Chapter 23

1.6K 143 79
                                    

Kedua tangan pucat itu terbentang dan memecah laju angin. Matanya tertutup rapat merasakan semilir angin yang berhembus. Tekadnya sudah bulat, ia tidak ingin mundur lagi. Rasa lelah dalam dirinya sudah sangat menumpuk dan ia sudah tidak sanggup untuk memikulnya lagi.

"Maafkan aku semuanya..."

Ia berucapa lirih. Perlahan ia semakin memajukan tubuhnya dan siap merasakan gravitasi. Dalam hitungan

Satu

Dua

Tiga

Selama seperempat detik ia merasakan tubuhnya melayang di udara, namun.

Grep

Sebelah tangannya ditarik dari atas. Tubuhnya tergantung dan perlahan ia membuka matanya. Ia mendongakkan kepala dan menatap sayu pada orang tersebut.

"YAK! PEGANG TANGANKU YANG KUAT. AKU AKAN MENARIKMU  PERLAHAN!"

Xiumin berteriak, otot tangannya bekerja keras mencengkeram lengan Suho. Sekuat tenaga ia menarik sang adik kembali keatas. Sehun yang berada di belakang Xiumin membantu menahan tubuh sang kakak agar tidak ikut terjatuh.

Pelu pada wajah Xiumin dan Sehun begitu ketara. Nafas mereka terengah. Tak lupa jantung mereka yang bekerja dua kali lebih keras. Susah payah ia menarik Suho keatas.

"Sehun tarik aku dan Joon lebih kuat. Tanganku mulai licin!"

Titah Xiumin pada sang adik. Sehun pun semakin mengeratkan pegangannya dan susah payah menarik kedua tubuh itu.

Kerumunan orang dibawah sana sudah berteriak khawatir memanggil nama kedua member itu. Sebuah ambulans dan tim penyelamat pun datang dan mengusir kerumunan orang tersebut. Kini tempo jantung semua orang yang berada disana bekerja dua kali lebih cepat menyaksikan peristiwa ini.

"YAK APA YANG KALIAN LAKUKAN, CEPAT MENYINGKIR DARI SINI. KALIAN MENGHAMBAT KERJA TIM PENYELAMAT!"

Manajer hyung berteriak pada beberapa fans yang masih berkumpul tepat dititik penyelamatan. Ia seperti seorang kesetanan dan mengambil secara paksa ponsel dan kamera yang merekam peristiwa ini. Tim penyelamat dengan cekatan melakukan pekerjaannya.
.
.
.
"Hyung, aku mohon lepaskan aku. Biarkan aku egois untuk kali ini."

Suho berucap lirih. Ia masih memandang wajah hyungnya yang sedang bersusah payah menahan bobot tubuhnya.

"Simpan ucapanmu, aku tidak akan membiarkan mu. Pegang tanganku lebih erat!"

Perlahan sebelah tangan Suho menggapai tangan Xiumin. Sang kakak pun sedikit tersenyum ke arah adiknya. Namun ia tak menduga, Suho berusaha melepaskan tegangan tangannya dengan susah payah. Tangan Xiumin yang mulai basah oleh keringat pun semakin sulit.

"Selamat tinggal, hyung."

"ANDWE SUHO-YA!"

Xiumin berteriak keras. Tubuh itu sekarang benar-benar melayang diudara. Rasanya nafas semua orang tercekat melihatnya. Xiumin menahan air matanya menyaksikan Suho terlepas dari genggamannya. Waktu seolah bergerak sangat lambat.

Bruk

Tubuh rapuh itu menghantam safety air cushion dengan keras. Tim penyelamat segera melakukan tugasnya. Manajer hyung sudah terduduk lemas menyaksikan peristiwa itu. Xiumin dan Sehun pun tak kalah lemas dan pucatnya menyaksikan kejadian yang begitu singkat itu.

"Cepat siapkan ambulans, kita langsung ke rumah sakit. Detak jantungnya lemah, ia shock berat. Segera hubungi pihak rumah sakit!"

Kapten tim berteriak memerintah para bawahnnya. Manajer hyung segera bangkit dan menerjang tubuh Suho yang terkulai lemas.

I. When your smile has goneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang