love #1

21 4 0
                                    

"Hahhhh, capek banget gue gilak" kata oci sambil melipat kedua tanganya diatas meja

"Bener bener dah tu guru" balas sasa sambil mengibas-ngibaskan kedua tanganya.

Hari ini adalah hari senin, hari yang sangat di benci oleh semua orang, terutama para pelajar yang bangunnya udah kesiangan dan lupa membawa seperangkat atribut untuk mengikuti jalannya upacara.

Oci salah satunya, bangun kesiangan sudah menjadi rutinitasnya, kalo bangunnya gak kesiangan, bukan oci namanya.

Guru guru yang ada di ruang BK sampai puyeng dibuatnya.

Bagaimana tidak, hampir tiap hari oci selalu datang terlambat dengan sebuah alasan klise yaitu macet.

Namun bukan guru BK namanya jika tidak bisa menjebak para siswa dan siswi yang tidak tau diri dengan pertanyaan yang nyeleneh.

"Woi, yang bernama OCI PRASELIA dan ALDERO MANU ALDEBARAN di panggil tuh ke ruang BK" teriak sigit, sang ketua kelas

"Apalagi sih, pusing nih palague"

"Lagi pula tu guru kagak ada kerjaan apa, selain ngurusin idup gue" cerocos oci dengan malas sambil berjalan keluar kelas.

Tiba-tiba

"Woi"
"Woi"
"Tuli ya lo!" Teriak dero tepat di telinga oci

"ANJENG, telinga gue setann!" Teriak oci tak kalah keras di depan wajah dero sambil mengusap-usap telinganya.

Semoga telinganya tak bermasalah setelah ini, cukup hidupnya saja yang bermasalah, telinganya jangan.-eh

"Etdah ni cewek,kasar amat ngomongnya" balas dero dengan sedikit pelan.

"BodO amat " kata oci dengan malas.

Sejujurnya dia sangat lelah hari ini, belum lagi dia belum lagi dia harus membersihkan toilet gegara telat tadi. Udah telat, lupa bawa atribut upacara pula.

"Santuy atuh neng kalo ngomong" balas dero cengengesan.

Oci hanya memutar kedua bola matanya jengah

"Eh ngomong ngomong, kira kira kenapa ya kita bedua dipanggil gini"

"Lo tau gak?" Tanya dero sok akrab.

Duh gusti, nih cowok terbuat dari apa yak. Sampai kagak tau kalo gue lagi gak mood gini.

Tok tok tok

"Silahkan masuk" teriak orang dari dalam ruang tersebut-- siapa lagi kalo bukan bu rudi, guru yang paling pinter ngejebak murid murid yang bersalah dengan pertanyaan yang tidak terduga dan kurang bisa diterima di akal maupun jiwa*oke lebay.

Terkadang oci berpikir kok bisa ya perempun kayak gini dinamanin Rudi. Atau mungkin-----

"KAMU!" terik bu Rudi sambil menunjuk ke arah oci.

Oci melihat ke-kanan dan kirinya.

"Saya bu?" Tanya-nya sambil menunjuk dirinya.

"IYA KAMU, KENAPA SENYAM-SENYUM?, NGELEDEK SAYA YA?" ucap bu rudi dengan galak.

Etdah ni guru kayak kurang belaian kayaknya.

"Siapa yang senyum-senyum, orang dari tadi saya cuman diam doang kok bu" balas oci dengan santai.

"Ngeles aja terus kamu ya"

"Ga kok buk saya gak ngeles, hehe pisss" ucap oci cengengesan.

"Alasan aja kamu, Udalah, silahkan duduk kalian berdua" kata bu rudi sambil mempersilahkan keduanya duduk.

Keduanya pun duduk.

"Jadi gini, saya langsung ke intinya. nak Dero, saya ingin nak dero menjadi tutor oci di semester ini, untuk membantu menaikan nilai nilai oci yang sudah sangat tertinggal dari semua murid kelas 11" kata bu oci

"Saya bu?, jadi tutor dia?" Ucapnya sambil menunjuk oci disampingnya.

Oci hanya memutar bola matanya jengah, sok iye banget dah ni cowok pikirnya.

"Maaf bu, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada ibu saya menolak menjadi tutor oci" sambil ngelirik ke samping kirinya.

"Tapi saya bisa menjadi tutor murid murid yang lain kok bu, ya asal itu bukan oci buk saya ikhlas kok bu" sambung dero dengan nada memohon.

"Dero, ini bukan masalah ikhlas ga ikhlas-nya, tapi saya benar benar memilih kamu menjadi tutor oci, karena memang cuman kamu yang biasa saya percaya" balas bu rudi

"Tapi bu..... saya...."

"Udah ga ada tapi tapian, mulai besok atau sebentar pulang sekolah kamu sudah bisa menjadi tutor oci"

"Saya akan memberi nilai plus untuk kamu karena sudah membantu oci, gimana?, Kamu setuju kan" lanjut bu rudi

"Hmm, Okelah kalo gitu saya setuju bu"

"Bagus, oci gimana kamu setuju kan?" Tanya bu rudi kepada oci.

"Ya terserah ibu aja dah, saya mah ngikut doang" balasnya dengan pasrah.

Sedari tadi dia hanya bisa diam dan mendengarkan pembicaraan keduanya yg menurutnya sangat membuang-buang waktu.

"Baik kalo gitu kalian bisa kembali ke kelas kalian" ucap bu rudi sambil berdiri.

Keduanya pun kembali ke kelas, tapi bukan oci namanya kalo tidak nekat, dia malah langsung lari ke kantin mengisi perutnya yang sedari tadi berteriak-teriak minta di kasih jatah.

***

So guys jangan pernah bosen baca ya, dan jangan lupa vote seikhlasnya okay:")

I hope you like it💗

Following LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang