Chapter 15

1.5K 136 41
                                    

Keheningan masih menyapa indera pendengaran. Dentang jam terdengar lebih keras dari biasanya. Ah, mungkin kesunyian penyebabnya. Obsidian indah nan memabukkan masih tak terlihat pancarannya. Ia terlalu sibuk bersembunyi dibalik kesedihan.

Kelima manusia ini masih betah untuk saling bungkam, ditambah dengan seorang lagi yang masih tertidur pulas. Sesekali sang adik menatap tajam para kakak. Menghujat mereka dengan tatapannya. Beberapa kali ia juga mendengus sebal, namun masih betah diantara mereka.

Mencoba berinisiatif manajer hyung pun membuka suara. Ya setidaknya...

"Sejak kapan kau pulang, Lay?"

"Beberapa hari yang lalu hyung, maaf tidak memberi tahumu"

"Tak apa, kau pulang membawa mereka?" Tanyanya sambil menatap kedua orang lainnya. Kris dan Luhan hanya mampu tersenyum. Mereka tidak berniat untuk menanggapi. Toh mereka tidak terlalu dekat mantan manajernya yang satu ini.

"Mereka lebih dulu sampai disini". Manajer hyung hanya mengangguk paham. Ia kembali melirik salah satu anak didiknya.

"Aku akan ke gedung, tolong titip Joon". Ia pun berlalu dan melirik singkat Sehun.

Keheningan kembali menyapa. Merasa jengah akhirnya Sehun buka suara.

"Kenapa kalian kemari?"

"Menjenguknya" jawab Kris singkat dan menunjuk Suho yang tertidur dengan dagunya. Sehun pun mendengus sebal.

"Kalian sungguh tidak tahu malu ya. Sangat menyedihkan!" Sehun memberikan nada meremehkan diakhir kalimatnya.

"Hentikan Sehun. Mereka hanya berniat baik"

"Diam hyung. Kau bahkan tak berhak ikut campur". Serangan telak dari seorang Oh Sehun pada ketiga kakaknya. Lay pun memilih kembali bungkam.
"Sebaiknya kalian pulang sebelum Joon Myeon hyung bangun, aku tak ingin ia melihat kalian!"

Jika segala hal yang berhubungan dengan Suho, maka Sehunlah orang pertama yang paling protektif. Maknae ini terlalu sayang pada sang leader, begitupun sebaliknya.

"Kami ingin menjenguknya, hun. Tidak ada maksud lain" Luhan mencoba mencairkan suasana. Namun sepertinya gagal dan dihadiahi tatapan sinis seorang Oh Sehun.

"Dan memperburuk kesehatannya? Hentikan hyung! Aku mohon pada kalian jangan menemui Joon hyung lagi!"

"Izinkan kami disini sampai ia bangun"

"PERGI!" teriak Sehun. Semua pun terkejut mendengarnya. Kemarahan Sehun sudah sampai puncaknya. Ia tidak dapat lagi lunak jika ini tentang Suho.

"Baiklah, tolong sampaikan salam ku padanya. Bilang padanya untuk lebih menjaga kesehatannya dan lebih peduli pada diri sendiri"

"Baiklah akan aku sampaikan. Sekarang keluar!" Titah Sehun sambil menujuk angkuh pada arah pintu. Luhan dan Kris lebih memilih mengalah dan keluar. Percuma jika mereka melawan, toh selama ini tidak ada yang pernah kalah dan menentang Sehun. Mereka terlalu memanjakannya dan selalu menganggapnya sebagai adik kecil. Wajah jika ia sangat manja dan rapuh.

Lay dan Sehun kembali bertatapan. Mereka paham bahwa masih ada obrolan yang tertunda tadi pagi. Lay pun berdehem mencoba mencairkan suasana.

"Kau ingin kita kembali melanjutkan obrolan tadi?"

Sehun pun tersenyum mengejek. Ia menggenggam erat tangan Suho. Ia berusaha mengumpulkan kekuatan untuk menerima segala macam kemungkinan yang akan dijelaskan hyungnya itu.

"Jadi jelaskan padaku, kenapa kau bersama mereka hyung?"

"Aku hanya sedikit berkunjung"

"Jangan bohong! Aku tahu kalian merencanakan sesuatu!" Nada bicara Sehun meninggi. Ia tidak ingin terdengar kalah dari hyungnya ini.

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now