4. Alzio Asshegaf

81 18 7
                                    

"Hanya sosok semu. Namun bisa membuatmu jatuh hati."


HUJAN terus mengguyur Kota Zeragetra. Langit gelap dihiasi kilat. Gemercik air turun dari atap rumah-rumah. Jalanan padat, angkot, bus, mobil-mobil dipenuhi warga kota yang menuju tempat aktivitas. Sepeda motor tak kalah gesit, merangsek di setiap jengkal celah tersisa. Pengemudi dan penumpang mengenakan jas hujan.

Seorang pemuda berjalan di tengah guyuran hujan. Ia merapatkan jas hujan yang ia kenakan. Sesekali ia mengusap kedua tangannya ketika merasakan kedinginan. Kemudian tangannya dimasukan kedalam saku jas hujan. Ia terus berjalan menuju suatu tempat. Menepi saat terdapat genangan air di trotoar. Pemuda itu bernama Zio.

Alzio Asshegaf atau yang kerap disapa Zio. Seorang pemuda dengan postur badan tegap. Ia sering dijuluki si kutu buku. Karena ia memiliki hobi membaca dan setiap hari selalu ke perpustakaan sekolah. Ia juga terkadang pergi ke toko buku di akhir pekan.

Seperti sekarang ini, Zio rela menembus derasnya hujan demi membeli novel yang baru. Ia gemar membaca novel terbitan terbaru. Zio mengoleksi banyak novel di rumahnya. Berbagai macam genre novel sudah ia miliki bahkan dengan versi bahasa inggris dan bahasa indonesia.

Tak hanya novel, ia juga gemar membaca komik. Namun tak sebanyak novel. Zio lebih suka membaca tanpa gambar dan berisikan tulisan seluruhnya, dibandingkan dengan komik yang berisikan gambar.

Rintik air yang turun semakin lama semakin deras tidak dapat menyurutkan semangat pemuda dengan balutan jas hujan untuk terus berjalan. Kaki panjangnya menuntun pemuda itu menuju sebuah toko buku bergaya klasik.
Suara lonceng memenuhi ruangan ketika pemuda itu memasuki toko. Ia menaruh jas hujan yang basah kedalam keranjang yang tersedia dan berjalan menuju petugas yang berjaga.

"Permisi, apa disini menjual novel terbaru bergenre horor?" Zio merapikan rambutnya yang basah terkena hujan.

"Ada. Di rak nomor tiga," jawab petugas dengan ramah.

Zio membaca nomor yang tertera di masing-masing rak. Ia berjalan mendekat ketika menemukan salah satu rak yang terdapat tulisan nomor tiga. Ia berjalan diantara rak yang menyimpan banyak novel.

Zio mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Benda itu adalah kacamata lalu kacamata itu ia pakai. Ia mulai mencari novel yang diinginkan. Tangannya membuka satu-persatu buku yang terpajang di rak, membaca sedikit sinopsisnya.

Zio masih mencari novel horor itu. Sesekali ia mengambil buku dan membaca sedikit bagian awalnya. Lantas menaruh kembali buku itu di tempat semula. Ia mengambil salah satu buku dengan cover yang sama seperti novel yang diinginkan. Zio tersenyum lebar ketika ia berhasil menemukan novel yang ia cari.

Pemuda itu tidak langsung pulang. Ia masih kembali melihat-lihat novel. Zio mengambil salah satu novel yang menurutnya menarik. Ia memang suka berada di toko buku. Suasana hatinya bertambah ketika berada diantara buku-buku.

Setelah dirasa selesai, Zio melangkahkan kaki menuju kasir untuk membayar novel yang dibelinya.

"Berapa totalnya?" tanya Zio sembari mengeluarkan uang.

"Seratus delapan puluh dua ribu."

Zio menunduk, menghitung uang yang akan dibayarkan. Ia menoleh kepada petugas kasir. Kemudian membayar dan bergegas pergi.

*****

Rintik air kembali turun dari langit. Awan-awan mengeluarkan isi perutnya. Jendela mobil berembun, udara terasa dingin.

Zio menguap lebar.

"Zio, kamu masih mengantuk?" tanya Papa. Sejenak Papa menoleh, lalu lanjut menatap ke depan, serius menyetir mobil.

Zio dan ZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang