New Friends

3.8K 456 19
                                    

Makasih Buat SILENT READERS 😅

.
.
.
Selamat Membaca😊
.
.
.

Jin cukup kagum pada kebersihan dorm. Dia menatap bangga pada Namjoon saat dia mendorong kursi roda Jimin yang sibuk melihat sekeliling, kagum pada berbagai benda yang diatur di rak.

Semua orang berkumpul di ruang tamu, duduk di sofa sedangkan Yoongi telah menghabiskan sebagian besar sofa 'L' sambil melihat 'si pendatang baru' dengan malas.

Taehyung memiringkan kepalanya, mengamati Jimin dengan seksama kemudian menyadari sesuatu.

"Bukankah kau teman SMA-ku? !!" Dia berteriak senang, senyum kotaknya muncul. "Siswa yang tak masuk hingga satu semester?"

Jimin melihat lebih dekat pada Taehyung sebelum senyuman pecah di wajahnya. Taehyung praktis melompat dari tempatnya di ujung kecil sofa 'L' dan memeluk Jimin dengan erat.

"Taehyungie !!!" Jimin hampir menjerit saat Taehyung membalas pelukannya erat. "Aku tak bisa bernafas".

"Oh, maaf" Taehyung menyeringai malu dan kembali ke tempat duduknya, senyum masih belum memudar dari wajahnya. "Hyung, kau tidak pernah memberitahuku Jiminie adalah teman sekolahku!"

Jin mengangkat bahu. "Kau selalu memanggilnya Chim-Chim, jadi aku tidak yakin apakah itu Jiminku atau Jimin lainnya"

"Ngomong-ngomong," Yoongi menyela.

"Ayo perkenalkan diri kita. Aku Yoongi, juga dikenal sebagai Suga di atas panggung. Rapper dan orang yang memastikan mereka-" dia menunjuk pada Taehyung dan Jungkook "-tidak berakhir melompat keluar jendela atau saling membunuh"

Namjoon menatapnya lesu. "Dialah yang memastikan semuanya tertata di sini. Aku Namjoon, a.k.a Rapmonster"

"Bukan Dance Monster" Jimin bergumam pelan.

"Apa?" Namjoon bertanya, terlihat bingung.

"Nah ... tidak apa-apa. Aku baru ingat salah satu log-mu. Lanjutkan," kata Jimin lirih.

"Tunggu, kau menonton log kami?" Tanya Hoseok, terlihat bersemangat. "Benarkah? Apakah kau seorang ARMY? !!"

Jimin terdiam, tersenyum malu, lalu Namjoon melanjutkan perkenalannya sambil tersenyum manis.

"Aku leader di sini, jadi aku pastikan semua orang baik-baik saja."

"Kau sudah mengenalku," sahut Taehyung, mengacak-acak rambutnya. "V, pembuat onar, moodmaker dan sebagainya. Dan yang di sana adalah Jungkookie. Golden maknae yang mungkin bisa mengangkatmu dengan mudah tanpa harus berkeringat."

"Aku ingin memperkenalkan diriku sendiri!," Jungkook cemberut. "Oh, jika hyung penggemar Big Bang, aku punya banyak video di komputerku yang bisa hyung tonton"

Jimin tersenyum lebar menampilkan eyesmile-nya, membuat mereka meleleh.

"Selanjutnya, aku Hoseok. J-hope, Hoseok, Hobi, pilih saja panggilan yang kau suka" kata Hoseok riang, tersenyum cerah seperti matahari. "Jika kau suka menari, kau bisa berlatih denganku. Maksudku ... jika ... Jin hyung mengizinkanmu?"

Semua orang memandang hyung tertua mereka yang kini mengerutkan bibirnya. "Biarkan Jimin memperkenalkan dirinya dulu."

Wajah Jimin memerah karena semua orang tetap menatapnya. "Aku Jimin ... kelahiran 95. Jadi ... aku bisa berjalan. Hyung memberitahuku untuk menggunakan kursi roda karena jantungku tidak bisa melakukan pekerjaan berat seperti berjalan jauh ke dorm. Jangan khawatir, aku tidak semenyedihkan itu, itu hanya demi keselamatan. Aku memiliki Penyakit Jantung Koroner yang membatasi kemampuanku karena tidak bisa melakukan aktivitas yang melelahkan untuk jangka waktu yang lama."

"Itulah masalah utamanya." Jin menyela. "Jiminie adalah seorang penari, modern dan kontemporer. Dia nomor satu dari sekolahnya, sebenarnya."

Para member berseru kagum, terutama Hoseok.

"Dan ... dia ingin menari untuk terakhir kalinya, sebelum waktunya habis"

Dorm tiba-tiba hening dan Jimin menatap tangannya. Ucapan Jin yang terakhir terngiang-ngiang di benak mereka.

"Kapan tepatnya?" Namjoon bertanya dengan lembut.
"Dua bulan" Jimin menjawab mendahului Jin. "Maksudku, tidak apa-apa kalau aku tak bisa melakukannya, sungguh. Hanya saja ... Aku tidak ingin menyesali hari-hari terakhir yang kumiliki."

Taehyung berjalan mendekati Jimin dan memeluknya erat-erat. "Aku percaya kau bisa melakukannya. Aku percaya Jimin bisa mengumpulkan kekuatan untuk melakukannya. Saat kita di sekolah, aku adalah satu-satunya temanmu, aku melihatmu duduk di bangku selama Pelajaran Olahraga, menulis dalam sebuah buku kecil. Kau membiarkanku membacanya, dan itu adalah buku diary yang diberi nomor hitungan mundur di setiap halamannya."

Jimin tersenyum dan menepuk punggungnya. "Ayo terus bermain bersama, oke? Aku akan di sini sampai orang tuaku kembali"

Yoongi melihat ke arah Jin. "Di mana orang tuamu?"

Jin memutar matanya. "Perjalanan bisnis. Bersama."

"APA?!!!" Jungkook berteriak, mengejutkan semua orang. "Mereka meninggalkan kalian berdua, padahal tahu resikonya?!!"

Jimin melirik Jin. "Saat aku mengalami serangan, Jin hyung yang lebih sering mengatasinya. Jadi, kukira ada ataupun tidak adanya orangtuaku, tak begitu berpengaruh."

"Yah," Jungkook menyeringai. "Kau punya, seperti, enam hyung yang baru sekarang".

"Lima" Taehyung menyela mengingatkan. "Kau lebih muda dari Jimin"

"Apa? Aku juga tidak bisa menjaganya?" Jungkook balas menembak. "Dia manis sekali."

Jimin tersipu dan Jin mengacak-acak rambutnya dengan penuh kasih sayang. Dia tahu, ini akan menjadi jalan seindah mawar untuk Jimin, tetapi bahkan mawar memiliki duri yang bisa menyebabkan kakinya berdarah.

.
.
.

TBC
.
.
.

Voment please😊

LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant