Enam

102 12 2
                                    

Multimedia:
Single terbaru Westlife
Hello My Love

Happy reading..
Hope you like it!

Definisi pergi: Pergi meninggalkan kenangan dan tak akan pernah kembali. Pergi untuk suatu tujuan dan akan kembali setelah mencapai tujuan.
- Rifky Ardiananta -

***

Panas matahari siang tidak mengalahkan semangat anak-anak ekskul yang sedang latihan rutin untuk pertama kalinya. Rizna sangat senang melihatnya saat ia berada di lapangan belakang sekolah. Rasanya seru jika ia berada di antara mereka. Tapi tugasnya menemani para sekbid untuk memantau ekskul sudah selesai. Rizna melihat jam tangan warna coklat yang melingkar di tangan kirinya. Pukul setengah tiga. Masih ada waktu setengah jam sebelum Rifky menjemputnya.

Rizna dan sekbid 3 kembali ke ruang OSIS. Sampai di sana sudah ada sekbid 1, 2, 4 dan 5 yang kembali lebih dulu. Di situ juga nampak Tian yang sedang mengobrol dengan Aldo.

"Kak Tian." Rizna menyapa sambil tersenyum.

"Hai Rizna." Tian melambaikan tangan sambil tersenyum.

Aldo memerhatikan interaksi mereka. Ia heran, Tian selalu saja memperlakukan Rizna berbeda. Aldo berdecak. "Kalau sama Rizna aja disenyumin," gumam Aldo yang sialnya masih terdengar oleh Tian.

Tentu saja ia langsung mendapat pelototan dari Tian. Aldo hanya memutar bola matanya dan beranjak dari duduknya untuk mengambil gitar di pojok ruangan, setelah itu bergabung dengan para sekbid, ia tidak ingin menjadi nyamuk.

"Dasar junior nggak sopan." Tian mendengus.

Rizna hanya terkekeh, ia mengambil botol minumnya dan mengisi ulang di dispenser OSIS. Kemudian duduk di samping Tian.

"Habis ikut mantau?" tanya Tian.

"Iya kak, seru juga lihat mereka latihan." Rizna menjawab sebelum ia menenggak minumannya.

Dahi dan pelipis Rizna berkeringat. Tian yang melihat itu berinisiatif mengambil tisu dan mengelap keringat Rizna dengan telaten, walau ekspresinya datar.

Rizna tersentak kaget saat tisu itu menempel di dahinya. Ujung matanya melirik Tian yang serius mengelap keringatnya. Saat itu juga dia berhenti minum karena batuk.

"Uhuk, uhuk..."

"Pelan-pelan dek minumnya." Tian membantu menepuk punggung Rizna untuk meredakan batuk.

"Habis kakak ngagetin." Rizna salah tingkah.

"Cuma bantu lap keringat," jawab Tian santai.

Bagus! Bikin anak orang salah tingkah, dia malah dengan santainya menjawab seperti itu. Wajah Rizna yang tadinya memerah karena kepanasan, kini semakin merah karena malu.

"Oh iya, rapat Senin depan bahas LPKS ya."

"Iya kak. Aku juga udah pikirin itu, tapi bakal ada sedikit perubahan, aku pengin bikin hal yang beda dari LPKS sebelumnya," kata Rizna tersenyum.

"Bagus. Kamu memang wakil terbaik, kakak nggak salah pilih kamu." Tian tersenyum tulus sambil menepuk pelan puncak kepala Rizna.

Blush. Lagu dan lagi wajah Rizna memerah, tersipu malu. Cewek mana yang tidak tersipu saat diperlakukan seperti itu. Walaupun bukan dengan cowok yang disukai.

***

Rizna berniat menunggu Rifky di pos satpam, tapi sampai sana ternyata Rifky sudah datang dan sedang mengobrol dengan pak Slamet. Padahal masih jam tiga kurang sepuluh menit.

Akhir Penantian Where stories live. Discover now