"Tau nih, mending kita liat yuk kelompok kita sama kelas mana." Ajak Angel.

"Ayo lah, ga sabar nih gue!" Balas Rani dengan cengiran gila nya:v

"Oemji besok kita camping guys! Ah gila! Gila!" Alay Azizah sambil berjingkrak-jingkrak yang mendapat tatapan sinis dari 6 gadis cantik itu.

Azizah menyengir,"Hehe," Sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengah nya, pis.

"Ayo liat, keburu rame lagi tuh." Lerai Ranty yang membuat mereka semua menuju mading tersebut.

"Tau lama banget, kan kalo Cindy kegencet jadi gepeng! HAHAHA." Ledek bercanda Renaya.

"HAHAHA anjir, sialan!" Umpat Cindy akhirnya.

Nisrina menjitak kepala Cindy sambil tertawa,"Lo kesel tapi ketawa, bego!" Katanya sambil tertawa kembali😆

"Bodo ah, gue juga bingung, haha." Balasnya saat mereka semua sudah sampai di depan mading.

Tangan Renaya mencari-cari nama mereka, sampai akhirnya ketemu!

Renaya berbalik menghadap teman-teman nya,"Kita se-bis sama kelas X IPA 4 guys."

"Yang kelas nya di depan gedung kita?" Tanya Nina.

"Iya, kita gedung B dia gedung C." Jelas Angel.

"Coba liat Ren, siapa aja nama-nama anak kelas X IPA 4 nya."

Renaya kembali melihat nama-namanya itu, saat menemukan nama seseorang, dirinya sedikit tersentak, rencana tuhan apalagi ini?

Nisrina menepuk pundak Renaya,"Woy! Siapa aja itu?" Tanya nya.

Renaya masih terbengong, berperang dengan fikiran nya yang entah kemana itu.

Karna gemas, ke-6 gadis itu pun melihat sendiri siapa nama-namanya.

Azizah melotot,"Idih kok sama kelas si Fikri kutil bagong ya?" Katanya sedikit tidak terima, maksud Fikri disini yaitu Fikri sahabat Bryan.

"Jadi, ada Bryan dong?" Tanya Rani mengarah ke Renaya yang setengah sadar dan setengah bengong itu.

Renaya mengangguk,"I-iya." Jawabnya.

Ranty seakan mendapat kabar bahwa dia memenangkan kupon yang berhadiah milyaran rupiah,"Serius ada, Bryan?" Tanya nya bersemangat yang membuat Renaya langsung tersadar dari lamunan nya.

"Seneng banget kayanya Ty," Celetuk Rani di angguki Nina yang bersedakap dada.

Ranty menggaruk tekuknya, lalu menyengir,"E-nggak. M-maksud gue. Ka-kalo ada Bryan kan Renaya e-emosi terus." Dusta nya.

Seperti jengah dengan alasan tidak masuk akal itu, Nina dan Rani memilih mempercayai saja, sebab mereka tau waktu yang menjawab nantinya.

KRING! KRING! KRING!

"Udah bel tuh, ke-kelas aja yuk." Ajak Renaya sedikit lesu atau akan bersemangat nantinya, lalu berjalan menuju kelas di ikuti yang lain.

"Yuk."

"Tungguin." Seru Nisrina sambil berlari menyusul teman-teman nya.

Leader OsisWhere stories live. Discover now