19. I can't Find it, my comfort shoulder

Start from the beginning
                                    

"Taehee noona pasti akan menemukan cara untuk mengatasinya. Ia orang yang cerdas, ia akan melakukan apapun untuk membantu suaminya" ujar Sehun dalam hati.

"sebaiknya Suzy baik-baik saja sekarang" batin Sehun.

-Home; My little princess-

"apa? pernikahan?" Suzy tergelak didepan ayah dan ibunya yang duduk di sofa ruang keluarga mereka.

"nae, perusahaan kita sedang dalam krisis, kau sendiri tahu Suzy-ya. . satu-satunya yang bisa kita andalkan adalah SKZ group." Ujar Taehee.

"tapi aku masih terlalu muda eomma. Lagipula bagaimana mungkin aku menikahi Kai Kim? Dia sahabatku, dia . . . "

"dia mencintaimu Suzy-ya. Dia mengatakan kepada kami setelah ayahnya mengirimkan surat lamaran kepada keluarga kita. Aku tidak ingin memberitahumu tapi kami akhirnya harus memberitahumu dengan situasi seperti ini" ungkap tuan Bae.

"appa! Aku tidak mencintai Kai. Aku .. . ."

"kami tahu!" potong Taehee.

Suzy tergelak, ia menatap ibunya nanar.

"kau mencintai Kim Taehyung" ucap Taehee.

"mwo?" Suzy terpaku sejenak. Suzy tersenyum tak percaya menatap ibunya.

"kau bahkan tak bisa melihat kedalam hati putrimu sendiri, dan sekarang kau ingin aku menikahi Kai? Demi menyelamatkan perusahaan appa? Begitukah?" Suzy menatap ibunya menuntut penjelasan.

"kau yang tak bisa menilai hatimu Suzy-ya, orang yang kau cintai adalah Kim Taehyung, bukan Kim Myungsoo. Berhentilah mengelak pada hatimu" ujar Taehee serius.

"eomma! Bagaimana mungkin kau mengatakan hal yang tidak mungkin? Bagaimana mungkin aku mencintai Taehyung disaat aku terus ketakutan dan menangis setiap Myungsoo oppa berkencan? Apa kau pikir kau eomma yang cukup baik? Kau bahkan tidak mengenalku dengan baik" ketus Suzy kemudian hendak pergi namun satu suara menghentikan Suzy.

"lalu kenapa kau menangis beberapa hari ini?" suara Taehee menghentikan langkah Suzy.

Suzy terdiam, pandangannya kosong seketika. Ia bahkan tak berbalik karena kakinya terasa berat meski hatinya sangat ingin melarikan diri. ia merasa otaknya membeku seketika.

"kenapa kau terus mencari alasan untuk memisahkan Taehyung dengan tunangannya?"

"kenapa kau menangis disaat Taehyung tidur dengan teman baikmu? Bukankah seharusnya kau bahagia? Mereka akan menikah beberapa hari lagi tapi kenapa kau tak ingin menemui Taehyung?" tanya Taehee bertubi-tubi.

"aku hanya benci padanya karena ia melukai Naeun, Naeun hampir kehilangan hidupnya karenanya. Itu saja" teriak Suzy kencang.

"jika Naeun sudah memaafkannya dan menerima Taehyung sebagai suaminya, kenapa kau masih disini dan tak ingin keluar rumah? Kenapa kau tak menemuinya dan mengatakan kemarahanmu seperti saat kau menemukan Kai tidur dengan teman SMA-mu?"

"kenapa kemarahanmu terhadap Taehyung dan Kai tidak sama? Kau pikir apa alasanya?"

Taehee melangkah mendekati putrinya. Suzy masih diam dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"kau merasa kehilangan Suzy-ya, kau tak sadar perasaanmu padanya karena ia yang selalu ada untukmu." Lirih Taehee sembari mendekati Suzy.

"kau bisa menangis sesuka hatimu karena kau tahu bahwa akan selalu ada Taehyung yang menghapus air matamu dan melindungimu"

"bahkan Kim Myungsoo membuatmu salah paham akan hatimu. Kau tak ingin kehilangan Taehyung, karena itu kau menggunakan Kim Myungsoo sebagai alasan. Kau terlalu muda tapi juga terlalu naif putriku. Kau harus melihat kedalam dirimu sebelum kau melihat perasaan Naeun" ungkap Taehee tepat disamping Suzy sembari menghadap telinga Suzy.

Suzy meneteskan air matanya tanpa ia sadari. Suzy teringat saat ia menangis akibat melihat Myungsoo melamar Yoona, ia sedih saat itu. apa benar bahwa ia tak mencintai Myungsoo?

Ia teringat saat matanya ditutup oleh Myungsoo karena adegan itu, ia ingat ketika ia menangis dipinggir trotoar dan Taehyung hanya memayunginya dari belakang. Taehyung memang selalu terasa hangat.

Apa kehangatan yang selalu menyelimutinya itu membuatnya tak sadar betapa ia membutuhkan orang itu? orang yang selalu ada untuknya. Suzy kembali meneteskan air matanya.

Ia teringat saat ia mabuk dan melakukan dial call untuk Taehyung. Saat itu Taehyung selalu menjadi dial call nomor satu miliknya. Itu tidak pernah berubah sampai detik ini.

Suzy ingat saat ia dengan percaya dirinya mengatakan pada ahjussie itu bahwa Taehyung-nya akan datang meski ia bahkan tak mengucapkan sepatah katapun agar Taehyunng menjemputnya.

Kebiasaan Taehyung yang selalu mencarinya dan menemukannya dimanapun ia berada membuat Suzy mempercayai Taehyung sepenuhnya. Suzy baru sadar betapa dirinya sendiri mempercayai pria itu tanpa ragu sedetikpun.

Air mata Suzy kembali menetes, tatapannya kosong sekarang. Ia tak tahu, ia bingung akan perasaannya. Apa benar bahwa ia mencintai Taehyung? Bukan Kim Myungsoo tapi Taehyung?

"sekarang sudah terlambat sayang. Waktu tidak akan berputar kembali. Tidak bahkan sedetikpun" bisik Taehee dengan tatapan penuh kesedihan.

Suzy menatap ibunya dengan air mata yang membanjiri wajahnya. Ia menunduk kemudian berlari ke kamarnya. Suzy masuk dan mengunci dirinya tanpa sepatah katapun dari bibirnya.

"apa kau puas?" tanya tuan Bae menatap istrinya dengan tatapan lesu.

"kenapa kau harus mengatakan semua itu disaat hal itu hanya akan melukai Suzy semakin dalam?" tanya tuan Bae.

"bukankah kau ingin putri yang kuat? Ia tidak akan menjadi apa-apa jika terus seperti ini. Bagaimana mungkin kita bisa mengharapkan kebahagiaan untuknya jika ia bahkan tak bisa melihat perasaannya sendiri?" ujar Taehee tegas kemudian meninggalkan Rain.


-Home; My little princess-


Suzy duduk di ruang bawah tanah café miliknya. Disana ia meneguk segelas wine dengan tenang. Matanya kosong menatap foto dirinya, Kai, Taehyung dan Naeun yang terpajang didinding yang ada disana.

Suzy diam tanpa memperlihatkan ekspresi apapun sedikitpun. Suzy tahu bahwa sejak tadi hp nya bergetar karena pesan yang masuk tapi Suzy tak perduli.

"ahjussie, apa aku benar-benar sebodoh ini?" batin Suzy pelan.




To be continue .  .  . . . 

Home; My Little PrincessWhere stories live. Discover now