Chapter 16

324 24 7
                                    


Rumah tersebut kosong dan gelap. Hanya ada lilin dan beberapa lampu kecil yang menyala. Namun, pencahayaan tersebut tidak membantu Sougo dan Tsuki untuk bisa melihat lebih jelas.

"Menunduk!" kata Sougo. Sougo dan Tsuki berjongkok. Suara kunai menancap di pintu terdengar. Sougo berguling ke kanan, sedangkan Tsuki berlari ke kiri. Mereka bersembunyi di belakang sofa yang ditutupi kain putih.

Mereka mendengar ada suara benda berat yang dibanting ke lantai.

"Sial!" Sougo mendesis. "Tsuki, tiarap!"

Bunyi gatling gun bekerja terdengar. Sougo dan Tsuki langsung tiarap. Peluru-peluru menghajar sofa tempat mereka berlindung dan juga dinding di belakang mereka.

Tsuki telungkup di lantai. Kedua tangannya menutup telingannya. Bunyinya berisik sekali dan hal itu membuat jantungnya berdebar hebat.

Wajah Gintoki terus muncul dalam kepalanya. Di saat seperti ini, dia ingin Gintoki datang menyelamatkannya. Tapi, Gintoki tidak muncul di mana pun.

Suara gatling gun berhenti berbunyi dan lampu tiba-tiba menyala.

"Shinsengumi," suara seorang pria terdengar dengan jelas di ruangan yang besar itu. "Kenapa kalian selalu menghalangi kami."

Sougo berdiri menampakkan dirinya. "Kobo Tabata. Tangan kanan Hitsugi. Kenapa kalian tidak menyerah saja dan mencari pekerjaan lain selain mencari jantung Utsuro?"

Tsuki memperhatikan Sougo yang dengan penuh percaya diri menampakkan dirinya. Tsuki tetap diam di tempat tanpa berusaha mencari tahu seperti apa sosok Kobo Tabata.

"Kami hanya ingin menyelesaikan apa yang diinginkan Hitsugi-sama dan Utsuro-sama. Kami hanya melakukan apa yang mereka perintahkan," ucap Kobo. "Mereka boleh saja mati. Tapi, tidak dengan semangat kami."

"Barang yang kau cari tidak ada di Edo," kata Sougo. "Menyerahlah dan pergi dari sini. Shinsengumi akan melepaskan kalian jika kalian menuruti perintah itu."

Tabata tertawa. "Hitsugi pernah bilang, kami harus menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalan kami. Jika Shinsengumi menghalangi kami, kami akan menghabiskan mereka satu per satu. Di mulai dari dia."

Sougo melotot. Tsuki mendengar ada tangisan seorang bayi.

"Ini anakmu, Okita Taichou?" tanya Tabata. "Haruskah, dia melihat ayahnya mati, atau ayahnya yang melihatnya mati?"

"Jangan lukai dia!" teriak Sougo. Nadanya terdengar marah. "Dia terluka, aku hancurkan kepalamu!"

"Hadapi mereka dulu," kata Tabata. "Aku menunggumu di atas. Itu juga kalau kau selamat."

"Tsuki!" Sougo berteriak.

Bantu aku, Gintoki.

Tsuki berdiri dan melempar kunai-nya. Lima orang jatuh ke lantai. Tapi, ada lebih dari 20 anggota Naraku dalam ruangan tersebut.

Sosok yang bernama Kobo Tabata berada di lantai atas. Dia berbalik dan berjalan menuju lorong di belakangnya.

Para anggota Naraku berlari ke arah Tsuki dan Sougo. Sougo menembak mereka dan tujuh orang jatuh ke lantai. Tsuki melempar kunai-nya dan lima orang jatuh ke lantai.

Beberapa anggota Naraku tiba-tiba bertambah banyak. Sougo menjatuhkan pistolnya, mengeluarkan pedangnya dan berlari ke arah gerombolan Naraku. Tsuki mengikuti Sougo sambil menggenggam kunai-nya.

Sougo dan Tsuki bertarung. Sougo menghajar tiga orang, dan Tsuki dua orang. Pandangan Sougo mendadak tertuju pada gatling gun yang berada di lantai atas. Ujung senjata tersebut mengarah pada Tsuki.

Die Another Day 3Where stories live. Discover now