I'm Here

3.3K 370 30
                                    

Dear readers and voters,
I 💜 U

Next chapter di publish setelah chapter ini ada minimal 35 viewer dan 27 vote

.
.
.
.
.
Selamat Membaca😊
.
.
.
.
.

Tubuh Jin dibungkus selimut, bekas air mata masih terlihat di wajahnya. Dia mencengkeram bantal karena kesedihan menyelimutinya. Dia berbaring di tempat tidurnya, membelakangi pintu.

Jin bersyukur Yoongi pergi mengerjakan lagu di kamar Namjoon untuk memberinya privasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jin bersyukur Yoongi pergi mengerjakan lagu di kamar Namjoon untuk memberinya privasi. Saat itu hampir tengah malam dan Jin masih belum bisa tidur. Dia masih terisak meskipun sudah berada di tempat tidurnya dua jam yang lalu.

Kemudian, dia mendengar pintu terbuka, tak lama kemudian ditutup. Dia merasakan sepasang tangan hangat memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hyung ... kenapa kau menangis?" Suara lembut Jimin bertanya, terdengar sangat lemah.

"Tolong jangan menangis, itu merusak wajah tampanmu"

Jin tersedak dan mengusap matanya saat air mata kembali mengalir di wajahnya. Jimin menyadarinya, ia mengulurkan tangan dan mengusap rambut kakaknya dengan jari-jarinya terus menerus.

"Tidak apa-apa, hyung," dia berbisik.

"Aku di sini ... aku masih di sini"

Jin menenangkan dirinya dan akhirnya berbalik untuk melihat adik laki-lakinya dalam kegelapan.

"Siapa yang seharusnya menghibur dan siapa yang seharusnya menjadi orang yang menangis, sekarang?" Jin tersenyum dan Jimin menghapus air mata dari pipi hyung-nya.

"Kenapa masih belum tidur, Jim?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu" jawab Jimin dengan suaranya yang parau. Dia membersihkan tenggorokannya dan meringkuk lebih dalam.

"Hyung, aku tidak akan pernah menukarmu dengan orang lain. Kau adalah saudara terbaik yang pernah aku miliki"

Jin menghela napas dan mengacak-acak rambut Jimin, lalu menarik selimut.

"Apa yang pernah ku lakukan di kehidupan lalu, sehingga aku bisa menerima seorang adik sebaik dirimu?"

Jimin tertawa tetapi terdengar samar seperti tertiup angin. Kemudian ia tersenyum, bibirnya bergetar, namun Jin tidak menyadarinya.

"Hyung, kupikir aku mulai mengantuk"

"Kalau begitu tidurlah" Jin berbisik dan membenamkan wajahnya ke rambut Jimin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau begitu tidurlah" Jin berbisik dan membenamkan wajahnya ke rambut Jimin. "Hyung akan ada di sini ketika kamu bangun."

"Janji?" Jimin bergumam sambil membenamkan wajahnya di baju Jin. "Aku tidak ingin sendiri."

"Aku janji. Sekarang tidurlah," kata Jin lembut dan memeluk Jimin dengan hati-hati, sementara yang lebih muda tertidur.

.
.
.

"Hei, apa kau sudah tidur, Jim?" Jin berbisik tetapi Jimin tidak merespon, matanya tertutup. Jin bergeser dan mencari posisi yang lebih nyaman.

"Aku mencintaimu, Bangtan mencintaimu, ARMY mencintaimu, eomma mencintaimu, appa mencintaimu ... begitu banyak orang mencintaimu dan aku yakin kau juga mencintai kami semua."

Jin mendekatkan tubuh Jimin dalam pelukannya, mencium aroma samar buah persik di kulitnya.

"Selamat malam, Jimin."

Sejak saat itu, Jimin tidak pernah bangun lagi setelahnya.

.
.
.
TBC
.
.
.

Nchiimm😩

Gak sadar udah hampir menjelang ending 😭

Dont forget to vote and comment😊

LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Where stories live. Discover now