Chapter-65

9.8K 721 290
                                    

Aku kasih emot ini dulu biar kalian semangat bacanya😍😍😍😍

eits jangan lupa vote dulu ya 😆

Happy reading😊

Tepat pukul 5 pagi, Hanna keluar dari kamarnya.
Di sofa ruang tamu, ada Bisma yang sedang duduk melamun. Pria itu tak tidur semalam. Seperti Hanna.

"kembalikan pasporku"
Bisma menoleh menatap Hanna yang bahkan tak sudi menatapnya.
"duduklah"
"tidak usah membuang waktu untuk basa-basi. Pada akhirnya semuanya akan tetap sama"

"ini masih terlalu pagi Hanna, setidaknya ayo sarapan bersama dulu"
"dengan kekasihmu? kau sedang memakai otakmu kan?" ucap Hanna begitu kasar dengan nada dingin. Apa Bisma bisa bernapas dengan normal jika saat ini Hanna dan Calista duduk di meja makan yang sama?
Atau jika Hanna sarapan bersama Bisma, pria itu akan menyuruh Calista tetap di dalam kamarnya?
Konyol sekali...

Bisma menghela napasnya pelan "ada di ruang kerjaku"
Hanna langsung berlalu menuju ruang kerja Bisma.

Tak lama wanita itu kembali dengan paspor dan kopernya.
Bisma menatapnya dengan helaan napas gusar "biarkan aku mengantarmu" Bisma menghadang langkah Hanna.
Hanna menyingkirkan bahunya dan berjalan tanpa peduli lagi pada Bisma.

"satu hal Hanna, aku tidak akan pernah menceraikanmu"
Hanna berhenti melangkah dan memunggungi Bisma "pilih saja. Bunuh aku sekarang atau ceraikan aku"
"Han-
"atau aku akan bunuh diri" ujar Hanna dingin.

"Hanna" Bisma meraih lengannya tapi Hanna langsung menarik lengannya karena tak sudi tersentuh oleh Bisma.
"Ilham sudah menungguku" ucapnya kemudian melanjutkan langkah.

Bisma hanya mampu mengikutinya dari belakang.
Bisma berhenti di depan pintu, melihat betapa perhatiannya Ilham pada Hanna.
Pintu mobil Hanna yang baru saja tertutup terasa menghantam perasaannya untuk kesekian kalinya.
Bisma terus menatap mobil itu hingga keluar dari gerbang rumahnya.

Sentuhan lembut di bahunya membuat Bisma kembali mendesah berat kemudian berbalik menatap Calista.
"jika kau-
"aku akan tetap bersamamu. jangan khawatir" Bisma mengusap kepala Calista dengan senyum paksa.

"kamu terlihat sangat berat melepaskannya"
"bagaimanapun juga, aku hidup dengan Hanna sudah lebih dari setengah tahun sebagai suami istri. Ku harap kamu mengerti Ca"
"apa itu artinya
"aku akan membawamu pada orang tuaku besok"
"k-kamu yakin?"

Bisma mengangguk dengan senyum kecil "jangan berpikir macam-macam. istirahatlah"
cups
Tiba-tiba Calista mencium Bisma sekilas.
Bisma hanya diam tak memberi respon apapun.

"kenapa? kamu tidak suka?" tanya Calista terlihat kecewa.
Bisma meraih dagu Calista kemudian mencium bibirnya dengan kasar.
Calista membalas perlakuan Bisma dan mengalungkan lengannya di leher Bisma.

Bisma merengkuh pinggang Calista saat memperdalam ciumannya.
Menambah dosa yang dulu bahkan belum terampuni.
*
*
*
Ilham melirik Hanna di sebelahnya "kau tampak lebih baik"
"tentu saja. aku merasa semuanya telah selesai. Semua yang menyangkut Bisma Karisma kulepas hari ini, termasuk hubunganku dengan orang tuanya. Antar aku ke rumah Ayah dan Ibu nya"
Ilham mengangguk dengan helaan napas pelan.

"oh Ilham! aku lupa cincinnya!"
Ilham memutar bola matanya malas lalu berbalik kembali ke rumah Bisma. Beruntung mereka belum jauh.

Tapi tak beruntung karena mereka malah disuguhi pertunjukan yang sangat berharga.

Ilham menyeringai melihat betapa nafsunya Bisma yang mencium Calista di ambang pintu "katakan apa yang harus kulakukan, nona Effendi?"

Bagian selanjutnya ada di dreame dengan nama akun kiranoviani

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now