Membunuh atau Dibunuh?

989 107 1
                                    

Akan ada beberapa teka-teki, diharapkan pemain dapat menjawabnya dengan benar

Hati-hati dengan jebakannya ya!

Selamat berfikir!

*Sebelum itu mari kita lihat kisah Allexandrina yang saat ini sedang menghilang!

"Kau? Siapa kau?!" Teriak Allexandrina kaget saat ia melihat pria tak dikenal berada didepannya. Ia melihat sekeliling dan– Dimana ia sekarang? Mengapa ia bisa disini, dikamar ini dan?

Allexandrina langsung melihat dirinya dan untung saja pakaiannya masih lengkap tak ada satu pun hal aneh. Pria tersebut mendekat kearah Allexandrina yang tengah duduk dikasur tersebut. Mata biru pria tersebut terasa seperti ancaman mengerikan saat mendekat pada Allexandrina

"Jangan mendekat!" Pekik wanita tersebut. Tetapi seakan tuli pria tersebut masih berjalan kearah Allexandrina dan naik keatas kasur tersebut.

"Kau sudah bangun, hm? Apa mimpimu nyenyak?" Tanya pria tersebut. Allexandrina tak bisa menggerakkan tubuhnya sedikit pun ia seolah membeku ditempat ketika pria tersebut telah mengurungnya.

Kedua mata pria tersebut seolah berubah, matanya yang seolah bewarna biru telah berubah menjadi merah darah. Pria tersebut memegang pipi Allexandrina lalu mengusapnya, dan mengusap rambut gadis tersebut dengan lembut.

"Seharusnya kau tidak pergi bersama temanmu yang bodoh itu!" Ucap pria tersebut dengan penuh ketegasan.

Allexandrina menutup keduamatanya reflek saat pria tersebut berbicara kepadanya. Ia tak mengerti mengapa ia saat ini bisa disini dan siapa pria tersebut.

Mengetahui bahwa Allexandrina ketakutan pria tersebut menatapnya sendu dan mengusap kedua pipi Allexandrina lembut.

"Aku merindukanmu" Ucap pria tersebut dengan suaranya yang kembali melunak dan kedua matanya kembali seperti warna matanya semula, biru.

⌚⌚⌚

"Sial!" Geru Hydrilla. Ia sangat kesal.

Saat ini mereka telah berada dihutan dan mencari keberadaan Allexandrina. Tapi seolah hilang di telan bumi, tidak ada satu pun jejak mengenai Allexandrina.

"Bagaimana ini? Kita bahkan tak tahu ia berada dimana?"Tanya Hydrilla kepada Tania. Ia benar-benar frustasi saat ini.

Hydrilla tidak menyangka bahwa hal seperti ini bisa terjadi. Ini benar-benar berada diluar jangkauannya. Sahabat mereka yang saat ini ntah menghilang kemana, begitu pun dengan Albertine yang diasingkan ntah kemana.

"Sebaiknya kita kembali kepedesaan terlebih dahulu, sekarang sudah malam. Lebih baik kita cari jalan lain besok" Ucap Tania yang mendapat persetujuan dari Hydrilla. Bagaimana pun mereka harus beristirahat karena beberapa hari ini mereka terlalu lelah.

⌚⌚⌚

Sebuah guncangan besar dari dalam bangunan tua tersebut berhenti. Perlahan Angel dan yang lain membuka mata dan—Mereka semua membatu, kedua tangan mereka bahkan tak bisa digerakan sedikit pun. Dan kini mereka berada dihadapan beberapa monster tak berbentuk dihadapannya.

Dea terkejut saat melihat semua temannya berubah menjadi mengecil layaknya mainan. Ia menatap pria tersebut dan pria tersebut terseyum sinis.

"A-apa yang terjadi?" Tanya Nurul kaku, saat mengetahui tubuhnya tak bisa digerakkan sedikit pun.

Saat ini seluruh temannya kecuali Dea, berubah menjadi kecil seperti sebuah mainan. Dan saat ini mereka seperti dihadang oleh para monster yang tak kalah mengerikan dihadapan mereka.

"Baiklah, inilah permainannya. Kalian akan menjadi bidak didalam permainan ini dan jika kalian menang, kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginlan tetapi jika kalian kalah—

—kalian akan mati mengenaskan saat ini juga" Ucap pria tersebut terseyum sinis merasa bahwa ia akan menang.

"Kau" Tunjuknya pada Dea

"Kau akan menjadi perwakilan dari mereka, jika salah sedikit saja dalam permainan ini—

—para teman mu akan terluka parah, bahkan mati"Ucap pria mengerikan tersebut dan membuat Dea menelan ludahnya gugup.

"Baiklah, didalam permainan ini hanya butuh kejujuran, keahlian dan kecerdikan dan jika kau salah melangkah. Maka temanmu taruhannya"

"Baiklah kalau begitu bagaimana cara permainannya?!" Tanya Dea begitu tegas, meskipun ia takut tapi ia menutupinya. Pria tersebut mendecak kesal kepada manusia yang berada dihadapannya.

"Ck, bisakah kau bersabar sedikit? Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku. Di dalam game ini kau harus menggunakan tiga kunci yang kuberikan tadi jika kau berbohong, bodoh dan ceroboh, maka para monster ini tak akan segan menyerang kelima temanmu ini" Ucap pria tersebut dan mendapat anggukan dari Dea.

Kali ini ia harus berhati-hati, jika ia salah sedikit ini akan berbahaya bagi teman-temannya. Dea mengambil napas perlahan lalu mengeluarkannya secara lambat. Berusaha rileks dan tenang. Makhluk yang berada didepannya saat ini benar-benar licik. Ia tak ingin kelemahan ataupun kelengahannya menjadi senjata bagi makhluk tersebut menyerangnya.

Makhluk tersebut terseyum sambil menampilkan deretan gigi tajamnya dan tersenyum sadis.

"Membunuh atau dibunuh?"


Tbc
Author gaje back lagi:")
Jangan lupa Vomment ya guys. Thank you:)

REINKARNASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang