[42] Reason

6.1K 388 12
                                    

Bintang dan teman temanya masih berada di sekitar pantai sekarang mereka sedang menikmati makan siang di salah satu rumah makan di pinggir pantai. Bintang duduk bersama Aisyah, Key dan Pelangi. Mereka berbincang bincang sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Pelangi PJ lu mana?" tanya Bintang membuat Pelangi menatap dengan tajam karena Langit duduk tidak jauh dari sana.

"Pj apaan anjir." balas Pelangi karena Pelangi dan Langit belum jadian namun sudah sangat dekat.

"Langit, pelangi minta ditembak nih." teriak Bintang membuat Pelangi langsung membungkam mulut Bintang dengan telapak tanganya. "Lo gila ya." kesal Pelangi membuat Key dan Aisyah tertawa.

"Ngga lang, Bintang boong." ucap Pelangi dengan sedikit keras.

Pesanan mereka datang, Bintang dan teman temanya mulai memakan pesanan mereka masing masing. Bintang sangat tidak konsentrasi karena tidak jauh dari arah pandangnya terdapat Angkasa yang hanya meminum matcha latte.

Angkasa berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke toilet membuat Bintang dengan segera menyusulnya. Bintang berdiri di pintu masuk toliet menunggu Angkasa keluar dari salah satu bilik toilet. Saat Bintang mendengar pintu bilik terbuka, Bintang langsung dengan sigap menghalangi pintu masuk toilet.

"Minggir." ucap Angkasa namun Bintang tetap di tempatnya, berusaha bertahan menghalangi Angkasa sampai Angkasa menjawab pertanyaanya.

Angkasa mencoba menyingkirkan tangan Bintang yang menghalanginya. "Ini toilet cowok." ucap Angkasa menyadarkan Bintang.

"Gue tau." balas Bintang.

"Lo kenapa jauhin gue? Lo kenapa dingin ke gue?" tanya Bintang dengan serius.

"Minggir, gue mau keluar." balas Angkasa tidak nyambung.

"Jawab dulu baru gue pergi." balas Bintang membuat Angkasa menghela nafasnya, dia geram dengan Bintang yang sangat keras kepala. Angkasa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Bintang, jaraknya sangat dekat membuat Bintang bisa merasakan hembusan nafas Angkasa yang perlahan membuatnya merinding.

Dengan cepat Angkasa mengecup pipi Bintang membuat Bintang diam ditempat. "Apa harus gue cium dulu baru lo nurut?" tanya Angkasa kemudian dia pergi meninggalkan Bintang yang masih diam ditempat dengan jantungnya yang berdetak tidak karuan.

Bintang masih terkejut dengan apa yang Angkasa lakukan kepadanya, kedua pipinya memanas karena malu. Bintang mencoba kembali sadar dan berusha untuk tidak memikirkan kejadian tadi. Dia kembali ke tempat duduknya namun Angkasa tidak ditempatnya membuat Bintang mengedarkan pandanganya dan menemukan Angkasa yang sedang keluar dari rumah makan.

"Ntar habis sunset kita pulang ya." ucap Yudha dan semuanya setuju.

***

Matahari mulai terbenam di arah barat di iringi dengan warna langit yang berubah menjadi jingga, sangat indah. Banyak diantara teman teman Bintang yang mengabadikan momen itu, bahkan Angkasa ikut mengabadikan senja di sore hari ini.

Yudha dan Langit sibuk mengumpulkan beberapa kayu bakar untuk menghangatkan tubuh sejenak sebelum mereka pulang. Bintang memandang Angkasa yang sedang sibuk dengan kameranya, Bintang nekat menghampiri Angkasa karena dia ingin tahu alasan Angkasa yang sebenarnya.

"Angkasa." panggil Bintang mendekati Angkasa namun Angkasa tidak merespon sedikitpun.

"Lo kenapa si?" tanya Bintang.

"Gue gapapa." balas Angkasa sambil memotret langit malam yang mulai dipenuhi bintang bintang kecil.

"Lo kenapa jauhin gue?" tanya Bintang to the point karna malas untuk berbasa basi. Angkasa menghela nafasnya kemudian melepaskan kameranya dari tanganya membiarkan kameranya tergantung di lehernya.

Angkasa✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang