bekas, pemberian dari TNI AL. Selain itu juga terdapat anjungan, kampung seni, warung-warung dan gardu pandang. Rifky menghentikan motornya di depan Monumen Bahari.

 Rifky menghentikan motornya di depan Monumen Bahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok berhenti?" tanya Rizna turun dari motor.

"Main dulu yuk disini, foto-foto." Rifky menurunkan standar motornya, kemudian ia juga turun dari motor.

Rifky meraih tangan Rizna, menggandengnya dan membawa Rizna menuju Monumen Bahari. Rifky melirik Rizna disebelahnya, ia tersenyum saat melihat mata gadis itu berbinar senang.

"Kenapa nggak dari dulu kamu ajak aku kesini, Mas?" tanya Rizna, senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.

"Gimana? Suka?"

Akhir Penantian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang