KUMPUL

2.3K 133 2
                                    

Sehun mengerjapkan matanya, pusing dan mual menjadi satu hingga membuatnya tak kuat untuk sekedar menatap sekitar.

"Sehun?.."

Luhan di sampingnya segera menggenggam erat tangan lelaki yang pernah dia cintai itu, "ada yang sakit?" Luhan berkeringat. Takut bercampur khawatir membuat Luhan tak bisa berfikir realistis lagi.

"Kenapa? Ada yang sakit?"

Luhan semakin panik ketika tangan Sehun yang tak terinfus terangkat ke atas kepalanya, dan memegangi erat kepalanya.

"Pusing?"

Sehun meringis, tak bisa menjawab.

"Akan aku panggilkan dokter."

Baru Luhan ingin menggapai bel untuk memanggil dokter, namun tangan Sehun menghentikannya. Dia menggeleng dengan banyak usaha, melawan semua kesakitannya.

"Aku.. minum.."

Luhan mengambil segelas air putih dan memapah Sehun untuk sedikit duduk, meminumkan air putih itu pada Sehun.

"Pusing, ya?"

Sehun menghela nafas berat setelah meminum air putihnya, Luhan yang melihat meringis.

"Hyung?"

Luhan menoleh ke arah pintu, Baekhyun disana memunculkan kepalanya. "Ayo makan dulu." Luhan menggeleng. "Sehun baru bangun, belum pulih banget. Aku masih ingin tunggu."

Baekhyun tersenyum kecil, merasa pernah ada di posisi Luhan.

"Oke. Nanti kalo udah, telfon Baekkie ya. Biar Baekkie temani hyung makan."

Luhan mengangguk sembari tertawa kecil.

Rindu..

"Luhannie.."

Luhan menoleh lagi kearah Sehun.

"Hun?"

Kaget.

Sudut mata Sehun mengeluarkan air mata, semakin lama semakin deras.

"Maaf.."
"Hun?"
"Maaf, Han.."
"Gak papa. Udah. Jangan banyak ngomong."
"Maaf. Aku salah. Aku egois."

Luhan tersenyum pedih. Dia mengusap air mata sehun, tidak tega. Bagaimanapun, alasan dari semua yang Sehun lakukan saat ini adalah karna dirinya. —juga emosi Sehun yang kadang tak stabil.

Lebih dari dua tahun —sepertinya, Luhan pergi. Hengkang dari EXO, benar-benar pergi begitu saja, tidak mengabari Sehun sama sekali. Membuat anak itu meracau, bertanya-tanya tentang bagaimana kelanjutan hubungan mereka.

Luhan tersenyum, meringis. Sehun di hadapannya benar-benar berubah, bukan lagi Sehun yang dulu. Pria berkebangsaan Cina yang kini mengikat satu rambutnya itu membawa Sehun kepelukannya. Sekedar untuk melupakan kejadian yang baru saja terjadi.

"Luhannie... pulang?"

Ragu-ragu Sehun bertanya, butuh pengharapan besar untuk membuat Luhan menjawab bahwa dirinya pulang. Tak akan meninggalkan Sehun dan member lain lagi.

Tapi apalah harapan, Luhan pasti sedang tersenyum getir di pundaknya. Tangan-tangan kecil itu mengusap lembut punggung lebar Sehun, mengantarkan banyak-banyak rindu serta sayang yang —mungkin, tak bisa Luhan definisikan seberapa besar perasaan itu. Intinya, mampu membuat semua sel dalam tubuh Sehun bergetar, mengkomando Sehun agar lebih mengeratkan pelukannya.

"Mungkin,"
"Jawab saja, Lu. Aku tak apa,"

Luhan menghela nafas, sedikit demi sedikit melepas pelukan mereka namun tak sedikit pun mengurangi jarak. Luhan menangkup kedua pipi Sehun yang lebih dari kata pucat, wajah tampan itu kini dihiasi luka biru di ujung mata lancip Sehun juga sudut bibirnya yang robek dan meninggalkan luka kemerahan disana. —bogeman Kai tidak ada yang bisa Sehun tangkis.

chanyeollie kiss scene [COMPLETED]Where stories live. Discover now