"Jangan menghubungi Mingyu atau pria tadi lagi. Tak bisakah kau hanya lakukan itu?" tanya Myungsoo.

"mwo?" Suzy mengernyit heran. Tatapannya tak lepas dari Myungsoo.

"bukankah kau mencintai oppa? Kalau begitu, tak bisakah kau menuruti ucapan orang yang perduli padamu?" tanya Myungsoo dengan alis mengernyit berharap Suzy paham perasaannya.

"perduli? Yang aku lihat tidak seperti itu oppa, oppa hanya mengasihaniku. Aku tahu aku hanya anak kecil yang mengemis perhatian padamu tapi aku berhak menilai dengan siapa aku akan bergaul." Jelas Suzy, ia tak bisa lagi menahan perasaannya.

"Suzy-ya, kenapa sulit sekali bagimu untuk hanya menuruti ucapan oppa?" tanya Myungsoo memelas.

"oppa, kenapa kau selalu membatasiku dalam bergaul? Ahjussie itu bahkan tidak membuat kesalahan apapun" protes Suzy.

"dia berani menyentuhmu didepanku. Apa kau tahu artinya?" tanya Myungsoo.

"aku tak mengerti, dan aku tak perduli!" ketus Suzy kemudian turun dari mobil.

Myungsoo langsung mengejar Suzy. Suzy berjalan dengan langkah cepat untuk menghindari Myungsoo namun Suzy justru menghempas tangan Myungsoo yang berusaha meraihnya.

"Suzy-ya, dengarkan aku . . " ucap Myungsoo sembari terus mengejar Suzy. Suzy tak perduli, ia terus berjalan tanpa ingin menoleh ke belakang.

"Bae Suzy" panggil Myungsoo lagi.

"aku akan pulang sendiri" ucap Suzy tanpa berbalik namun masih dapat didengar oleh Myungsoo.

"aku hanya perduli padamu, tak bisakah kau mengerti perasaanku?" teriak Myungsoo kencang.

Suzy hanya diam. Ucapan pria itu, bukanlah yang ia harapkan. Pria itu seperti mencoba menaburkan garam dalam luka yang ia ukir di hati Suzy. Omong kosong dan kebohongan kecil itu membuat Suzy muak.

Suzy terus saja melangkah tanpa berusaha berbalik menengok Myungsoo. Myungsoo menyerah, ia masuk ke dalam mobilnya dan menyetir mendahului Suzy. Myungsoo jelas saja marah pada gadis itu, meski Myungsoo sendiri tak paham alasan jelas atas kemarahannya.

"nappeunom! (jahat)" ketus Suzy dengan raut wajah sedihnya melihat mobil Myungsoo yang bergerak cepat meninggalkannya.

Suzy berjalan tanpa melirik sekitarnya, namun ia justru berhenti melangkah ketika melihat sepasang kaki berdiri didepan sepasang kaki miliknya. Suzy mengangkat wajahnya, ia tertegun melihat pria itu disana.

Sehun menatap Suzy dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Suzy hanya diam berusaha menetralisir perasaan sedihnya namun percuma. Perasaan itu justru semakin mempelucuti hatinya hingga matanya mulai berkaca-kaca.

Di sisi lain Sehun seakan menjadi saksi bisu keheningan yang Suzy rasakan saat ini. Sehun tak bisa berbuat apapun selain menatap Suzy dengan tatapan penuh keheningan.

-Home; My Princess-

Sehun menatap kedepan namun kemudian ia melirik Suho. Suho menyadari tatapan Sehun untuknya. Sehun meminta Suho berputar arah dan mengikuti kemana Myungsoo pergi.

"ini bahkan belum pertemuan ketiga tapi kau sudah mencari alasan untuk menemuinya" goda Suho ditengah keheningan.

"aku hanya cemas padanya" jelas Sehun singkat.

"benarkah? Cemas adalah salah satu perasaan perduli dan perduli adalah wujud dari salah satu perasaan cinta yang mulai berkembang." Timpal Suho.

"berhentilah menceramahiku" lirih Sehun dingin dengan nada datar. Suho tersenyum kemudian mengunci rapat bibirnya.

Home; My Little PrincessWhere stories live. Discover now