[FOUR] DIDN'T EXPECT

180 37 20
                                    

26 MEI 2019
8.42 PM

* * *

Gevan menjauh dan memutuskan buat pergi dari sekeliling Renaya dan Ardhian setelah melihat Ardhian mencium seseorang yang berstatus istrinya itu.

Sengaja. Gevan memang mau tau apa yang akan mereka katakan. Terlebih lagi dia ingin tau apa Naya bisa mutusin hubungannya sama Ardhian atau tidak. Tapi hal yang makin membuatnya tidak percaya, saat dia tau kalau Naya menyayanginya lebih dari teman.

Itu bener-bener ga masuk diakal Gevan.

"Kamu, Gevan. Berhenti disitu!"

Langkah kaki Gevan terhenti tepat di depan kelasnya. Tepat di tengah-tengah pintu. Gevan menengok ke arah belakang.

"Ya kamu. Siapa lagi Gevan selain kamu?" Tanya bu Anis. Wali kelas sekaligus guru mata pelajaran jurusan Gevan.

Semua murid di kelas itu menatap Gevan. Menggunakan tatapan, 'kemana aja lo selama dua hari terakhir?'

Semenjak Gevan tau ibunya kecelakaan, dia memang stay terus disisi ibunya. Dia mau selalu ada saat tiba-tiba ibunya sadar. Karena itu, dia tidak berangkat ke sekolah ditambah tidak memberi kabar ke siapapun kecuali, Adhisa.

Bu Anis menghampiri Gevan.
"Jam tangan kamu bagus. Bukan pajangan doang kan? Coba lihat sekarang jam berapa?"

Gevan melihat jam tangannya. Benar sekali. Dia telat. Sangat telat.

"Delapan kurang lima belas menit, bu" jawab Gevan.

"Kamu tau konsekuensinya kan?"

Gevan mengangguk.

Bu Anis berbalik ke arah murid-murid yang ada di belakangnya. "Tugas yang ibu kasih tadi, kerjakan sekarang. Nanti dikumpul! Ibu tinggal sebentar."

"Baik, bu"

"Siap, bu!" jawab mereka bersamaan.

Bu Anis keluar kelas menghampiri Gevan, "ada banyak hal yang mau ibu tanyakan ke kamu. Ikut ibu" ujar bu Anis kemudian diikuti Gevan di belakangnya.

Mereka duduk di ruangan khusus untuk interogasi.

"Dua hari. Kemana aja kamu?" Tanya bu Anis memecah keheningan. "Renaya jurusan AKL juga tidak ke sekolah selama dua hari kemarin. Renaya teman kamu itu, kan?"

Gevan menghela nafasnya.

"Gevan, ibu tanya sama kamu" ucap bu Anis lebih tegas.

Gevan hampir meloloskan air matanya karena pertanyaan itu. Dia makin ke ingat sama kejadian beberapa hari lalu yang membuat ibunya tiada.

"Mama Gevan.."

Bu Anis memperhatikan Gevan dengan serius.

"Mama Gevan kecelakaan, truk kontainer nabrak mobil mama Gevan dan.."

Done.
Air mata Gevan lolos dari bendungan Gevan. Dia tidak bisa membendung lagi.

HULU || IM Changkyun (END)Where stories live. Discover now