Chapter 1

40.1K 1.3K 18
                                    

Warning!!
Ucapan kasar dan perbuatan yang tidak patut dicontoh bertebaran. Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.

Happy Reading

Rencana yang sudah kususun dengan matang bertahun-tahun lalu kini hancur sudah.
Pernikahan konyol ini sekarang mengikatku.

Kenapa??
Kenapa Calista harus kecelakaan??
Kenapa Calista harus koma??
Dan kenapa Calista bisa mencintai pria kasar seperti dia?
Lalu kenapa harus aku yang ada di posisinya sekarang??

Tuhan, ini tidak adil. aku masih ingin mengejar cita-citaku di Australia, tapi kenapa aku harus menguburnya begitu saja demi pernikahan yang katanya akan menyelamatkan nama keluarga ini??

4 semester S2-ku di Australia harus kurelakan demi hal ini.

Sungguh, Bermimpi pun aku tak berminat untuk memiliki suami seperti pria itu.
Dia benar-benar kasar. Mungkin perasaannya sudah mati.

2 minggu lalu aku menghubungi Calista untuk minta maaf karena tak bisa menghadiri acara pernikahannya.
Tapi seminggu yang lalu Ayahku menelepon agar aku segera pulang.

Aku mengambil penerbangan ke Indonesia secepatnya. Aku khawatir jika terjadi apa-apa dengan ayah.
Tapi baru saja aku sampai di rumah yang sudah 6 tahun tidak kupijak itu, ayahku langsung menyuruhku untuk ke ruangannya.
Tentu saja aku bingung.

Ayah to the point saat itu. Ia memberitahuku bahwa Calista, saudaraku sekarang sedang koma akibat kecelakaan.
Aku menangis, tentu saja. aku menyayanginya.
Dan Ayah dengan mudah menyuruhku untuk menjadi pengganti Calista di pernikahannya seminggu lagi.

Bagai tertimpa musibah 3 kali berturut-turut, kepalaku langsung berdenyut nyeri memikirkannya. Mungkin juga karena perjalanan Australia-Indonesia yang tak singkat dan aku sama sekali belum istirahat.

Ayah menatapku seperti memohon. Demi Tuhan, aku tak ingin melihatnya seperti ini.
Ia yang merawatku sejak kecil, mendidikku hingga seperti sekarang dan memberikan kasih sayang yang melimpah padaku. Dan ini permintaan pertamanya padaku.

Apa mungkin aku bisa menolak?
Dengan alasan apa pun, aku tidak akan bisa. Ia tak pernah menuntut apa pun dariku. Ayah mengizinkanku menuntut ilmu di manapun yang aku mau.
Dan kurasa ini saatnya aku membalas kasih sayangnya.

Jadi, aku menerimanya.

Masih teringat jelas kalimat terakhir ayah saat aku akan keluar dari ruang kerjanya.

"Hanna, maafkan Ayah. Ini untuk keluarga kita."

Ayah tidak sepenuhnya jujur. Ia bilang agar nama keluarga kita tidak tercemar karena pembatalan pernikahan megah itu. Tapi aku merasa ayah punya alasan lain.

Hari kedua aku di sini, keluargaku bertemu dengan keluarga Bisma, tunangan Calista.
Mereka datang bertiga. Bersama ayah dan ibunya.
Sedangkan aku bersama ayah, mama dan adik laki-lakiku.

Jika saja meja itu tidak ada orang lain, aku mungkin sudah membeku saat itu.
Tatapan Bisma begitu dingin dan menusuk ke arahku. Ia terlihat sangat tidak menyukaiku.

Ibu Casma, yang sekarang menjadi mertuaku. Beliau sangat baik. Sikapnya terlalu hangat jika mengingat statusku di sini. Aku kan pengganti calon menantunya?
Gadis yang dicintai putranya digantikan olehku dan beliau masih bisa bersikap baik padaku?
Bukankah itu aneh?

Oh tidak, itu terdengar sedikit lebih baik. Karena tampak sekali ayah Bisma tak peduli padaku.
Ia bicara seadanya saja padaku.
Aku sedikit bingung dengan situasi ini.
*
*
*
Author pov

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now