fait maison

28.6K 2.5K 900
                                    

Bagi sebagian orang acara reuni mungkin adalah momen yang sangat istimewa, lewat reuni kita bisa bertemu teman-teman lama yang sudah jarang bahkan tak pernah lagi saling berjumpa atau mungkin telah lost contact sekian lama selepas jenjang sekolah maupun perkuliahan. Saling bertukar cerita dan bernostalgia dengan kenangan-kenangan tentang hari-hari sekolah dulu, sharing tentang kehidupan maupun karir yang kini dijalani, pencapaian masing-masing, hingga tak jarang merembet ke persoalan hubungan pribadi dibalut suasana keakraban yang penuh canda tawa.

Tapi tidak semua orang suka dan bisa meluangkan waktunya datang ke acara bertajuk temu kangen seperti ini, beberapa pastilah ada yang memilih mangkir dengan alasan sibuk serta berbagai alasan klise lainnya atau bisa pula datang namun hanya sekedar hadir dan tak benar-benar menikmati esensi dari acara tersebut selain sebagai ajang kumpul-kumpul yang tak dipungkiri selalu dibumbui aksi tebar pesona dan pamer kekayaan.

Salah satunya Jaehyun, sejak kedatangannya setengah jam yang lalu disebuah restoran dimana acara berlangsung ia sama sekali tak beranjak dari sofa yang didudukinya. Lelaki itu hanya duduk diam memainkan ponsel, terlampau malas mengamati dan bergabung dengan beberapa gerombolan teman semasa SMA-nya yang sedang sibuk mengobrol diselingi tawa keras yang benar-benar mengganggu di telinga. Jika bukan karena bujuk rayu Mingyu yang beberapa hari ini terus menerornya dengan berbagai pesan ajakan untuk datang memenuhi undangan reuni mungkin ia takkan pernah sudi hadir dan memilih absen seperti kebiasaannya yang sudah-sudah.

"Jangan pulang dulu Jung, setelah ini masih ada sesi foto bersama." ucap Mingyu memperingati lalu mengambil tempat untuk duduk di seberang Jaehyun yang tak menghiraukan ucapannya karena lebih fokus menatap ponselnya dengan alis menukik dan wajah yang memerah. Kim Mingyu meringis merasa tak enak di tempat duduknya, ia paham jika Jaehyun pasti sudah tidak betah berada dalam perkumpulan ramai seperti ini, tapi jika keduanya pergi sekarang akan terlihat mencolok sekali karena Mingyu adalah salah satu orang yang men-support penyelenggaraan acara.

"Kau membuatku menghabiskan waktu dengan percuma hanya untuk acara konyol seperti ini Ming." balas Jaehyun datar, menampilkan wajah jengahnya terang-terangan untuk mengungkapkan bahwa ia sudah tak tahan lagi untuk tetap tinggal.

"Ey, sabar. Kau ini membosankan sekali, makanya jangan hanya duduk disini. Berdiri dan berbaur lah dengan yang lain." imbuh Mingyu lagi sembari menunjuk kawan-kawannya yang duduk didepan meja mereka, Jaehyun mendengus tak berminat.

"Boleh aku bergabung disini?" seseorang tiba-tiba muncul diantara keduanya, menatap Mingyu dan Jaehyun bergantian penuh harap dengan senyuman manis yang mengembang. Wanita itu seketika menjadi pusat perhatian para peserta reuni yang lainnya, mereka mulai kasak-kusuk saling berbisik dan bertanya-tanya tentang sosok cantik berdiri anggung didepan Mingyu dan Jaehyun.

"Tentu, duduklah." ujar Mingyu menjadi satu-satunya yang balas tersenyum dan mempersilahkan wanita berambut panjang itu untuk duduk diseberang. Mata sipit Mingyu menatap lekat si wanita dari atas kebawah, menilai setiap hal yang menempel di tubuh sempurnanya dengan seksama. Wanita itu seolah ingin menunjukan tingkatan kelasnya pada semua yang hadir dalam acara lewat gaya berpakaiannya yang modis dan bermerek dari ujung kepala hingga kaki.

"Apa kabar?" si wanita membuka percakapan setelah beberapa saat ketiganya hanya saling diam. "Kau, Kim Mingyu yang dulu dari kelas IPA kan?" tambahnya sembari menyilakan helaian rambut hitamnya ke telinga guna menyebarkan percikan pesona pada dua lelaki tampan didepannya. "Iya benar, kau mengenalku?" jawab Mingyu antusias atas pertanyaan si wanita cantik yang ternyata me-notice dirinya lebih dulu, wanita itu kemudian terkekeh, "Ya! Kim Mingyu apa kau melupakanku?" si wanita menjawab lagi dengan suara yang terdengar lebih akrab seolah ingin menunjukan bahwa mereka dulunya memang saling mengenal.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang