Chapter 21

1.4K 124 66
                                    

Suasana mencekam sangat terasa di dorm. Semua orang sibuk memegang ponsel masing-masing sambil terus menelpon acak ke berbagai orang yang mereka kenal. Namun masih saja nihil. Suho hilang. Saat pulang, mereka tak mendapati sang leader di seluruh penjuru ruangan.

Brak!

Sehun memukul keras meja makan, membuat beberapa botol air mineral tumbang. Ia mengusap kasar wajahnya. Sebenernya ada satu nomor yang sendari tadi ia curigai. Namun ia terlalu benci jika harus mendengar suaranya.

"Hyung, apa Minho bisa dihubungi?" Tanya Xiumin. Manajer hyung hanya menggeleng dan ikut mendudukan dirinya di kursi makan.

"Aku sudah menghubungi member Shinee yang lain dan manajernya tapi mereka bilang tidak melihat Minho lagi setelah dari gedung. Nomornya pun tidak aktif."

"Pasti Minho tahu kemana Joon Myeon pergi. Makanya ia tiba-tiba menghilang."

"Aku sangat yakin kedua sahabat itu yang telah merencanakan hal gila ini."

"Aku harus bilang apa ke eommonim? Ia sudah berkali-kali mengirim pesan padaku menanyakan Joon Myeon." Xiumin terlihat sedikit panik dan tidak enak karena mengabaikan pesan dari eommanya Suho.

"Aku yang nanti akan menghubungi eommonim. Kalian tetaplah disini, aku akan meminta bantuan untuk mencari Joon. Akan sangat beresiko jika kalian ikut mencari." Titah manajer hyung. Para member pun mengangguk patuh kecuali satu orang, Sehun. Ia masih saja mematung ditempatnya dengan tangan yang mengepal.

Suasana kembali sunyi. Semuanya terduduk lemas ditempatnya masing-masing. Kyungsoo pun berjalan menuju Sehun. Ia mencoba memegang tangan sang adik, namun ditepis berkali-kali oleh Sehun.

"Ku pikir ia tahu dimana Suho hyung berada." Ucapan Sehun membuat semua orang menatapnya. Satu per satu pun berkumpul di sekitar Sehun.

"Siapa yang kau maksud, hun?" Tanya Chen dengan tatapan antusiasnya.

"Yifan hyung" Baekhyun menjawab pertanyaan itu. Nada suaranya datar dan terdengar penuh kebencian saat mengucapkan nama itu.

"Ia sedang tidak di Korea." Lay kembali menimpali. Baekhyun dengan cepat menatapnya tajam.

"Aku tak butuh jawabanmu, pengkhianat!"

"Baekhyun! Hentikan! Kau membuat suasana semakin buruk." Dengan cepat Xiumin memotong pembicaraan keduanya. Ia pun menarik Lay menjauh dari yang lainnya.

"Cih! Sangat memuakkan!" Baekhyun kembali berucap sinis sambil memandangi kedua membernya yang menjauh.

***


Kepulan asap berwangi harum memenuhi dapur. Pria itu masih saja berkutat dengan masakan yang sedang dibuatnya. Mungkin ini bukan pertama kalinya memasak. Namun tetap saja ia bukan seseorang yang dengan rajinnya memasak didapur. Ia lebih memilih memesan makanan atau memasak ramyeon dari pada harus bersusah payah memasak.

Kali ini sudah percobaan ketiganya untuk membuat semangkuk bubur. Kedua bubur lainnya sudah lebih dulu masuk ke tempat pembuangan. Mungkin bubur yang ketiga ini masih jauh dari kata pantas, namun setidaknya masih layak untuk dimakan dibanding bubur sebelumnya.

Ia menghapus pelu pada wajahnya dan tersenyum. Dengan perlahan menuangkan bubur kedalam mangkuk dan sebisa mungkin menghias makanan itu agar terlihat lebih cantik dan 'lebih menggugah selera'.

Ia berjalan pelan menuju kamar dengan nampan berisi bubur dan air minum ditangannya. Ia meletakkan nampan itu perlahan di nakas dan memandang wajah temannya itu.

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now