13. Tak Semudah Itu

176 50 26
                                    

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.






Seungmin terus melangkah menjauh, membiarkan lelaki itu bicara dengan leluasa dengan Shuhua. Namun, sebuah tangan menarik lengan Seungmin ke belakang dan membuat Seungmin berbalik.

"Loh, kenapa?" tanya Seungmin saat melihat jika yang menarik tangannya adalah lelaki yang baru saja datang ke taman.

"Kamu nyuruh saya dateng kesini biar saya bisa ngomong berdua sama dia, 'kan?" tanya lelaki itu sambil menunjuk Shuhua yang masih duduk di dekat danau dan melihat ke arah Seungmin dan lelaki ini.

Seungmin mengangguk. "Biar masalah kalian cepet selesai," jawab Seungmin.

Si lelaki itu menggeleng. "Bukan saya gak mau nyelesain masalah ini. Tapi saya mau, dia ngomong sama Heejin dulu soal hubungan kami dulu. Setelah dia ngomong sama Heejin. Saya baru mau ngomongin masalah ini sama dia."

"Loh tapi Guan—"

"Maaf ya, saya pergi dulu. Makasih karena kamu udah mau bantu saya dan dia buat akur seperti dulu. Tapi saya belum siap." Lelaki itu melangkah dengan lebar dan pergi dari taman dengan cepat.

Lelaki itu— Guanlin Aenero, terus melangkah pergi, sementara Seungmin memperhatikan punggung lelaki itu yang mulai menjauh. Ia menghembuskan napasnya kasar, ia kira cara ini akan mudah seperti kemarin Shuhua yang membujuk Doyoung untuk membuat hati lelaki itu tak membeku.

Seungmin berbalik, bermaksud untuk menghampiri Shuhua. Namun, ia mengerutkan keningnya saat tak mendapati Shuhua di tempatnya tadi. Seungmin yang khawatir kemudian berlari menghampiri tempat Shuhua, ia menoleh kesana kemari, berusaha menemukan gadis cantik dengan rambut panjangnya itu.

"Kok gak ada sih? Jangan-jangan dia marah?" tanya Seungmin pada dirinya sendiri.

"Auw!"

Seungmin terlonjak karena tiba-tiba pipinya merasakan sesuatu yang amat dingin menempel disana. Seungmin menoleh ke sisi kanannya sambil memegangi pipinya itu.

"Kamu habis darimana?" tanya Seungmin khawatir.

"Aku kira kamu marah," lanjutnya dengan nada yang memelan.

Shuhua hanya tersenyum dengan manis, kemudian ia menyerahkan ice cream yang tadi ia tempelkan pada pipi lelaki di depannya ini, Seungmin menerima ice cream tersebut.

"Kamu pergi beli ini?" tanya Seungmin sambil mengangkat ice cream-nya. Dan sebagai jawabannya, Shuhua mengangguk lalu menjilati ice creamnya— yangs ebelumnya sudah ia buka dahulu bungkusnya— itu dengan lucu. Menurut Seungmin.

Seungmin memperhatikan Shuhua, di wajahnya yang cantik itu terdapat satu luka yang kembali terbuka, luka yang tak terlihat, luka hatinya.

"Maaf." Kata itu meluncur dengan jelas dari bibir Seungmin.

Before New Year | Seungmin✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt