Chapter 30

16.7K 770 34
                                    

Happy reading 😊😊

Jam menunjukkan pukul 7 malam lebih dan Bisma baru pulang.
Hanna yang mendengar suara mobil Bisma kemudian keluar untuk menyambut kepulangannya.

Bisma tersenyum melihat pintu terbuka dari dalam dan menghampiri istrinya di depan pintu.

"over time ya?" tanya Hanna dan ingin mengambil alih jas Bisma tapi Bisma menahannya dan merangkul Hanna masuk.
"kalau aku pulang malam, jangan menunggu. segera istirahat ya"

"ini baru jam tujuh" Hanna merasa Bisma berbeda malam ini. sedikit aneh menurutnya. Biasanya Bisma akan dengan senang hati memberikan jasnya pada Hanna lalu bertanya banyak tentang kegiatannya hari ini.
Mereka akan mengobrol beberapa saat di depan televisi sebelum makan malam lalu Bisma akan mandi sebentar.

Hanna menghentikan langkah mereka untuk bertanya tapi di dahului Bisma.
"aku mandi dulu" ucap Bisma kemudian berjalan ke arah kamar mereka.

Hanna menahan lengannya.
Bisma menoleh dan melepaskan tangan Hanna dengan pelan kemudian kembali melangkah.
Hanna masih terdiam menatap punggung Bisma yang semakin menjauh.

"aku siapkan makan malam" ucap Hanna setengah berteriak.
Bisma menoleh "aku sudah makan di luar. istirahatlah" akhirnya Bisma benar-benar masuk ke dalam kamar.

Hanna tak mengerti apa yang terjadi pada Bisma. Tapi Bisma aneh malam ini.
Hanna mengingat-ingat lagi apa saja yang terjadi pada Ia dan Bisma hari ini.
Saat Bisma pergi tadi pagi Hanna rasa Bisma masih baik-baik saja. Dan sekarang mereka baru bertemu lagi.
Saat mereka berkomunikasi dengan telephone tadi Hanna juga merasa semuanya baik-baik saja. Bahkan Bisma mengucapkan kata cinta 2 kali pada Hanna hari ini.
Hanna tidak merasa melakukan kesalahan hari ini pada Bisma.

Atau masalah kantor? Tapi jika masalah kantor kenapa jadi Hanna yang kena imbasnya?
Atau perasaan Hanna saja? Mungkin Bisma lelah dan ingin segera istirahat. Bisa saja.

Hanna menghembuskan napasnya kemudian berjalan ke arah dapur untuk membuat segelas susu untuk dirinya sendiri. Hanna ingin menenangkan dirinya dengan segelas susu.
Tapi Hanna tetap memikirkan Bisma.
Ia takut Bisma berubah secepat ini.
Hanna belum siap.

"ashh" Hanna tersentak saat tangannya terkena air panas.
Hanna segera menyiram tangannya dengan air kran.

Baru sedikit perubahan dari Bisma saja sudah membuatnya tak fokus, apalagi nanti saat Bisma benar-benar meninggalkannya.

Kenapa Ia harus membuka hati lagi untuk pria itu? Seharusnya memang mereka hanya perlu tinggal berdua selama enam bulan dan menyelesaikan proyek ini agar bisa saling terlepas. Tak perlu ada perasaan seperti ini.
Perasaan saling mencintai yang Hanna takutkan akan berakhir mengenaskan untuk dirinya.

Hanna menyentuh dadanya sendiri. Apapun yang Hanna lakukan, kenapa Ia yang merasakan sakit hati?
Apa Hanna memang bodoh seperti kata Ilham, atau memang disini takdir Hanna akan berakhir seperti itu?

Seperti judul story ini misalnya.

Hanna tidak bisa jika secepat ini. apalagi jika Bisma menjauhinya secara perlahan seperti tadi.
Ini akan lebih menyakitkan.
Jika memang Bisma ingin meninggalkannya, seharusnya Bisma bicara! Bukan begini caranya. Hanna akan merasa terombang-ambing tidak jelas kalau begitu.

Hanna meninggalkan susunya di dapur begitu saja dan berlari ke kamarnya.

Bisma masih di kamar mandi. Suara gemercik air terdengar dari dalam.
Apa Bisma sedang menghindarinya?
Bisma tak pernah selama ini jika mandi malam.
Hanna berjalan ke pintu kamar mandi.
Ia hendak mengetuknya tapi Hanna melihat pintunya tak tertutup sempurna.

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now