Leader Osis- 18

Mulai dari awal
                                    

Bagas melepas jas hitam miliknya, sambil membenarkan jam nya itu,"Papa nengokin nenek kamu di Bogor, karna udah kemalaman, yauda, papa nginep aja." Jelasnya.

"Papa bohong atau jujur, itu?"

Bagas menopang badan nya lalu menatap anak pertama nya dengan tenang,"Buat apa papa bohong?" Tanya Bagas balik dengan senyum yang membuat Viany klepek-klepek hingga saat ini.

"Bagus lah." Ucap Bryan sambil berdiri berniat ingin berangkat sekolah kepada Bagas.

"Mau papa antar?" Tawar Bagas lembut.

"Aku gamau ada yang tau, kalau papa itu papa Bryan."

Alis Bagas menaik seakan tidak paham dengan perkataan anaknya itu,"Kenapa?" Tanya nya.

Bryan tersenyum,"Aku mau tau, mana temen yang bener bener tulus atau cuma mau duit doang, temen itu nyaru, pah." Katanya.

Bagas mengangguk-angguk,"Oke, belajar yang bener ya. Jangan bolos terus," Sambil mengacak-acak Rambut Bryan, yang membuat hati Bryan menghangat akan manjaan ataupun ledekan dari sang papa.

"Siap, tapi papa dulu sering bolos sama bikin onar melebihi aku, curang!" Sahutnya sambil membenarkan rambutnya yang di acak-acak oleh papa nya tadi.

"Papa kan ada Bunda kamu yang bimbing, lah kamu? Batok kelapa?"

"Yah, pah. Bryan mah tinggal milih, pada ngejar-ngejar Bryan mulu." Sombong nya.

"Dulu papa juga banyak yang ngejar," Balasnya sambil menaik turun kan alis, lalu melihat jam ditangan nya,"Udah mau jam 7, cepet berangkat sana."

"Iya. Bryan berangkat sekolah dulu, pah. Assalamualaikum." Pamitnya sambil menyalimi tangan Bagas.

"Waalaikumsalam,"

Bagas tersenyum melihat tingkah anak pertamanya itu, yang bisa di bilang sedang merasakan artinya jatuh cinta, kita tunggu saja:v

"Ternyata anak papa yang dulu suka ngompol jadi cowok ganteng gitu." Gumam nya sambil menghampiri Viany dan Classy, sebab sedari tadi tidak turun-turun juga.

***

"Itu ada apaan ya, guys?" Tanya Renaya kepada teman-teman nya.

Nisrina menjitak kepala Renaya,"Mangkannya kemaren kepsek ngomong tuh dengerin!" Kesalnya.

Renaya mengercutkan bibirnya,"Ihs! Gue dengerin kok." Elaknya.

"Kalo lo dengerin, pasti tau itu ada apaan, oon!" Balas Angel sambil tetap melihat keramaian itu.

Renaya ingat sesuatu,"Oh yang ke camping itu kan, ya?"

Cindy mengangguk,"Iya, dasar lemot deh." Ledeknya.

"Cindy ngeselin!"

"Bodo!" Ucapnya sambil memeletkan lidah kearah Renaya yang sedang mendumel itu.

Nina menggelengkan kepala karna selalu saja ada yang berdebat,"Brisik ah debat mulu. Mending dah debat politik, ini mah debat gara-gara lemot doang, hadeuh." Sahutnya sambil menepuk jidatnya.

Leader OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang