6.dia menghindar?

Mulai dari awal
                                    

Salsa sesekali mengusap dadanya merasa lega neneknya tidak sadar akan perubahan tubuhnya. Sungguh,neneknya adalah seorang psikologi di bidang kelamin pasti tau ciri-ciri wanita yang sudah berciuman ataupun bersentuhan badan dengan lawan jenis.

Setelah percakapan santai antara salsa dan neneknya. Di dalam ruangan luas itu hanya di sertai canda dan tawa sesekali revan membuat lelucon tak jelas.

'semoga kamu tidak hamil sa, nenek tau kamu semalam one night stand,ciri-ciri bentuk tubuhmu tak bisa membohongi mata nenek'

                              ****
Kringggg

Suara alarm dari jam weker berbentuk donat itu membangunkan salsa.

"hoaammm,, udah pagi aja sih"

Salsa segera mengambil handuk,lalu ke kamar mandi, untuk melaksanakan ritual yang pasti semua orang akan selalu lakukan yaitu,mandi.

Salsa menghabiskan waktu sekitar 15 menit dikamar mandi,ia melilit kan handuk hingga menutupi dadanya, sesekali ia berjalan ke wastafel lalu membuka handuknya ia hanya merasa payudaranya semakin besar setelah ia melakukan 'itu' .

Hari ini adalah hari dimana guru terkillernya masuk di jam pertama tentu,salsa sibuk menyiapkan topi,dasi,dan ikat pinggangnya apalagi ia hampir lupa setelah 1 hari libur tanggal merah setelah sekolah.
"nah udah siap deh, untung aja ngga ada yang hilang" salsa bermonolog sendiri sambil mengaitkan satu persatu bajunya, ia merasa aneh lagi-lagi pada payudaranya sedikit merasa sesak ketika mengaitkan kancingnya.

"perasaan aku nimbang berat badanku turun,terus aku terakhir ngukur LD ku sebelum acara pestanya mitha masih 85,coba aku ukur lagi sekarang" salsa mencari alat pengukur yang sengaja ia simpan jika hendak membeli baju onlinr shop yang memerlukan LD.

"hah?! 91?!LD ku 91?ini semua gara-gara Deon telah memainkannya, ya Allah betapa murahannya hambamu ini" lirih salsa sesekali menyeka air matanya merutuki dirinya.

Salsa berlari kecil menuju lemari besarnya, seingatnya dulu ia pernah membeli seragam sekolah berukuran L mungkin itu tidak akan sesak.

Setelah menemukannya ia langsung memakai itu walau dibadannya kebesaran tapi di payudaranya bagus entahlah ia juga bingung akan perubahan yang diberikan Deon itu terlalu cepat.

Setelah pakaiannya rapih salsa bergegas memakai tas gendongnya untuk menyantap sarapan bersama,keadaan hening saat sarapan hingga satu suara memecah keheningan itu.

"nek, kek, dek, aku berangkat dulu yah, ini udah hampir telat" ucap salsa, lalu berdiri dan segera menyalami kakek dan neneknya,tak lupa ia juga mengusap kepala revan, yang membuatnya mendecih tak suka diperlakukan layaknya anak kecil.

"Assalamualaikum" teriak salsa seraya berlari menghampiri supirnya yang sudah menunggunya.

"Waalaikumsalam" ucap serempak (kakek, nenek, revan)

                               *****

Salsa menatap nanar jalanan ramai jakarta yang terasa semu dimatanya lewat jendela mobil.

"non udah sampai atuh" tegur sopan si mamang tentu dengan logat sundanya.

"oh iya,, kalau gituh salsa berangkat, Assalamualaikum" pamit salsa seraya memberikan tangannya kepada mang amid bermaksud bersalaman.

"gak usah atuh non, ga enak saya teh" tolak si mamang.

"anggap ajah ini rasa hormat dan terima kasih salsa sebagai orang yang lebih muda dari si mamang"  setelah mengucapkan kata-katanya itu mang amid akhirnya mau disalami salsa, matanya menatap haru dan tidak menyangka masih ada ternyata seseorang yang masih menghormati orang miskin seperti dirinya.

D A N D E L I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang