never be afraid

63 61 15
                                    


Bu sari mengantarku pulang ke rumah. Aku diberi izin untuk pulang lebih awal karena kasus tadi dan juga bu sari yang sedari tadi mengomel karena wajah pucat ku. Hey bagaimana wajah ini akan terlihat berseri jika setiap hari harus melewati cercaan biadab itu? Aku rasa, mereka tak ingin hidupku ini tenang walau sehari pun.


Melelahkan

" Pintu rumah kamu terbuka, ibumu ada dirumah? "
Tanya bu sari sambil mengamati rumahku dari kaca mobilnya. Apa ibu sudah pulang? Tapi biasanya ia akan pulang saat jam 6-7 malam, tak mungkin ia sudah balik, sekarang saja masih jam 11 siang.


" Ntah, mungkin ibu pulang capat. Makasih ya bu, maaf ngerepotin dan juga-- "
" Untuk ajakan bertemu ayah, kiko mau bu, ada banyak hal yang kiko mau sampaikan sama ayah "

Setelahnya aku mencium punggung tangan bu sari dan keluar dari mobilnya. Bu sari hanya tersenyum simpul sebagai jawabannya tetapi ia pun langsung ikut turun dari mobil

" Ibu sari juga mau bertemu ibumu, ada hal yang harus dibicarakan "

Ucap bu sari final, aku mengangguk dan segera masuk kedalam rumah bersama bu sari dibelakangku

" Bu —— "
Panggilku seraya melongok ke kamar ibu, tapi ibu tak ada disitu selanjutnya aku ke arah dapur dan untunglah aku menemukan ibu disana.

" Assalamualaikum bu —— kiko udah pulang "

" Wa'alaikumsalam —— loh kiko? Kamu sudah pulang nak? "

" Iya bu, ng--- "

" Kenapa ada masalah lagi? "

Tanya ibu matanya seperti menyelidik padaku, tiba-tiba bu sari sudah ada dibelakangku dan menjawab pertanyaan ibu

" Tadi kiko di bully, kamu tahu kiko sering di bully gi? "

Mendengar jawaban bu sari, ibu langsung menarikku menjauh dan menatap tajam bu sari yang sekarang terlihat sama kagetnya dengan ibu

" Mau apa kamu disini?! " Tanya ibu, nadanya seperti menahan kesal

" Gi, aku cuma —— "

" Jauhi kiko dan jangan usik hidup kami !! "

" Ibu-- "
Panggilku pada ibu, aku bingung kenapa tatapan ibu seperti sangat benci pada bu sari?

" Gi kamu harus dengerin penjelasan --- "

Ucapan bu sari terpotong oleh ucapan ibu yang menambah keyakinanku bahwa ibu membenci bu sari

" Apa aja yang sudah kamu bongkar tentang tara pada kiko?! Kamu itu sama aja seperti orang-orang ri ! Sekarang tinggalkan rumah ini dan jangan pernah mencoba untuk mendekati keluargaku lagi!!! "

Ucap ibu ku tegas, tangan kirinya masih memegang tanganku erat dan tangan kanannya menunjuk kaku ke arah pintu rumahku, memberi gestur pada bu sari untuk segera meninggalkan rumah kami?

" Aku memang gk berhak mencampuri urusan kamu lagi, tapi tara itu saudara aku dan aku gk suka dia gk bertanggung jawab atas kamu, kamu ini anggi temanku !! "

" Pergi! Aku bilang pergi! " Teriak ibu lagi, matanya memerah ntah karena ingin menangis atau menahan kekesalan, ibu yang slalu bersikap ramah dan baik seakan lenyap dihadapanku, ibu terlihat marah berat dengan wanita yang sekarang sedang beradu argumen dengannya

" Kiko masuk kamarmu "
Perintah ibu tanpa menengok kearahku, aku menggeleng tak mau beranjak

" Masuk! masuk kamarmu! " Mendengar bentakan ibu yang semakin keras, dengan berat aku menuruti perintahnya.

Ibu terlihat berbeda, aku takut …

Dari dalam kamar samar-samar aku mendengar tangisan ibu, hatiku teremas. Tangisan ibu sangat pilu, ntah sejak kapan air mataku pun ikut turun.

Sudah tak terdengar suara teriakan ibu dan bu sari, namun seisi rumah terisi dengan suara isakannya.

Aku tak mengerti, kenapa ibu slalu menyembunyikan kesedihannya dariku?

Hal apa lagi yang ibu sembunyikan dariku, disaat seperti ini aku semakin merasa menjadi tak berguna untuknya.










Aku dan ibu makan malam dengan hening, hanya suara benturan antara sendok dan piring, tak ada yang membuka suara sampai aku tersadar untuk menanyakan sesuatu pada ibu.

" Tadi bu sari pulang jam berapa? "

Ya, dari siang hingga sore ibu masih mengurungku dikamar, jadi aku tak tahu bagaimana kondisi bu sari tadi karena saat aku keluar, ia sudah pulang

Ibu tak menjawab pertanyaanku, ia hanya berdeham kecil

" Kenapa ibu keliatan benci sama bu sari? "
" Kenapa kiko harus tau tentang ayah dari bu sari?"
" Kenapa ibu slalu membodohi kiko untuk tidak menanyakan tentang ayah? "

" DIAM KIKO! " Teriak ibu sambil memukul meja dan menatapku tajam
" Dia orang jahat, kamu jangan dekat dengan dia lagi! "

" Jahat kenapa sih bu? Bu sari ba-- "

" Kamu gk tahu busuknya dia! "

Jelas ibu yang sekarang beranjak dari duduknya dan berjalan ke kamarnya menutup pintu setelahnya aku mendengar isak tangis ibu lagi


Aku lelah.

bordersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang