23. Rencana Baru

23.9K 2.5K 24
                                    

"Alan, kenapa lo tega sih sama gue?"

Ya rabb, ini baru jam delapan pagi dan si Sashi udah mencak-mencak di depan Alan. Mana suaranya luar biasa nyaring.

"Tega kenapa sih, Beb?"

Hmm, mulai.

"Pura-pura nggak tau," balasnya sambil melayangkan cubitan, "maksudnya apaan gue disuruh ikut naik gunung?"

"Ya, masa Aretta sendirian. Lagian sekalian cuci mata."

"Mending cuci mata di mall."

"Lah, mending ke alam bebas. Gratis!"

" Di mall banyak big sale menjelang tahun baru."

"Mending tahun baru tuh ke gunung. Seru!"

"Eh, udah-udah. Apaan sih kayak anak kecil." Mas Bagas datang menengahi Sashi dan Alan.

"Mas, aku tuh ga ada basic apa-apa. Gak tau masalah gunung," jelas Sashi.

Mas Bagas menghela napas sebentar. "Kalian tuh ya, ribut yang berguna dikit gitu lho. Masalah naik gunung aja ribut."

"Lah, dia sok lemah Mas," sahut Alan.

"Gini lho, Sas. Masalah gunung ya udah lupain aja, yang penting sekarang kamu olahraga kecil-kecil kan efeknya bagus juga buat badan. Kalau kamu nggak ikut, emangnya gak kasian sama Aretta?" tanya Mas Bagas.

Sashi melirik kearahku. Serem banget dah kayak singa mau nerkam mangsanya. Tapi, setelahnya dia bilang, "Iya deh, Mas."

HAHAHAHA. Kenapa sepasrah itu sih, Sashi?

***


Hari ini kayaknya aku bakalan lembur gara-gara laporan nggak selesai-selesai. Proyek akbar yang berlokasi di Sentul itu lumayan juga menguras energi dan pikiran.

Sambil mengerjakan laporan ini, aku melirik kanan dan kiriku semuanya sibuk dengan monitor masing-masing. Melirik ke depan juga sama aja. Ya udah, mau bikin teh aja deh.

"Gimana, Ta?"

Allahu Rabbi, aku lagi nuang air panas ke mug tiba-tiba dengar suara, pas kutengok ternyata Tama.

"Eh, maaf." Aku rasa dia sadar kalau aku kaget.

"Gimana apanya?"

"Udah mulai exercise?"

"Belum, gue skip aja, Tam."

"Gue sendiri juga gak yakin sih, Ta. Deadline laporan numpuk parah. Akhir tahun gak yakin bakalan bisa have fun. Awal tahun aja udah dijadwal lanjutan proyek sentul."

"Nah, kan. Ganti aja deh acaranya."

Tama manggut-manggut sambil menyenderkan dirinya ke kabinet pantry. "Kalau sekedar bakar-bakar kayak biasanya sih bisa. Siap deh rumah gue mau diobrak-abrik silakan."

"Mending gitu sih, Tam. Gak yakin gue kalau akhir tahun bisa jalan."

"Kalau nggak ya, sewa villa have fun sehari semalam dah cukup." Nah, ganti aku yang manggut-manggut.

"Tar gue coba bilang ke yang lain deh pas makan siang."

"Gue absen makan siang dulu, ya? Daripada laporan gak jadi papi marah-marah." Tama mengangguk.

Ya gitu deh, menjelang akhir tahun laporan menumpuk dan deadline-nya gak kira-kira. Namanya juga mengais rezeki ya gak? Kudu ikhlas lahir dan batin ini mah.

***


Laporanku baru aja mau dibuang sama Papi yang hari ini keliatannya lagi gak dalam mood yang bagus. Tumben banget sehari ini nyerahin dua laporan selalu ada cacatnya dan dia minta besok pagi udah jadi.

"Genks, gak ada yang mau turun gitu beli kopi?" ucap Alan sambil merenggangkan badannya.

"Kopi pantry aja lah, Lan," sahut Davienna.

Aku melirik ke depan dan Alan langsung membalas lirikan mataku secepat kilat. "Lo, pasti mau ngopi kan, Ta?"

Apa-apaan. Bisa banget modusnya. "Nggak, gue cuma mau laporan gue kelar."

"Jalan sendiri aja kenapa sih, Lan?" tanya Mas Bagas.

"Yah, mager banget turun."

"Ye, dasar males."

"Oh iya genks, gue mau ngomong nih."

Aku yang sedang berdiri mau gak mau duduk lagi ke kursi hangatku gara-gara Tama kayaknya mau ngomong sesuatu yang penting.

"Akhir tahun gak jadi nih nanjaknya, rencananya mau diganti acara lain aja semisal kita bakar-bakar di rumah gue atau refreshing sehari semalam di villa."

Sashi langsung angkat bicara. "Nah, gue setuju nih. Gue setuju opsi yang kedua deh, Tam."

"Yang lain?"

"Bentar, Tam. Ini acara kita doang atau keluarga boleh diajak juga?" tanya Mas Bagas.

"Bebas, Mas. Lo mau bawa bini silakan."

"Oke, gue pilih opsi kedua aja, Tam. Daripada ngotorin rumah lo, mending sewa villa sekalian aja biar berasa."

"Yang lain? Atau ada yang keberatan?"

"Gue manut lo aja deh, Tam," jawab Cakra.

Tapi berbeda dengan Davienna yang beralasan tidak bisa ikut. "Sebelumnya maaf, nih. Gue gak bisa tahun baruan sama kalian semua deh. Soalnya memang udah janji sama keluarga."

Tama mengangguk. "Oke, gak apa-apa. Yang lain gimana? Disty? Aretta? Atau Alan mungkin keberatan?"

"Ah, gue mah kaga ada namanya keberatan," jawab Alan, aku pun juga setuju dengan dia. Begitu juga dengan Disty.

"Oke, berarti fix kita sewa villa aja, ya? Nanti coba bantu googling villa yang nyaman, yang enak lah buat ditempatin kita sehari itu."

"Yakin sehari doang, Tam?" tanya Cakra.

"Gue sih tergantung kalian capek apa nggak. Kalau mau dua hari silakan."

"Tiga hari lah, biar puas. Sambil ngurusin laporan juga bisa tuh," ucap Mas Bagas.

"Oke, gue sih deal."

"Yang lain?"

"Deal," jawab kami serempak.

***


Hello genks, sorry nih bikin kalian nunggu lama terus tiap up. Oh iya, aku mau kasih tau kalau kedepannya belum tentu aku bisa update cepat ya, genks. Soalnya di bulan des-jan-feb itu aku kebetulan sibuk banget sama urusan duniawi.

Thank u, kuharap kau semua mengerti diriku.

Luv u,

Okta.

08:20Where stories live. Discover now