-11

2.2K 143 59
                                    

Taehyung terbangun dari tidur panjang yang ia rasakan akibat mabuk bersama Soo Min semalam. Taehyung merasa sangat pusing. Ia merasakan sesuatu yang hampa.

Taehyung menuju dapur. Ia sama sekali tidak melihat sosok Hyang di dapur. Biasanya Hyang selalu berdiri dan memasak sesuatu sambil mendengarkan musik menggunakan headset.

Taehyung mengurung niatnya untuk meminum segelas air. Ia menuju ruang santai. Taehyung melihat bungkusan cemilan yang tergeletak dan hp Hyang yang masih menyala.

"Aku rasa dia di wc." - Taehyung

Sudah 1 jam lebih Taehyung menunggu sosok Hyang untuk muncul dihadapan nya, namun sampai saat ini Hyang tidak muncul.

Taehyung berlari kekamarnya, mengecek semua cctv yang terpasang disetiap sudut rumahnya yang besar. Namun Taehyung heran dengan semua yang ia lihat.

"Kenapa semua cctv ku menghadap ke kamar ku saja? Siapa yang memanipulasi nya?!" Tanya Taehyung seorang diri

"HYANG KAMU DIMANA?!!!!" Teriak Taehyung dan menghambur semua barang barang dikamar nya yang telah tersusun rapi

"Dimana sticky notes itu?! Dimana?! Aku akan menghubungi teman Hyang!" Ujar Taehyung

Taehyung mencari kesana kemari, akhirnya dia mendapatkannya. Taehyung langsung menelpon Mi-cha dan mengajaknya ketemuan di sebuah kafe.

- Kafe

Mi-cha sudah duluan sampai, ia melihat Taehyung yang berdiri didepan pintu utama kafe.

"Maaf lama." Ujar Taehyung

"Bagus deh kalo kamu sadar. Ada apa? Apakah teman ku Hyang membuat mu tekanan batin? Katakan semua keluhan mu padaku." Ucap Mi-cha panjang lebar

"Hyang diculik. Cctv ku di manipulasi. Aku tidak bisa menemukannya." Kata Taehyung sambil menatap Mi-cha yang asik minum kopi

Mi-cha tersedak, ia terbatuk batuk sampai air matanya keluar. "Uhuk uhuk! Apa katamu? Hyang hilang? Oh Taehyung please! Aku sedang sibuk ikut ayahku mengurus bisnis nya. Kenapa timing nya gak tepat?!" Tanya Mi-cha

"Apa aku terlihat bercanda? Apakah kamu anak konglomerat juga?" Tanya Taehyung balik

"Iyah. Aku anak konglomerat. Aku dan Hyang bagaikan langit dan bumi. Dia anak panti asuhan dari keluarga kami. Aku berteman baik dengannya. Aku sudah menganggapnya sebagai saudariku sendiri." Jawab Mi-cha

"Ku harap kamu bisa membantuku." Ujar Taehyung frustasi

"Sebisa mungkin aku bantu. Tapi saat ini aku akan ke Jepang bersama ayahku. Maafkan aku Taehyung." Kata Mi-cha dengan penyesalan

"Gakpapa. Aku akan mencari nya sendiri." Respon Taehyung

"Maaf meninggalkan mu sendiri disini. Aku harus pergi. Tolong temukan teman baikku, Hyang. Aku percaya sama kamu." Pintah Mi-cha sebelum ia meninggalkan Taehyung seorang diri

Seketika Taehyung mengalami delusi, ia melihat Mi-cha yang berjalan keluar kafe seperti ia melihat Hyang. Taehyung langsung mengejar Mi-cha dan langsung memeluknya.

"Hyang! Aku mencarimu!" Ucap Taehyung

Mi-cha kaget melihat Taehyung memeluk tubuhnya secara tiba tiba.

"Taehyung? Are you ok?" Tanya Mi-cha kaget

Taehyung tersadar dari delusinya. Ia langsung melepaskan pelukannya pada Mi-cha.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud." Ujar Taehyung gugup

"Aku mengerti. Mungkin kamu sangat merindukan Hyang." Kata Mi-cha yang berusaha mengerti keadaan Taehyung

Taehyung berdiri didepan kafe tersebut, ia melihat bayangan yang buram didepan sana, hidungnya mengeluarkan banyak darah dan brukk!

Taehyung pingsan.

.
.
.

"Kamu siapa nya pasien ini?" Tanya dokter

"Saya? Saya orang jah, bukan! Saya temannya!" Ucap Jimin

"Saya periksa dulu teman kamu yah? Silahkan tunggu." Pintah sang dokter pada Jimin

Jimin sangat takut terjadi sesuatu yang buruk pada Taehyung. Sangat takut. Ia berharap Taehyung hanya kelelahan biasa.

Ddrrrttt, dddrrttttt

"..."

"Ha? Dia sudah menghilang? Baguslah. Tugasku sudah selesai."

"..."

"Apalagi Soo Min? Apalagi? Iyah. Aku sangat benci pada Hyang. Karena dia semuanya hancur."

"..."

"Aku akan kesana."

Jimin menutup telpon dari Soo Min. Soo Min memberikan Jimin sebuah misi baru. Jimin melihat wajah pucat Taehyung, lalu ia pergi meninggalkan Taehyung.

Jimin pergi, dokter datang.

"Kemana anak muda itu? Disaat temannya krisis dan menunggu ajal dia malah pergi." Ucap sang dokter

Pembantu Konglomerat ✔Where stories live. Discover now