Epilogue : Serendipity of Spring Days

3.9K 353 33
                                    


Jin melepas headphone-nya, air mata berlinang di matanya saat bertatapan dengan Namjoon. Yang lebih muda tersenyum lembut, mendorong kursinya menjauh dari laptopnya.

"Apakah ... apakah Jimin benar-benar menyanyikan ini?" Tanya Jin, berusaha agar suaranya tidak gemetar. "Apakah ini benar-benar suaranya?"

"Ya, itu suaranya" Namjoon menegaskan dan mulai membuka video yang menunjukkan Jimin merekam lagunya. "Aku memberinya lagu itu, dan dia menyanyikannya dengan caranya sendiri yang unik."

Jin menatap video itu lalu kembali memasangkan headphone ke telinganya lagi, seolah memastikan bahwa suara malaikat itu milik adik lelakinya. "Apa tadi judulnya?"

"Serendipity" Namjoon tertawa lalu bersandar. "Jimin adalah serendipity kita, jadi kurasa lagu ini sangat cocok dengannya"

"Ya, benar." Jin mengakui dan kembali melepas headphone, menatap ke arah video sang adik. "Apakah benar kita akan mengadakan konser mini terbuka untuk mengenangnya?"

Namjoon mengangguk lalu membuka file lain. "PD-nim memberitahuku bahwa tema-nya Serendipity, tapi aku tidak tahu kapan harus merilis lagunya. Hanya saja... Aku ingin mengabadikan kenangan terakhirnya sebelum pergi. Aku.. .ingin membuatnya istimewa, bukan hanya sekedar MP3 yang hanya didengarkan oleh orang-orang."

"Kau ingin membuat video untuknya?" Jin bertanya dan Namjoon mengangguk.

"Aku mengizinkanmu. Aku tahu keputusanku lebih penting daripada siapa pun kalau menyangkut Jimin"

.
.
.

Konser berjalan cukup baik, banyak yang mengangkat spanduk bergambar wajah Jimin sambil meneriakkan kata "Gwaenchana" setiap kali mereka menyelesaikan sebuah lagu. Namun tetap saja terasa kosong tanpa member berambut merah muda yang sering berdiri di antara Jin dan Taehyung itu.

"Ini akan menjadi lagu terakhir kami untuk malam ini" kata Jin ke mikrofon.

"Spring Day... lagu debut Jimin"

Sangat sulit untuk memilih seseorang yang bisa menarikan lagu Spring Day dengan aura elegan namun polos yang dimiliki Jimin. Pada akhirnya, part-nya dinyanyikan oleh para member secara bergantian, dan Jin baik-baik saja dengan itu, sampai akhir.

beotkkochi pinabwayo ~

i gyeouldo kkeuchi nayo ~

bogo shipda ~

Part itu diberikan kepada Jin, dan dia sangat berterima kasih. Dari semua bagian yang dinyanyikan Jimin, itu adalah bagian yang paling ia sukai.

Jimin selalu menyanyikan bagian itu selama latihan, dia menganggap part itu memiliki kata-kata yang sangat estetis, meskipun Jin tidak mengerti bagaimana kata-kata bisa menjadi estetika.

Sementara mereka tampil, layar menunjukkan kelopak-kelopak merah muda yang terbawa oleh angin dan memunculkan sosok Jimin dengan rambut pink dan kulit pucatnya. Bagi Jin, itulah letak estetika dalam kalimat itu... itu mengingatkannya pada Jimin.

Dan ARMY sedang bernyanyi bersamanya...

Di tengah-tengah perform, Jin menangis. Dia tidak bisa mengontrolnya. Mengapa? Karena dia bisa merasakan kehadiran Jimin di sana, menari di sampingnya, menyanyikan kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri, menggerakkan anggota tubuhnya untuk terus menari.

geugose jom deo meomulleojwo, meomulleojwo ~

Para member setuju untuk tidak membiarkan siapa pun menggantikan Jimin untuk bagian akhirnya. Bagian yang sangat istimewa bagi kedua kakak beradik itu, meninggalkan Jin di tengah yang melihat ke bawah ke tempat di mana Jimin seharusnya berada. Tak ada waktu tanpa tangisan Jin setiap kali bagian itu berlangsung selama latihan, bahkan itu juga terjadi hari ini.

Jin jatuh berlutut dan mendekatkan mikrofon ke bibirnya, menutup mata, lalu berteriak dengan suara parau. "JIMIN!!!"

Tangannya jatuh lemas ke lantai dan tiba-tiba... suara-suara semakin keras terdengar, membuat Jin membuka matanya dan melihat para ARMY yang menangis, memegang ARMY Bom berwarna merah muda, dan bernyanyi dengan suara-suara yang menyatu. Menyanyikan part akhir lagu Spring Day,

"Uwoo ~Uwoo  ~Uwoo wo ~ ".

Para member BTS datang ke tengah panggung dan berlutut, memeluk Jin dan menghiburnya. Perlahan-lahan, mereka berdiri, dan membungkuk.

"Terima kasih, ARMY !!!" Mereka berteriak serentak dan berjalan ke tepi panggung untuk melihat para penggemar lebih dekat.

Sambil memegang ARMY Bom Merah Muda, mereka memegang spanduk yang bertuliskan

"WE WILL FLY WITH YOU FOREVER!!!"

Seluruh member tersenyum dan menghapus air mata mereka, menghibur penggemar mereka karena kebanyakan dari mereka mulai menangis.

Jin merasa luar biasa bahwa Jimin, yang awalnya bukan siapa-siapa sampai ia bergabung dengan Bangtan selama dua bulan, telah memberi dampak luar biasa.

Bagaimana seseorang yang Jin pikir akan mati dengan tenang tanpa diketahui siapapun, sekarang memiliki ribuan orang di seluruh dunia yang berkabung atas kepergiannya.

"Kau benar-benar luar biasa, Jiminnie", Jim tersenyum lalu mendongak ke arah langit.

"Apakah kau menjadi bintang yang paling bersinar di langit? Jika benar... Aku bisa melihatmu"

.
.
.
Fin
.
.
.

Terimakasih buat para pembaca setia, yang sudah menyempatkan waktu berkomentar dan memberi vote.😁

Terimakasih juga untuk original author skydancer0 yang sudah mengizinkan karyanya untuk diterjemahkan 😄

Jika ada kesempatan, sampai jumpa lagi di work selanjutnya😊

Annyeong🤗

Start 27-11-2018
End 15-12-2018

LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Where stories live. Discover now