CLASSY MEANS BEAUTIFUL

THE PARTY and IT'S BEHIND THE SCENE

Ballroom hotel Horizon malam ini benar-benar menjadi pesta kalangan atas yang sangat mewah. Hidangan aneka rasa dari berbagai belahan dunia tersaji melimpah ruah. Mulai dari blackforest mini, opera cake, tiramisu, Japanese cheese cake,  Tortellini Soup, Nicoise Salad khas Perancis dengan anchocy impornya, Wiener Schnitzel dari Austria, Poutine dari Kanada, sampai pada Xiaolongbao - aneka pangsit dari Cina, semua tersaji untuk memanjakan lidah para tamu. Alunan musik klasik yang dimainkan secara live oleh grup orchestra mini menambah kesan pesta itu seperti pesta jaman kerajaan Perancis masih berdiri penuh digdaya. Kelambu satin berwarna krem dan perak menjuntai di langit-langit ballroom yang otomatis menutup seluruh langit-langit ballroom dengan kesan elegan.
Beberapa petugas hotel nampak sibuk lalu-lalang di tengah keramaian tamu undangan berusaha melayani kebutuhan para tamu dengan sigap dan ramah. Nampak sekali para petugas hotel benar-benar terlatih khusus untuk pesta malam ini. Karena para tamu undangan yang datang pun bukan orang-orang sembarangan. Ada dari kalangan pejabat, para pengusaha top, sosialita, artis, bahkan atlet yang berprestasi.

Alan nampak puas mengamati pestanya dari tempatnya berdiri saat ini. Dia tidak berhenti tersenyum menyambut para tamu yang datang. Beberapa gadis nampak mencoba menarik perhatian Alan dengan bercakap akrab serta memakai gaun yang sangat mencolok baik model maupun warnanya. Tapi Alan hanya menunggu seorang gadis saja. Gadis yang membuatnya penasaran setengah mati, yang auranya mengintimidasi seperti ratu, dan sangat mempesona dengan pengetahuannya yang luas. Gadis itu adalah Claire, yang sampai detik ini belum nampak berada di antara para tamu undangan yang hadir.

Alan menjadi semakin cemas. Ia kuatir Claire tidak hadir malam ini. Padahal semua pesta ini disiapkan untuk menyambut kedatangan Claire. Alan berharap pesta mewah dan meriah ini sekaligus sebagai penanda bahwa Claire mulai malam ini akan kembali hadir dalam kehidupan Alan lagi.

Alan tiba-tiba teringat tentang kabar yang santer terdengar, bahwa Claire sudah punya pacar setelah memutuskan pertunangan dengan Alan. Tapi sampai detik ini, Alan belum berhasil mengetahui siapa pemuda yang berani merebut Claire dari dirinya. Sedikit sekali keterangan yang Alan dapat tentsng pemuda itu. Tapi bagaimana pun juga, Alan tetap bertekad untuk menarik Claire kembali dalam hidupnya. Jika Claire datang bersama pemuda itu malam ini, Alan akan menantangnya terang-terangan.

************************************

Claire termenung di dalam mobil Jaguar putihnya. Dia tiba-tiba merasa sangat cemas untuk melangkahkan kakinya keluar dari mobil menuju ballroom tempat pesta Alan diadakan. Jemari lentiknya mencengkeram setir mobil dengan gugup.

Claire berkali-kali menatap sepatu cantiknya yang berkilauan di kursi sampingnya. Sepatu mahal itu seperti mampu membuat siapa pun yang memakainya akan terlihat sangat mempesona karena kilauan deretan kristal Swarovski yang tersemat padanya. Tapi Claire menjadi sangat gugup karena ia tiba-tiba mencemaskan apa tanggapan para tamu nantinya jika ia datang memasuki ruangan pesta.

Apakah mereka akan menyambutnya dengan ramah atau sebaliknya?

Apakah mereka akan mencemooh kehadiran Claire, mantan tunangan Alan, yang masih saja hadir di pesta ulang tahun Alan?

Pikiran-pikiran yang berdatangan di benak Claire itu nyaris membuat Claire menekan pedal gas untuk kembali ke rumahnya. Tapi tepat pada waktunya, Ariana menelponnya.

"Hallo, Ria. Kamu ada dimana? Kamu sudah datang kan? Kita ketemu dimana?" sahut Claire buru-buru dan tidak sabar Ariana menjawab semua berondongan pertanyaannya.

"Wowow... slow down, girl," jawab Ariana riang. "Aku baru aja masuk ke ballroom. Kamu dimana?"

"Di parkiran. Ria, sepertinya aku pu-..."

"Eits. Stop. Nggak usah panik. Aku akan menyuruh pangeranmu menyusul ke parkiran. Jangan coba-coba kabur, ya?" potong Ariana tegas sambil memutuskan pembicaraan.