Chapter 25: pernyataan

250 39 69
                                    

Tekan Bintang
___________________________

"Tau lah serah lu aja" canda bangkit dari duduknya berniat ingin pergi dari hadapan pangeran

Tapi saat ia ingin bangkit pandangannya kabur tak dapat melihat dengan jelas kepalanya berat dan.......

Brukk

Canda pingsan tepat di depan pangeran

"Canda lo kenapa can? bangun can bangun" pangeran menepuk-nepuk pipi canda

"Candaa" teriak veli "ayo bawa canda ke uks pangeran"

Pangeran segera menggendong canda menuju uks. Perasaan Pangeran tak karuan saat ini ia sangat cemas pada canda

Uks, Sma Merah Putih

Sedari tadi pangeran bulak-balik tak jelas untuk mengecek keadaan canda

"Hehh,ini canda kenapa gak sadar-sadar" tanya pangeran pada petugas pmr yang menjaga uks

"Tar juga sadar tenang aja lagian dia cuma pingsan karna telat makan"

"Lo bilang tenang!cuma pingsan,kalo sampe canda gak bangun-bangun gue gorok kepala lo terus gue anyutin kelaut!!" Kemudian pangeran masuk ke dalam ruang uks tersebut

"Astagfirullah"ucap petugas pmr tersebut

"Canda" lirihnya,kini pangeran tengah berada di samping canda

"Lo cepet bangun dong" ia memegangi lengan canda dan menciumnya berkali kali

Pangeran menangis entah kenapa ia jadi sangat emosional seperti ini jika menyangkut canda

"Hiks hiks bangun can hisk huwa lo gak kasian sama gue?gue cemas" ucapnya seolah tengah berbicara dengan canda

"Heh itu si pangeran alay banget si,cuman pingsan juga pake nangis segala" suara berbisik-bisik yang cukup menusuk pangeran ia tak tahan lagi

"Heh lo itu disini buat ngerawat orang sakit!!bukan malah gibah goblog" orang yang tadi berbisik-bisik hanya diam dan menunduk

Canda pov

Suara perdebatan sangat jelas terdengar di telingaku. Rasanya susah sekali untuk membuka mataku

Aku merasa ada seseorang yang memegang tanganku

"Canda lo bangun ya,gue cemas gue gak mau lo kenapa-napa" tanganku dipegangnya semakin erat

"Gue pengen nyatain perasaan gue canda,jadi gue mohon sadar" tetesan airmata yang aku rasakan ditanganku

Membuatku sedikit demi sedikit membuka mataku dan betapa terkejutnya aku melihat pangeranlah yang menundukan kepalanya dan ia menangis sambil memegang tanganku

Author pov

"Gue sayang sama lo can,gue sayang banget"

"Gue gak mau kehilangan lo,gue bukan anjalin yang di film khuc khuc hota hai yang rela ngorbanin perasaannya demi orang yang dia suka. Gue gak setegar dia gue gak akan pernah rela kalo lo sama orang lain"

"Hahaha tapi sayang kayanya gak ada kesempatan sedikitpun buat gue dihati lo. Karna gue tau lo lebih suka dion atau mungkin lo sangat-sangat suka sama dion"

"So tau" suara itu membuat pangeran terlonjak kaget

"Canda lo udah bangun?"

"Keliatannya?" Pangeran segera memeluk canda

Ada apa sama hati gue?- canda

"Ehh maen peluk aja lo" pangeran segera melepaskan pelukannya "ehh maaf terlalu bahagia gue"

"Tadi lo bilang apa?" Tanya canda

"Nggak" jawabnya datar

Kenapa lo gak ngomong lagi kalo lo takut kehilangan gue -batin canda

"Oh" ketus canda

"Yaudah sekarang lo makan dulu ya,abis itu minum obat"

"Gue mau balik ke kelas" pangeran segera menggelengkan kepalanya "no no no lo gak boleh ke kelas!karna lo masih sakit"

"Tap-

"MAKAN!" Bentak pangeran

"Iya" canda segera mengambil semangkuk bubur ditangan pangeran "gue suapin"

"Engga"

Dengan terpaksa akhirnya canda makan terlebih dahulu dan meminum obatnya

"Sekarang gue udah makan dan minum obat sekarang gue mau ke kelas"

"Engga boleh lo disini sampe jam pulang dan gue udah minta ke guru yang ngajar kelas lo,kalau lo sakit. Sekarang istirahat"

"Gue mau keluar,lo disini sendiri gapapa kan?"

"Hemm"

Pangeran segera meninggalkan ruang uks dan ia bukan pergi ke kelasnya atau ke kantin melainkan pergi ke rooftof

Di roftof sudah ada rafa dan rey yang tengah duduk sambil memakan cemilan

"Pangeran gimana canda?" Tanya rey "dia udah sadar,udah makan obatnya dan sekarang dia lagi istirahat"

"Alhamdulilah" ucap rafa dan rey bersamaan

"Terus kenapa muka lo sedih gitu,lo masih khawatir sama canda?" Tanya rey

"Gapapa"

"Lo jangan boong kita itu udah temenan dari lo masih kecil mungil kek upil tau gak" ucap rafa mencairkan suasana

"Lo kira gue kecilnya segede upil apa itu si lo" jawab pangeran

"Heh-heh lo gaboleh ngomong gitu sama rafa,gue kan sama dia kembar masa kecilnya segede upil bangke lo!!"

"Iya in aja say,gue mau cerita nih dengerin!"

"Iya didenger telinga kita juga masih nempel jadi pasti kedenger" ucap rafa sambil memegangi telinganya

"Jadi gini gue udah nyatain perasaan gue ta-

"Wahh bagus lah" ucap rey memotong ucapan pangeran

"Bentar dulu bege,gue belum selesai" rey hanya tersenyum sambil mengangguk-nganggukan kepalanya

"Tapi gue gak tau canda denger atau enggak soalnya pas gue ngomong canda masih pingsan"

plak,rafa dan rey menepuk jidatnya sendiri

"Astagfirullah nih bocah perlu dirukiah nyatain perasaan pas si cewe pingsan mana tau tuh si candanya"

"Bener tuh si rey,terus kan sekarang canda udah sadar cepet gih nyatain perasaan lo"

"Tapi"

Tbc♡

Akhirnya bisa up chapter ini setelah sekian lama cari inspirasi

Maaf kalo chapter ini garing:(

Makasih udah mau membaca chapter jangan lupa tekan bintang☆

Tetep tungguin chapter selanjutnya

Apa pangeran bakal nyatain perasaannya lagi?coba tebak?

Typo dimana-mana^-^

[✔] PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang