Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
bulan desember identik dengan salju, bukan? hari ini salju turun tidak selebat kemarin, gadis itu bersyukur.
bulan desember ini sudah menjadi yang ketiga sejak pertemuan kembali dengan pangerannya.
lalu, sekarang juga pangeran yang disebut akan segera datang, ah jadi tidak sabar.
sepertinya mereka telah bertunangan dan berencana akan bertukar janji sehidup semati, tidak tahu kapan.
ia bahagia, ia bahagia karena skenario Tuhan memang selalu menakjubkan.
klakson mobil sontak terdengar saat gadis itu berlamun ria.
wah, sang pangeran telah datang.
"hey, princess," ucapnya setelah membuka kaca mobil.
yang mendengarnya hanya tersenyum dan buru-buru masuk ke dalam mobil.
"mau kemana?"
"ke dalam hatimu."
"ish apa sih!" yui salah tingkah, tidak bisa di sembunyikan.
"iya, iya. lihat aja nanti."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
perkiraannya, ia akan dibawa hwang hyunjin ke taman, pantai, atau mungkin hutan? nyatanya, malah diajak ke sekolah.
"eh, kok ke sekolah, sih? malu ada murid-murid."
"sekarang libur natal, sayangku."
oh, benar juga. sekarang 'kan lagi musimnya natal. pasti sekolah pada meliburkan murid-muridnya.
"mau nga—"
"udah ikut aja."
hyunjin menarik lengan gadisnya penuh lembut.
entah dari mana anak itu mendapatkan izin sehingga dirinya bisa berkeliling sekolah dengan santainya sekarang.
"ingat gak? awal kita bisa kenal dulu cuma gara-gara sebuah topi," katanya sambil menggenggam tangan yui.
"gimana nggak ingat, itu pertama kalinya aku dimarah guru tahu! malah pingsan lagi," keluh yui namun perasaan bahagia telah mengenal hyunjin tak bisa ditutupi.
"hahaha, waktu kamu masih polos-polos gitu, terus masih suka malu-malu kalau aku deketin. duh, jadi gemes."
ketika hyunjin mengatakan hal tersebut, tangan yui yang satunya pun menunjuk ke suatu tempat.
"disitu, disitu tempat kamu menolakku, ingat?"
"ayo kesana," ucap hyunjin tanpa ragu.
apa yui bilang, anak ini selalu saja penuh kejutan. seperti sudah menjadi nama tengahnya saja.
di sini, di tempat ini, di tempat yang dulu nya menjadi saksi bisu putusnya hubungan mereka.
kini menjadi saksi nyata pengikat janji saling setia, satu untuk selamanya.
"will you marry me?" ucapnya dengan posisi yang kebanyakan orang sedang melamar lakukan.
si gadis mengatupkan tangan, menutupi mulut. kaget bercampur bahagia, ia tidak percaya.
"se-se-secepat ini...?" tanya nya ragu, sepertinya susah menerima kenyataan bahwa hyunjin se-nekat itu.
"lebih cepat lebih baik, kan?"
gadis itu mengangguk, ambigu. entah mengiyakan perkataan hyunjin barusan atau menerima lamarannya.
jadi, hyunjin menekankan sekali lagi. "so...?"
"yes, i will."
sebelum memeluk, izinkan hwang hyunjin menari-nari girang terlebih dahulu. karena sifatnya yang itu memang selalu melekat pada dirinya.
oh, pelukan yang satu ini hangat. tidak saat kita berpisah dulu, yang terasa dingin—menyakitkan.
terima kasih, hwang hyunjin. berkatmu, penyesalanku kini telah tiada. semoga kita bisa berbahagia bersama sampai hari tua.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
