18. WHO?

70 5 0
                                    

Seperti mimpi didalam tidur, yang terkadang hilang dan terlupakan. Mana ada seorang manusia yang cintanya ingin seperti itu. Mereka ingin cinta yang nyata, seperti manisnya bunga yang bisa dilihat oleh mata.

**********

Langkah kaki Amyra dan Irtiza pun terhenti, tepat di taman Gardenia Hotel's. Cukup sepi untuk meluapkan semua kekesalan dan kemarahan yang ada. Ya... Amyra siap menerima segala kemurkahan yang akan kembali dilontarkan oleh Irtiza malam ini.

Irtiza pun berlalu memutar sudut pandangnya, menatap Amyra yang sejak tadi menundukkan kepalanya, karena rasa bersalah sekaligus rasa takut yang menderanya.

"Saya menginginkan kasih sayang seorang Ibu" Ujar Irtiza, sukses membuat Amyra mengangkat kepalanya dan menatap diam Irtiza yang sejak tadi nyatanya menatapnya dengan sorot mata sendunya.

Amyra bingung, kenapa Irtiza tiba-tiba saja berkata seperti itu? "Saya begitu marah kepada Tuhan, kenapa memanggil Mama saya begitu cepat sebelum saya menikmati kasih sayangnya, yang kata buku, kasih sayang seorang Ibu tidak akan pernah lekang dimakan waktu" Sambung Irtiza berkata, kian membuat Amyra miris mendengarnya.

Seraya masih menatap lekat Irtiza, Amyra pun akhirnya berkata pula, "Saya juga merindukan sosok seorang Ibu, begitu juga sosok seorang Ayah. Anda beruntung karena masih memiliki seorang Ayah, dan saya juga begitu, karena masih sempat merasakan kasih sayang seorang Ibu dan Ayah. Tidak ada yang salah di dunia ini, yang salah hanya cara manusianya bersikap" Ungkap Amyra sendu, membuat Irtiza sejenak termenung, namun kemudian menghela nafasnya.

"Itu kamu tahu, betapa beruntungnya saya karena saya masih memiliki seorang Ayah" Tutur Irtiza, Amyra pun tampak mengerutkan dahinya.

"Ayah saya sudah menyerahkan sepenuhnya kepercayaan kepada saya untuk memimpin Gardenia Hotel's. Tentu saya selalu berusaha untuk tidak membuatnya kecewa. Maaf kalau saya begitu kasar ke kamu tadi sore. Tapi jujur, bukan maksud saya membenci keputusan kamu. Saya sangat berterima kasih, karena berkat kamu saya memiliki waktu istirahat saya. Tapi... Tolonglah mengerti, saya hanya seorang anak yang hanya memiliki niat kecil sekarang, ya... Niat kecil untuk membahagiakan Ayah saya" Celoteh Irtiza. Hems... Kian menambah rasa bersalah dihati Amyra saja.

"Tidak Pak, saya lah yang seharusnya meminta maaf kepada Bapak. Saya yang salah disini, seharusnya saya mempertimbangkannya dulu, sebelum saya melakukannya. Maafkan saya Pak" Utara Amyra sembari menundukkan kepalanya kembali.

Tapi lucunya, bukannya menanggapi permintaan maaf Amyra itu, Irtiza malah menyunggingkan senyum menawannya.

"Kamu sudah bekerja dengan baik hari ini Sekretaris Amyra. Pulanglah ke rumah dengan selamat, sampai bertemu di gathering karyawan besok" Akhir Irtiza, lantas berlalu melangkahkan kakinya, meninggalkan Amyra yang sukses terpaku melepas kepergian penuh tanya atasannya itu.

"Dia maafin aku atau ngga ya?" Pikir keras Amyra di malam itu.

**********

Pagi pun tanpa terasa kembali menyapa, tepat di area parkir Gardenia Hotel's tampak sudah dipenuhi oleh beberapa karyawan disana. Yap... Seperti yang Irtiza katakan semalam kepada Amyra, hari ini adalah acara gathering tahunan yang selalu diadakan pihak Gardenia Hotel's untuk menyegarkan para pegawainya secara bergantian.

Setelah kemarin staff bagian bawah menyelesaikan gatheringnya selama dua hari dengan baik, kini giliran staff atas serta manager lini pertamanya hari ini. Ya... Termasuk Irtiza lah disana.

"Kevin..." Panggil seseorang berbisik dari balik bus yang akan mengantarkan para karyawan menuju lokasi gathering. Betapa terkejutnya Kevin, nyatanya Alehsa yang memanggilnya.

"Alesha. Ada apa?" Tanya Kevin ikut berbisik juga, tentu saja takut kalau Irtiza melihat keberadaan Alesha disana.

"Ibu dan Ayah menyuruh ku untuk memberikan ini kepada mu. Ayah bilang, biar kamu ngga kedinginan disana" Terang Alesha seraya memberikan jaket tebal kepada Kevin.

Tapi... Tanpa mereka sadari, nyatanya Irtiza tampak terpaku menatap kebersamaan Kevin dan Alesha itu. Keningnya tampak mengerut, jangan bilang Irtiza mengingat siapa Alesha?

"Pak, kita sudah siap berangkat" Kata Amyra saat menghampiri Irtiza, tapi keterdiaman Irtiza akhirnya membuat Amyra berlalu mengikuti kemana arah pandang Irtiza melihat, sehingga membuatnya mengacuhkan perkataan Amyra itu.

Betapa kagetnya Amyra, ketika menyadari keberadaan Alesha, sahabatnya itulah yang membuat Irtiza terpaku. "Siapa dia?" Tanya Irtiza, lantas membuat Amyra mengalihkan pandangnya lagi ke Irtiza. Amyra sedikit kaget namun sekaligus lega, nyatanya Irtiza tidak mengenali wajah Alesha.

"Dia Alehsa, pacarnya Residence Manager Kevin" Jawab Amyra gaguk.

Irtiza yang mendengarnya pun seketika saja berlalu menatap bingung Amyra. Ya... tentu saja Irtiza tertegun mendengarnya, bagaimana tidak, karena selama ini ia mengira bahwa Kevin dan Amyra memiliki hubungan yang spesial.

"Kevin... Alesha..." Teriak Amyra memanggil kedua sahabat baiknya itu.

"Astaga! Astaga! Irtiza, Kevin" Seru Alesha panik, Kevin yang ikutan kaget dan panik pun hanya bisa terdiam dalam keheningannya. "Kemarilah" Panggil Amyra sekali lagi.

Sejenak menatap sorot mata meyakinkan dari mata Amyra, Kevin dan Alesha pun akhirnya beranjak dari persembunyiannya, menghampiri Irtiza dengan langkah ragunya.

"Alesha, perkenalan dia Pak Irtiza, atasan kami" Tutur Amyra memperkenalkan Irtiza kepada Alesha. Alesha yang sejenak melirik gaguk Amyra, berlalu menarik senyum kakunya saat menerima anggukan kepala dari Amyra.

"Saya Alesha Pak. Sahabat Amyra" Ujar Alesha memperkenalkan dirinya sendiri. Irtiza pun hanya tampak terdiam menatap lekat paras kekasihnya Kevin itu.

"Ya sudah, beri tahu yang lain untuk segera masuk ke bus. Saya permisi" Akhir Irtiza berlalu pergi, meninggalkan Amyra, Alesha dan Kevin yang kini terdiam membisu.

"Apa dia mengingat Kakak?" Tanya Alesha ketakutan.

"Ngga" Jawab Amyra singkat. "Kenapa Kakak kemari? Sudah aku bilang untuk berhati-hati" Murkah Amyra tiba-tiba, sembari memukul pundak Alesha membuat Alesha meringis kesakitan karenanya. Lucunya Kevin yang tidak tega melihat Amyra memarahi kekasihnya itu, lantas berlalu memeluk Alesha, membuat Amyra jengkel saja melihat kemesraan mereka.

"Awas aja!"

BABY BREATH FLOWERSWhere stories live. Discover now