29. TALK TO YOUR PARENTS

30 3 0
                                    

Apa lagi yang harus diperjelas, jika sepasang insan saling mencintai? Cinta itu indah, itu yang harus kamu ketahui. Tiada cinta yang menyakitkan, yang memberikan sakit itu hanya ketahuan seseorang terhadap keburukan yang belum ia ketahui.

**********

Siang pun menjelang, tepat pukul satu setelah menyelesaikan makan siangnya, Irtiza dan Amyra benar-benar datang menghampiri Ayah dan Ibu Amyra. Berlalu meletakkan sebuket bunga, Irtiza pun melantunkan doanya, yang diiringi dengan keheningan Amyra dalam keterpakuannya menatap teduh makam kedua orang tuanya itu.

"Ayah, Ibu perkenalkan, saya Irtiza Wazni. Senang bisa menyapa kalian" Ujar Irtiza sopan.

"Mmm... Izinkan saya menjaga dan memiliki putri Ayah dan Ibu satu-satunya ini. Ehng... Mungkin saya tidak bisa berjanji untuk membahagiakannya, tapi... Saya akan selalu berusaha untuk membahagiakannya. Terima kasih" Sambung Irtiza gaguk lucunya membuat Amyra cekikikan mendengarnya.

Jelas saja Amyra merasa geli, biasanya Irtiza tidak segugup ini saat berbicara. Ia bahkan bisa tampil memukau saat berbicara diatas panggung dan didepan para mitranya.

"Ibu dan Ayah aku ngga bakalan makan kamu. Jadi kamu rileks aja, oke"

"Ehng... Oke" Sahut Irtiza, berlalu menghela nafasnya, ia pun kembali berkata,

"Ayah, Ibu, terima kasih karena telah membesarkan anak kalian dengan baik. Serahkan saja sekarang semuanya kepada ku, karena aku yang akan menjaganya mulai sekarang. Aku yakin, karena kebersamaanlah cinta itu hadir. Karena perhatiaannya yang menjadikannya abadi. Bukan ketampanan ataupun kecantikan yang akan menghilang suatu saat nanti. Aku benarkan Ayah, Ibu?" Ungkap Irtiza tenang, Amyra pun tersenyum manis mendengarnya.

**********

Di tempat lainnya, dimana GM Danial berada sekarang. Ya... Tepatnya di kamar Irtiza, yang memang masih tersimpan rapi di rumahnya.

GM Danial tidak ada niat untuk mengubah, ataupun mendekorasi ulang kamar Irtiza. "Biarkan saja, biar nanti saat Irtiza hendak menginap disini, ia tetap bisa memiliki kenyamanannya"

"Ha... Anak ini memang tidak berubah, sama persis seperti Ibunya, suka membaca buku. Lantas sifat apa dari ku yang menurun kepadanya?" Celoteh GM Danial seraya menyentuh buku-buku yang tersusun rapi diatas rak meja kamar Irtiza.

GM Danial sangat menyayangi Irtiza. Tentu saja, orang tua mana yang tidak mengasihi anaknya? Bahkan seorang kucing pun, akan cepat menghampiri jika sang anaknya memanggil. Ya... Yang Ayah Irtiza harapkan sekarang adalah, Irtiza akan selalu bahagia. Bukan hanya dalam kehidupan berbisnisnya saja, tapi pula kehidupan cintanya.

"Tuan..."

"Iya Hera?"

"Chefnya sudah datang, mereka menyarankan beberapa menu. Apa Tuan ingin memilihnya secara langsung?"

"Tentu saja. makan malam hari ini sangat sepesial Hera, karena calon menantu ku akan datang" Seru GM Danial berlalu beranjak dari duduknya, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kamar luas Irtiza.

Calon menantu? Ha... Apa-apaan ini.

**********

Sore pun tanpa terasa menjelang sudah. Tepat di toko bunga Alesha, terlihat Kevin melangkah tenang disana, menghampiri Alesha yang tengah berdiri seraya merapikan meja kasirnya.

"Happy Anniversary sayang" Ucap Kevin seraya memeluk kekasihnya itu dari belakang, membuat Alesha kaget lantas tersenyum manis karenanya.

Sebuah boneka lebah pun Kevin berikan kepada Alesha, Kevin tahu kalau Alesha sangat mengagumi lebah, ketika Kevin tanyakan kenapa? "Karena filosofi lebah sangatlah indah. Jangan malas untuk mencari tahu kenapa? Kamu akan mengerti sendiri kenapa aku mengagumi lebah?" Seperti itulah jawaban yang akan dilontarkan Alesha.

"Happy Anniversary too my honey. Makasih ya" Ucap Alesha balik.

"Iya sama-sama"

"Duduklah disini sebentar, aku taruh bonekanya di tas dulu ya, biar ngga terbang" Canda Alesha membuat Kevin tersenyum geli mendengarnya.

Alesha pun berlalu sejenak menghampiri tasnya yang tidak terlalu jauh dari meja kasir dan beberapa detik kemudian, ia pun tampak kembali melangkah tenang menghampiri kekasihnya itu.

"Kamu semalam jadi, menginap di rumah Amyra?" Tanya Kevin, setelah memastikan Alesha mengambil duduk nyamannya.

"Iya jadi" Jawab Alesha singkat, namun berlalu menghelakan nafasnya membuat Kevin lantas menatap Alesha teduh.

"Ada apa?"

"Amyra menangis semalam"

"Sudah ku duga. Hems... Pasti gara-gara perkataan dua pegawai Hotel kemarin" Tebak Kevin, kini ia lah yang menghela berat nafasnya. "Aku itu udah khawatir banget, Amyra bakalan tumbang kayak gini. Hems... Untungnya ada kamu sayang. Makasih ya"

"Kamu sayang banget ya sama Amyra?"

"Iyalah, Amyra itu udah seperti keluarga bagi ku" Ungkap Kevin, tapi kemudian tampak berlalu menyipitkan kedua matanya. "Jangan bilang, kamu cemburu sama Amyra? Jangan kayak Irtiza dong sayang, yang berpikiran kalau kita ada something"

"Haha... Nggalah, mana mungkin aku cemburu sama Amyra? Amyra itu sahabat terbaik aku. Aku nanya kamu, karena aku itu merasa berterima kasih banget ke kamu. Terima kasih sayang, karena sudah tulus sayang sama Amyra"

"Hems... Syukur deh kalau kamu berpikiran gitu. Mmm... ya udah, kita buruan nikah aja yok" Ajak Kevin tiba-tiba membuat Alesha tertegun mendengarnya.

"Mmm... Oke, aku mau aja sih. Tapi, bisa kita nunggu sebentar?"

"Nungguin siapa sayang?"

"Nunggu Irtiza sama Amyra nikah?"

"Loh, emangnya mereka udah tetapkan tanggal pernikahan?"

"Belum sih... Tapi aku yakin, sebentar lagi ada undangan mereka yang bakalan mampir kerumah kita" Ujar Alesha percaya diri.

"Haha... Kamu itu ada-ada aja sih sayang. Ya udah, aku turut kamu deh" Tungkas Kevin mengalah. "Mmm... Kira keluar yok" Ajak Kevin.

"Kemana?"

"Ke taman bunga gardenia"

"Taman bunga gardenia?"

"Iya, kamu harus dengar history terciptanya taman bunga gardenia itu"

"Kenapa?"

"Udah, ikut aja. Oke..."

"Hems... Iya-iya"

BABY BREATH FLOWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang