[FIVE] PAMIT

135 29 0
                                    

30 MEI 2019
12.55 PM

* * *

"Adhisa Valencia"

Seluruh isi kelas hening.

"A.dhi.sa Va.len.ci.a." panggil bu Lisa lebih tegas.

"Bangkunya kosong bu" ucap Reno sambil menunjuk tempat duduk Adhisa di pojok belakang.

Bu Lisa menghampiri Jasmine. Teman sebangku Adhisa.

"Ini tasnya Adhisa kan?" Tunjuk bu Lisa ke tas yang ada di bangku Adhisa.

Semua murid mengangguk. "Iya bu."

"Terus kemana Adhisa?" Tanya bu Lisa.

Murid-murid menggeleng. Termasuk Jasmine yang notabennya teman sebangku Adhisa.

"Gimana sih? Kalian kan teman sekelasnya. Kalian bisa menghubungi dia. Terutama kamu, Jasmine! Adhisa teman sebangku kamu!. Dimana rasa kepedulian kalian?" Tanya bu Lisa dengan lantang.

Jasmine hanya menunduk takut.

"Dari kemarin tas itu disitu, bu. Mungkin Adhisa pulang tanpa bawa tasnya." ucap Azkia.

Bu Lisa kembali ke mejanya. "Terus tidak ada satu orang pun yang membawakan tas Adhisa?"

Semua murid diam. Inilah bu Lisa. Jika ada satu murid yang menyeleweng di matanya maka yang kena getahnya pasti seisi kelas.

Bu Lisa menghembuskan nafas panjang. "Baiklah. Siapa yang tau rumah Adhisa?"

Semuanya mengangkat lengannya. Well, mereka semua tau dimana rumah Adhisa.

"Siapa yang dekat dengan rumah Adhisa?" Tanya bu Lisa sekali lagi. Kemudian murid-murid menunjuk Renaya.

"Naya bu. Rumahnya dekat dengan Adhisa." ucap Azkia. Semuanya mengangguk setuju.

Bu Lisa mengangguk. "Kamu, Naya. Nanti ke rumah Adhisa. Lihat keadannya dan kabari ibu secepatnya"

Renaya tidak tau harus apa dia. Benar, itu benar kalau rumah Renaya dekat dengan rumah Adhisa. Tapi itu rumahnya, rumah bundanya.

Sedangkan sekarang? Rumahnya ada di rumah Gevan. Cukup jauh kalau sampai Renaya harus mendatangi rumah Adhisa. Ditambah lagi ia sadar, Adhisa tidak pernah menyukainya. Akan jadi apa Renaya nanti?

Bu Lisa menyentikkan jarinya di depan wajah Renaya. "Renaya Ficka. Dengar ibu bilang apa tadi?"

Renaya tersadar akan lamunannya kemudian mengangguk. "Iya bu. Nanti saya akan ke rumah Adhisa." Ujar Renaya pasrah.

Bu Lisa kembali menerangkan tentang materi Perusahaan Dagang setelah mendapat jawaban dari Renaya.

"Gue tau perasaan Lo, Nay." Lirih Azkia saat tau wajah gelisah Naya. Kia tau bagaimana sikap Adhisa ke Naya.

Renaya menatap Kia. Lo ga tau yang sebenernya, Ki. Batin Naya.

"Lo nemenin gue nanti deh, gimana?" Tanya Naya pelan. Ya seenggaknya, Renaya tidak pergi sendiri.

Azkia menggeleng. "Sorry ga bisa gue. Ayah gue kan masih di rumah sakit. Abis pulang sekolah gue langsung ke rumah sakit."

Renaya menghembuskan nafas pasrah. "Huhh. Btw, maaf ya gue belum bisa jenguk ayah Lo, Ki. Gue usahain besok ke rumah sakit sama Lo."

Azkia mengkode kata 'oke' dengan jarinya.

"Terus gimana keadaan ayah Lo?"

Azkia menunduk lesu. "Harus operasi, Nay."

HULU || IM Changkyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang