Cure 2.0

31.5K 2.7K 646
                                    

A hug that worth a thousand words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A hug that worth a thousand words. - Jaeyong
.
.
.
.

"Baby Blues Syndrome yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih dan perubahan emosi yang di alami oleh para ibu pasca melahirkan."

Taeyong menutup buku bacaan milik Jaehyun kemudian menaruhnya kembali dalam susunan rak, berjalan pelan mendekati sang suami yang masih tertidur pulas memeluk kedua putranya didalam selimut. Lelaki mungil itu kemudian duduk ditepi ranjang dan tersenyum sembari mengusapi helaian rambut suaminya yang berantakan, disetiap usapannya berisi doa dan rasa terima kasihnya pada sang suami atas segala pengertian, kesabaran serta kesetiaannya selama ini kepadanya terutama di masa-masa awal paska kelahiran Jeno.

Taeyong tak menyangka jika baby blues justru menyerangnya pada kelahiran anak kedua, tak terhitung lagi berapa kali Taeyong dibuat menangis karena menyesali rasa tak bersemangatnya dalam mengurus bayi, hal ini tentu menekan psikisnya sebagai seorang ibu yang harusnya bertanggung jawab atas segala kebutuhan si bayi, namun ada beberapa faktor yang berperan besar dalam mempengaruhi emosi Taeyong salah satunya faktor kehilangan sosok Ayah, akibatnya Taeyong merasa masih perlu tenggelam dalam rasa dukanya dan membuatnya abai pada Jeno bahkan Mark, ia lebih banyak menyendiri di minggu-minggu awal setelah melahirkan kadang melamun kadang menangis diam-diam, emosinya benar-benar tak bisa dikontrol dan sangat sensitif dengan keadaan sekitar.

Ia enggan mengurus Jeno tapi ia merasa dicampakkan ketika Jaehyun terlalu sibuk dengan kedua anaknya. Egois? memang, Taeyong merasa demikian ia bahkan berani melawan Jaehyun yang menegurnya karena tak mau mengurus putranya, walau bukan sebuah teguran keras tapi Taeyong saat itu memanglah sangat tersinggungan maka akhirnya perdebatan itu berakhir dengan tangisan Taeyong dan rasa bersalah Jaehyun.

Sebagai seorang suami Jaehyun paham akan kondisi Istrinya, diam-diam ia memperhatikan dan mempelajari perubahan emosi Taeyong dan menyimpulkan bahwa Istrinya itu mengalami syndrom baby blues lewat buku yang dibacanya. Maka Jaehyun lagi-lagi harus menempatkan dirinya diposisi paling netral, memahami Taeyong sekaligus memperjuangkan hak anak-anaknya untuk mendapatkan kembali perhatian dari sang Ibu. Dengan perlahan Jaehyun mencari tau apa yang diinginkan Taeyong dan mengapa ia bertingkah demikian dan ia akhirnya mengerti jika Taeyong menginginkan perhatian dan tempat untuk berkeluh kesah padahal Jaehyun berfikir perhatiannya pada Taeyong tak sedikitpun berkurang, namun Jaehyun merasa tetap harus mengalah dan berbenah diri demi kebaikan bersama.

Benar memang penyembuh terbaik bagi kegelisahan Istri adalah pengertian dan perhatian lebih dari suami, setiap malam Jaehyun mengajaknya mengobrol sembari menemani kedua putranya yang sudah tertidur. Hanya obrolan ringan sambil saling memeluk diatas ranjang, Jaehyun mengingatkan lagi pada Istrinya itu bagaimana perjuangan keduanya agar bisa memiliki Mark dan Jeno, bagaimana kebahagiaan Jaehyun serta antusiasnya Taeyong ketika ia dinyatakan hamil serta meminta Taeyong bercerita apapun yang dirasa mengganjal dihatinya sebebas-bebasnya pada dirinya dan berkat night healing dari Jaehyun, Taeyong merasa tenang dan perlahan depresinya berangsur-angsur berkurang.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang