Part 37 (Kingsley gay??)

ابدأ من البداية
                                    

Tiba-tiba gadis itu mengingat percakapannya dengan Ali dulu di dalam mobil. Saat itu mereka baru menikah setahun yang lalu.

--FLASH BACK ON--

Ali tidak tau orang yang Sisy hubungi sedang mengatakan apa. Ali tidak mendengarkannya karena Sisy mengenakan earphone sekarang.

"..."

"Jangan ngejek trus kak!" cibir Sisy tak suka.

"..."

"Ya terima kasih! Oh ya! Kapan balik ke Indonesia, gak kangen lontong sama gado-gado apa? Gak bosen makan mie ramen mulu," olok Sisy menggoda padahal sebenarnya dihatinya dia sangat merindukan saudarinya itu.

"..."

"Ish! Mala ketawa! Aku serius tau kak! Udah lima tahun kita pisah, aku kangeeenn,"

Tiba-tiba Ali menoleh menatap Sisy tiga detik, suaranya yang lembut saat mengatakan kangeeen sangat menggoda dihatinya. Ya Ali begitu karena gadis itu belum pernah semanja itu kecuali sama Maminya. Dan Ali tidak pernah mendengarkan Sisy berucap kangen baru kali ini. Hal itu berhasil membuat Ali gemes, walaupun dia bawel dia tetap sosok perempuan yang ah entahlah, menggemaskan.

"Trus kapan balik ke Indonesia?" tanya Sisy lagi.

"..."

"Yahhh, kok gituh. Ya udah deh, serah!" Sisy mulai ngambek gak jelas.

"..."

"Gak ngambek kok! Lagian ngambek juga rugi. Kakakkan jauh di negri Sakura!" tukasnya sedih.

"..."

"Oh ada tuh! Di sebelah ku lagi fokus nyetir," Sisy mulai menggerakkan handphonenya ke arah Ali yang menyetir tapi Ali sama sekali tidak melihat handphone Sisy.

"Ish Om-om mesum! Lihat hp gua napa! Kakak gua mau lihat muka lu!" bentak Sisy seperti biasa.

"Entar aja gua lagi fokus nyetir," tolak Ali dingin.

"Ya udah kalo gak mau lihat kakak gua, jangan nyesel lu!"

"Kenapa harus nyesel?" cicit Ali masih tidak menoleh ke arah Sisy.

"Karena kakak gua ganteeeeng banget," goda Sisy dan dia mulai tertawa. "Hahahaha!"

"Gila lu ya! Lu kira gua jeruk makan jeruk, dasar bini sinting!" bentak Ali tidak suka.

Tapi Sisy tetap tertawa dan wanita di video call itu juga tertawa. Sisy bisa melihatnya dari layar handphonenya.
Wajah mereka yang mirip sempurna. Ya karena mereka saudara kembar.

"..."

"Biarin!" sentak Sisy masih melihat layar Handphonenya. "Siapa suruh dia ngabaikan kakak,"

Ali lalu melirik Sisy dan kembali fokus ke jalan raya. Ali menggeleng dalam diam.

Satu menit kemudian earphone itu terlepas dari telinga Sisy, panggilan video call berakhir dan percakapan dalam rumah tanggapun mulai keluar dari bibir mereka berdua.

--FLASH BACK OFF--

Saat itu lah Sisy sadar Ali masih mengira kakaknya di Jepang itu cowok! Oh ya ampun! Kenapa Ali percaya candaanya sih?

Ali bangkit lalu berdiri dari tempat tidurnya dia melihat Sisy tanpa rasa marah lagi.

"Kita sudahi aja pembicaraan bodoh ini! Gua gak akan ngelarang lu deket-deket dengan cowok gay itu! Lagian dia gay jadi dia gak akan tertarik sama lu! Astaga Sisy! Sebaiknya kakak lu jangan datang lagi ke Indonesia biar musnah orang-orang gila seperti King itu!" cerocos Ali panjang lebar.

"Kenapa sih teman-teman lu aneh-aneh semua! Yang bencong lah yang gay lah besok apa lagi,"

Sisy kembali bengong dengan ocehan Ali yang jelas-jelas membuatnya berfikir keras. Mungkin yang di maksud Ali Rudiana temannya yang emang abu-abu tapi Kak King dia normal dia gak gay karena yang kak King suka itu cewek dan cewek itu kakaknya Sisy. Dasar Ali bodoh kenapa dia percaya sama candaan Sisy waktu di mobil dulu. Lagian Ali juga salah kenapa waktu itu gak mau lihat ke layar handphonenya.

Dasar suaminya itu membuat dia bingung saja.

Sisy menggaruk kepalanya yang tidak gatal dia bingung harus menjelaskan apa dengan Ali. Tetap bungkam soal jenis kelamin kakaknya atau jujur mengatakan kakaknya itu cewek dan mereka kembar!! Tapi kalo Sisy bilang apa Ali tetap mengizinkan dia berteman dengan Kak King! Dan sayangnya Sisy meragukan soal itu. Ali pasti tetap pada pendiriannya melarangnya menemui King.

"Ali...lu serius ngebolehin gua deket dengan Kak king?" mata Sisy berbinar-binar karena bahagia.

Ali mengangguk lalu kembali melangkah ke sisi pintu, "Boleh, gua keluar dulu. Gua mau bicara sama Mama, lu istirahat aja. Besok pagi kita pulang, lu gak papakan besok gak sekolah dulu soalnya seragam lu adanya di apartemen gak di sini,"

"Ada kok!" pekik Sisy meyakinkan. "Tanya aja sama Mama! Tadi kan gua di apartemen gak sempet ganti seragam jadi pas di bawa Papa gua masih pake baju sekolah,"

"Oh..oke," Ali tidak berkata panjang lebar lagi dia keluar dari kamar itu meninggalkan Sisy dengan sejuta pikirannya yang bikin pusing.

Sisy menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, dia bergumam pasrah, "Maafin Sisy Kak King, terpaksa Sisy gak jelasin ke Ali kalo kak King itu normal gak gay,"

Lalu Sisy menghembuskan nafasnya, "Hufh! Kalo Ali tau dia pasti bukan cuma mindahin sekolah gua tapi kak King pasti di bikinnya babak belur."

....

Di ruang keluarga Ali hanya berbicara berdua dengan Mamanya. Maklum saja Mark masih tampak enggan melihat wajah Ali. Dia masih belum puas menghajar putranya itu.

"Mama mau ngomong apa sama Ali?" pria itu tepat duduk di sebelah Mamanya di kursi panjang. Dia kelihatan tidak sabaran.

"Sini Mama kompres dulu biar gak bengkak," Sharon tampak telaten menggerakkan kain basah itu di wajah Ali. "Bibir kamu sampe luka gitu, kalo gak di obatin besok tambah parah Ali,"

"Ssstt..," Ali meringis menahan perih. "Terserah Mama.., yang penting cepetan Mama ngomong Ali gak mau lama-lama ninggalin Sisy sendirian Ma,"

"Iya sayang," Sharon masih menekan pipi Ali dengan alat kompres di tangannya. Wajah Sharon berubah serius tapi masih tampak tenang.

"Besok telvon Haikal dia mau ngomong soal kesehatan Sisy,"

"Kesehatan Sisy? Maksud Mama?" wajah Ali yang tadinya tenang berubah seratus persen. Dia menarik tangan Mamanya, Ali tidak ingin di kompres lagi. "Sisy sakit?"

"Mama gak tau sayang, Haikal gak ngomong apa-apa ke Mama. Haikal gak ngomong Sisy sakit nak, Dia cuma bilang minta kamu segera telvon dia, dia mau ngomong soal kesehatan Sisy, gitu doang," Sharon kembali mengompres Pipi Ali tapi di tepis pemuda itu.

"Mama stop! Gak usah kompres lagi! Ali mikirin Sisy sekarang! Itu artinya Sisy sakit Ma! Ali harus telvon Bang Haikal sekarang!" tangannya merogoh saku celananya. Tapi sayangnya handphonenya tidak ada di dalam saku celananya.

"Sial!" umpat Ali kesal.

"Kenapa nak?"

"Handphone Ali di kamar, Ali pergi dulu Ma!" buru-buru Ali pergi meninggalkan Mamanya sendirian.

"Ya ampun anak itu gak sabaran banget sih!" Gerutu Sharon.

Di setiap langkah kaki Ali yang semakin cepat ke kamarnya dia bertanya-tanya tentang maksud ucapan Haikal, "Kenapa Sisy? Kenapa dengan kesehatannya? Kenapa dengan gadis ku?"

Tbc.,

Selamat sore

Mau up tahun depan tapi gpp skrg aja...

Anggap aja hadiah dari aku karena uda 7k followers

01.09 wib
Senin, 07 Januari 2019

Re-post: 05.10 wib
Sabtu, 26 Desember 2020

KeGATELaN [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن