White Collar Crime [C]

WCC | 18

Demi menutup satu kebenaran, satu nyawa perlu digadaikan.

◾◾◾◾◾

MERIAH sekali asap rokok yang keluar melalui celah bibirnya. Bibirnya kemudian mengukir senyuman sinis. Mata pula turun ke bawah.

Satu tangan memegang rokok. Satu lagi sibuk membelai sniper yang baru saja dia dapatkan petang tadi.

Diusap lembut picu sniper itu. Senyumannya semakin lebar. Anak mata fokus merenung setiap inci senjata tersebut.

Ah, tak sabar mahu beraksi.

"Nil?"

Anak matanya bertukar arah. Figura yang berdiri di depannya itu dipandang.

"Sure mai ka?"
(Are you sure?)

"Chai krab."
(Yes)

Sepatah saja dia membalas. Mata kembali menatap sniper. Rokok disua ke bibir, dihisap penuh nikmat kemudian dihembus lembut ke udara.

Cantik.

Senyuman kecil terukir.

"Chan mai khao jai ka."
(I don't understand)

Terus mati senyumannya. Rahang diketap. Lalu dijeling gadis yang masih berdiri di situ.

"Which one you don't understand?"

Keras nadanya kali ini.

Gadis itu tersentak. Lalu dia menggeleng.

"Kor tod ka."
(I'm sorry)

"Pood eek tee dai mai krab."
(Please say that again)

Sniper diletakkan di atas meja. Rokok dibiarkan di celah bibir. Perlahan-lahan dia berdiri. Gadis itu direnung bersama senyuman sinis. Cukup sinis.

Tidak sempat gadis itu melangkah keluar, cepat saja lengannya ditarik lelaki itu. Tubuhnya kemudian ditolak kasar ke dinding.

Air matanya gugur. Matanya dipejam. Tidak berani bertentang mata dengan lelaki itu. Sebelah tangan naik menyentuh tangan kekar yang semakin kuat mencengkam lehernya.

"Yud..."
(Stop)

Semakin sinis senyuman lelaki itu. Dia sebenarnya suka dirayu begini.

"What? I can't hear you."

"Yud—"

Terus ditolak kasar gadis itu sehingga jatuh ke atas lantai. Tangisannya mulai pecah.

"Sia jai duay na ka."
(I'm sorry)

Lelaki itu memohon maaf bersama mimik muka yang dibuat-buat. Langkahnya kemudian diatur ke arah sniper yang terletak cantik di atas meja. Diambil sniper itu lalu diacu ke arah gadis itu.