Chanyeol tahu di bukanlah seorang namja yang sempurna. Ia tahu ia memang dilahirkan dengan cacat.
Ia tahu ia tidak pantas untuk me daaptkan kebahagiaan seperti yang telah Kris tawarkan padanya.
Ia bahagia, sungguh.
Merasa memiliki seseorang untuk temannya bersandar dan menangis. Chanyeol menginginkannya.
Meskipun bibirnya mengatakan tidak, tapi jauh dalam lubuk hatinya ia tahu ia menginginkannya.
"Maafkan aku"
Ia menunduk dalam. Mati-matian menahan tangisnya. Ia memang lemah, tapi is tak msu tampak lemah dihadaapn nyonya Wu.
Setelah mamanya memakinya dengan menatapnya tajam... Chanyeol pikir itu akan mempermudah usahanya untuk menghentikan Kris.
Kris terlalu baik untuknya. Terlalu sempurna dan Chanyeol merasa terbebani dengan hal itu.
Sementara sepasang mata tajam itu menatap Chanyeol dengan tajam. Tangannya mengepal kuat,
"Menjijikkan"
Chanyeol tahu ia akan dihina. Ia tahu ia akan di caci maki. Posisinya saat ini membuatnya tampak seolah memanfaatkan Kris.
PLAK!!!
"BEKYUN KENAPA MENAMPAL JONGIN?!!!"
"CIAPA CULUH MENATAP UCO TELUC!!"
"JONGIN TIDAK LIATIN UCO!!! JONGIN-
"JONGIN.... THEHUN LELAH THAMA JONGIN AH!!!"
Sehun kecil berlalu meninggalkan sofa. Kelopak matanya mengerjap.
"Loh, halmeoni ada dithini??"
Nyonya wu menoleh. Ia menatap sehun dengan lekat.
Sehun kecil menghampiri. Namun Chanyeol segera berlari menghampirinya.
Sehun bingung, tapi ia kemudian memeluk kaki mommynya erat.
"Mom?"
Chanyeol memandangnya lalu tersenyum. Mengacak rambut Sehun dengan gemas.
"Siapa namamu?"
Nyonya Wu menghampiri dan berjongkok dihadapan Sehun.
Sehun menggeser tubuhnya untuk bersembunyi dibelakang kaki sang Mommy.
"P-palk thehun"
"Berapa umurmu?"
Sehun mengerjap. Lalu mengangkat tangan kirinya. "E-empat" ucapnya dengan menunjukan kesuluruh jari tangan kirinya itu.
"Siapa mommynya sehun?"
"Namanya palk chanyeol, mommy yang paling baik dan hunnie thayang mommy thelamanyaaaaa"
