Berkah, Musibah dan Hikmah

47 4 3
                                    

Beberapa bagian puing rumah terlihat berserakan setelah tsunami yang menghantam daratan dan pemukiman warga, tak banyak kenangan yang tersisa, beberapa foto masa kecil yang masih berserakan, dipungut kembali oleh hanifah si gadis remaja yang juga ikut jadi korban dalam musibah tersebut, dengan air mata yang  jatuh menembus tanah tempat dia berpijak.

*****
"Allah, begitukah cara-Mu mengingatkan ku, akan banyaknya dosaku, tak cukup baikkah selama ini caraku menomor satukan-Mu dalam semua urusanku, namun sekarang para penjaga ku dan orang-orang yang selalu mengerti diri ku, lenyap sekejap, seperti rayap yang berkumpul dan hilang dengan sekali tepukan" dengan geram hanifah menghantamkan kepalannya ke tanah.

Ratapan demi ratapan terbang menghujam langit dan tetesan air mata diiringi kekesalan seperti mata bor yang menghantam tanah terus berjatuhan. Semua terasa hening. Beberapa waktu Hanifah pun terdiam, namun ratapan lain mengejar telinga hanifah, membuat jiwanya meronta kembali.

******
"Sudahlah Hani, Allah tak pernah sia-sia dalam merencanakan sesuatu, mana tau ini waktu yang diberikan Allah kepada kita, agar bisa muhasabah diri dan memperbaiki diri untuk kedepannya, dan tak tertutup kemungkinan, Hani juga bisa membantu orang-orang Hani sayang di akhirat kelak" dengan beberapa senyuman ramah pada setiap kata yang terucap. 

"Kamu bisa diam gak do, aku lagi gak butuh kajian dan nasehat darimu sekarang. Kamu bisa bicara begitu, karena keluargamu, rumahmu, hartamu dan pendidikanmu baik2 saja, sedangkan aku, hanya puing yang bisa terlihat bagiku sekarang, dan masa depan yang masih berbentuk pecahan-pecahan yang kecil"

******
Aldo adalah seorang teman masa kecil yang selalu ada ketika Hani berada dalam sebuah masalah. Tak jarang Aldo menjadi peredam dari amarah Hani, meskipun kondisi Hani lebih sempurna daripada Aldo, namun perkembangan pola pikir Aldo lebih baik daripada Hani.

"Kita sudah berteman lama, aku terlahir dengan beberapa kekurangan dan kamu terlahir dengan sempurna, keluargaku yang kamu bilang adalah milik Allah, rumahku juga milik Allah, hartaku juga milik Allah dan pendidikan ku serta ilmu yang ku dapat dalam masa pendidikan ku juga milik Allah. Aku sadar dan bersyukur dengan kekuranganku, apakah kamu pernah bersyukur dengan kesempurnaanmu??" Karena aku sadar keluhanku takkan merubah apapun pada hidupku".

******
Hani pun berlari meninggalkan Aldo sendiri, dengan beberapa kata yang menyakitkan sebelum dia pergi.

Aldo hanya bisa diam, ingin rasanya mengejar dan menghentikan Hani, namun hal itu hanya akan bisa dilakukan didalam ruang imajinasi dirinya sendiri.

Allah Selalu AdilWhere stories live. Discover now