Rasanya tuhan menghukumnya bertubi-tubi. Bebarapa hari yang lalu laptopnya meledak, file penelitian dan skripsinya hilang tak terbekas. Sidang ujian hasilnya pun terpaksa ditunda.
Hari ini, jauh lebih buruk lagi.
Aldo meremas surat pernyataan penangguhan masa akademik di tangannya. Satu semester diharamkan baginya untuk mengikuti segala aktivitas di kampus. Mungkin untuk acara-acara di luar perkuliahan menjadi pengecualian, namun Aldo sudah terlanjur kehilangan muka. Sikap otoriternya sebagai asisten telah tersebar luas di fakultas.
Setidaknya tim futsal kampus masih membutuhkanku sebagai goal-getter pamungkas! Aldo berusaha menghibur diri sambil menuang beberapa pelarut organik untuk membersihkan residu ekstrak yang melekat kuat di permukaan bagian dalam mangkuknya. Tangannya bergetar begitu menghapus jejak hasil jerih payahnya tersebut. Kini tiga bulan penelitiannya berakhir sia-sia.
Begitu kebas mulai mendera syaraf-syaraf perifernya, Aldo berdiri, menumpukan berat tubuhnya pada tembok kusam dan menyeret kedua kakinya yang kaku untuk berjalan keluar.
"Uuuh!" Aldo memijat pelipisnya yang merenyut. Beban pikirannya sepekan ini memang sangat pelik. Orang tuanya bahkan belum tahu-menahu perihal penangguhan masa akademiknya yang akan terhitung mulai tiga hari ke depan.
"Ini semua gara-gara Rama!" Aldo mengepalkan jemarinya. Mana tahu ia kalau praktikan yang hobi membantah itu ternyata adik dekan fakultasnya. Aldo memejam, mengatur napasnya yang tersengal. Ia tidak akan menerima kekalahan ini begitu saja. Baginya, Rama dan teman-temannya sialannya itu harus diberi pelajaran.
Aldo tidak akan main-main kali ini. Ia sudah menyiapkan sejumlah uang untuk menyewa jasa komplotan geng motor dari salah satu rekannya di klub futsal.
Belum sempat Aldo menyeringai menegaskan siasat liciknya, bibirnya sudah lebih dulu terasa kelu, kepalanya berkedut, pandangannya pun ikut berpendar. Refleks Aldo merentangkan kedua tangannya, mengimbangi tubuhnya yang limbung tak tentu arah. Dunia yang seakan berputar di pandangannya membuat ia sulit menentukan posisi dan menyelaraskan gerakan.
Saat kakinya menginjak udara kosong, barulah Aldo menyadari di mana ia berdiri--tepatnya melayang sekarang.
"Sial ini tangga!"
Tak sampai sedetik berlalu, Aldo merasakan tubuhnya berotasi tanpa terkendali, bergulir turun, dan terpelanting kanan-kiri saat membentur dinding pembatas. Bunyi berderak terdengar tiap kali tubuhnya menghantam anak tangga.
Tuhan ... belum cukupkah semua cobaanku?
⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️
Cassy menjerit dalam hati menyaksikan teripang-teripang dalam toples yang siap dieksekusi. Meski sudah berbekal masker, jas laboratorium, dan handscoon tebal, Cassy tetap gemetaran, tak kuasa menyentuh makhluk laut Echinodermata yang licin, lunak, dan dipenuhi tonjolan duri-duri kecil tersebut.
Sore itu mereka mendapat tugas untuk melakukan preparasi sampel untuk praktikum Fitokimia besok. Karena Rean sedang ada kegiatan di UKM Bela Diri dan Naya sibuk dengan urusannya sebagai panitia Dies Natalis, maka mau tidak mau Cassy turun tangan membantu. Beruntung Rama sudah kembali dari acara makan siang perdananya dengan Pak Arya. Setidaknya ia tidak harus bersusah payah mengangkat air dari WC umum ke pinggir lapangan--tempat mereka bekerja sekarang.
ESTÁS LEYENDO
Prescriptio☕
Misterio / SuspensoMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
14. Quicksilver ☕
Comenzar desde el principio
