6

482 94 37
                                    

Maaf typo nya. Mohon di maklumi 😊


Pria itu melirik Irene dari jauh. Irene juga sesekali menoleh ke sampai. Ia lihat fokus adik kelasnya di depan yang sedang belajar cara bagaimana bisa mengendalikan gingerbread. Si banteng besar hitam Boulder yang terkenal amukannya yang luar biasa.

" Ahhkk!!!" Semuanya mendongak kejut. Melihat sudah yang ke-5 kalinya anak murid terpental kuat menjauh dari hutan.

Sekarang Lisa dan Rose melihat kejut banteng dengan tanduk besar di tengah-tengah dahinya itu. Yang sangat tajam dan berkilau.

" Siapa lagi yang mau?" Tanya Irene.

" Biar aku coba." Wendy maju. Irene langsung mengalihkan pandangannya.

" Mhh." Dehem Irene sambil merapikan style kecuekan nya.

" Hati-hati Wendy." Wendy mengangguk pada kedua sahabatnya.

Wendy berjalan mendekat. Ia tatap fokus mata banteng itu yang sudah mengusak-ngusak kakinya di tanah ingin berlari mendekati Wendy.

Wendy berjalan pelan mendekat. Ia angkat tangannya maju di depan ingin menyentuh kepalanya.

" Ayo..... kemari..." Panggil Wendy.

Banteng itu mengendus kasar. Mengeluarkan uap nafas dari hidungnya.

Lalu ia berlari kuat mendekati Wendy yang langsung menutup mata sambil berdiri lurus menghadap arah banteng itu.

Irene menatap takut Wendy di sana.

" Wendy." Gumam Irene cemas.

Seulgi melirik ke sebelah. Diikuti oleh Joy yang langsung memberi tatapan bingung pada kekasihnya.

" Berhenti."

Wendy membuka matanya. Ia melihat jelas banteng itu yang langsung mengerem larinya mengesot membuat banyak debu di sekitar Wendy.

Semuanya langsung penasaran melihat Wendy di sana yang tertutup banyak debu. Lalu tiba-tiba mereka terkejut saat banteng berdiri sambil bersuara kuat dengan Wendy yang tersenyum lebar duduk di punggung gingerbread.

" Wahhh.." Semua berseru kagum. Mereka langsung bertepuk tangan pada Wendy yang berhasil menjinakkan gingerbread.

Irene langsung membuang nafas leganya. Dia menatap marah Wendy di sana. Sampai akhirnya,......

" Jangan mengulanginya lagi."

" Memangnya kenapa? Kamu yang bertanya tadi. Kalau aku tidak mengangkatnya tangan, mungkin semua murid tidak mau mendekati gingerbread."

" Tapi tunggu sebentar saja! Kamu membuatku khawatir. Gingerbread sangat ganas."

" Gwaenchanha. Aku tidak apa-apa sekarang." Irene menatap kesal Wendy yang bersandar di meja sambil memainkan botol kosong di tangannya. Mereka berada di ruang kimia sepi itu. Hanya Irene dan Wendy di sana.

" Dengar, jika aku mengajar, jangan mengajukan diri lagi. Besok kita akan ke kandang unicorn. Di sana ada senior kita dan aku tidak mau jika kamu mengajukan permintaan untuk maju lagi. Kamu tau maksudku?" Irene berdiri di hadapan Wendy.

" Apa karena ada Jennie?" Tanya Wendy.

" Ne. Dia pasti akan memancing mu di sana. Jadi aku mohon, kali ini saja kamu diam."

" Mhh." Dehem Wendy sambil merunduk memainkan botol kaca kecil itu.

" Mianhe." Ucap Irene sambil mendekat dan mengambil botol kaca kecil itu dari tangan Wendy.

Pria itu mengangkat kepalanya. Ia lihat Irene yang langsung menjatuhkan badannya ke arah Wendy. Lalu ia lingkarkan tangannya di pinggang Irene.

" Gwaenchanha. Aku akan lebih hati-hati lagi mulai sekarang."

WereWolf ✓ [C]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora