SEHUN.

2.1K 134 17
                                    

Sehun mengerjap, rasanya pagi ini tak satupun cahaya yang mendapatkan izin untuk meneliti matanya yang bengkak. Tapi ketika melihat sesosok tak asing duduk di samping ranjangnya, Sehun terbelalak. Kedua matanya langsung melotot terkejut.

"Hyung?"
"Eh? Kau sudah bangun? Apa aku membangunkan mu?"

Sehun menggeleng, kedua tangannya terkepal di tiap-tiap sprei brankar. Baekhyun duduk di samping ranjangnya sedang memotong buah apel, Sehun menjauh, benci dengan apapun yang dinamakan buah asam.

"Ini manis, Sehunnie. Kau harus mencobanya,"

Sehun menggeleng, menutup mulutnya dengan tangan kanan. Tak membiarkan Baekhyun yang sudah selesai memotong buah untuk menyuapkan satu potongan kedalam mulutnya. Namun Baekhyun tak menyerah begitu saja, dia memasukkan apel itu kedalam mulutnya dan mengunyah. Apel itu memang manis, bahkan lebih manis dari dugaan Baekhyun.

"Ini manis, sangat manis. Wah, aku belum pernah bertemu apel semanis ini."

Baekhyun berbinar, memasukkan satu lagi potongan apel kedalam mulutnya, dan lagi, dan lagi, dan lagi. Sehun di tempatnya tersenyum kecil melihat Baekhyun yang memakan apel—padahal pria itu tadi memotong apel untuk Sehun tapi sekarang piring apel itu sudah habis dimakan Baekhyun.

"Astaga.."

Baekhyun menatap nelangsa piring apelnya yang kosong, tak sadar karna enak membuat Baekhyun jadi memasukkan semua potongan apel itu kedalam mulutnya.

"Hmm.. Sepertinya kita harus potong satu apel lagi,"
"Untuk mu?"
"Untuk mu!"

Bibir tipis Baekhyun manyun, tak terima dengan pertanyaan Sehun. Ketika dia mau mengambil satu apel lagi, Sehun sudah lebih dulu menarik tangannya dan menggeleng. Berkata jika dia benar-benar tidak mau makan buah itu.

"Kau tidak lapar? Sarapan mu sudah dingin karna diantar sejak dua jam yang lalu."
"Kenapa tidak membangunkan ku?"
"Kau sedang bermimpi, aku tidak mau mengganggu."
"Mimpi?"
"Huum, kau terus menggumam nama Luhan Hyung dan Suho. Ada masalah?"

Sehun diam, mengerjap beberapa kali. Anak itu juga baru sadar kalau tak ada Luhan disini, kalau Baekhyun bilang sarapannya ada sejak dua jam lalu itu berarti Luhan tak kembali lagi kesini sejak Sehun mengusirnya semalam, iyakan?..

Tiba-tiba rasa takut kembali menyergap ujung hatinya, rasa marahnya pada Luhan menghilang begitu saja dengan pimikiran-pemikiran lain tentang Luhan yang pergi lagi. Sehun bernafas berat, matanya berair. Baekhyun peka terhadap hal itu langsung memegang tangan Sehun yang mengepal di sprei, tersenyum lembut kearah adik termudanya.

"Luhan Hyung belum pulang, dia ada di kamar Chanyeol menggantikan ku. Luhan Hyung yang menyuruh ku kesini untuk membantu mu memakan sarapan."

Sehun mendesah lega, setidaknya Luhan belum pulang. Dia membalas senyum Baekhyun dan langsung teringat sesuatu,

"Chanyeol Hyung.."
"Hm?"
"Dia.. Baik-baik saja?" Baekhyun mengangguk, "Tentu, lusa sudah boleh keluar dari rumah sakit. Makanya kau juga harus cepat sehat agar kita bisa berkumpul lagi di dorm." Tapi mendengar ucapan Baekhyun sama sekali tak membuat Sehun senang, pria berkulit seputih susu itu malah menengendurkan bahunya dan tersenyum miris.

"Apa bisa?" Baekhyun memiringkan kepalanya, tak mengerti. "Apa bisa kita... Aku untuk ikut berkumpul lagi?" Sehun mengoreksi kata-katanya, menatap Baekhyun dengan penuh luka. Ada banyak rasa penyesalan di kedua mata itu membuat Baekhyun di tempatnya bergetar merasa bersalah.

"Sehunnie, tidak ada yang akan menolak mu untuk kembali."
"Ada,"
"Nugu?"
"Suho Hyung.."
"Astaga! Tidak mungkin! Suho Hyung sangat mencintai mu—
"Dia tidak!"
"Apa—
"Dia tidak, Hyung. Dia memaki ku, dia membedakan aku dengan kalian. Suho Hyung tidak pernah mencintai ku seperti dia mencintai kalian."

chanyeollie kiss scene [COMPLETED]Where stories live. Discover now