5. What Is the meaning of that light?

69 9 3
                                    

"Sebuah cahaya yang bisa menuntunmu menuju dunia semu."

DETIK perlahan berubah menjadi menit. Langit cerah berwarna biru sejauh mata memandang. Burung-burung terbang dengan kicauan. Angin lembut menerpa kulit. Menerbangkan sebagian rambut gadis yang duduk di bangku taman.

Gadis itu menghirup udara segar. Sesekali ia melihat ke arah tangannya yang terdapat jam tangan. Zia sudah menunggu selama hampir tiga puluh menit. Ia menunggu teman-temannya yang sudah berjanji akan belajar bersama.

Zia menghela napas pelan. Jarum jam terus bergerak. Ia sudah bosan menunggu. Jika anak muda milenial menyebutnya, menunggu yang tidak pasti itu melelahkan. Seperti yang dirasakan oleh Zia saat ini.

Kepala gadis itu berulang kali menunduk kemudian terangkat kembali. Zia hendak meninggalkan tempat itu hingga seruan heboh dari teman-teman mengagetkannya.

"Zia!" seru Vanya, Derrent, Chunghae dan Zerald.

"Astaga! Kalian membuatku terkejut."

"Maaf, Zi. Ya sudah, langsung ke rumah aku saja, yuk!" Chunghae berjalan terlebih dahulu sembari merapikan rambut panjangnya.

Mereka berjalan beriringan lalu berteriak heboh karena alasan yang tidak jelas. Zia, Vanya dan Chunghae berjalan sembari membahas idola mereka yang berasal dari negeri gingseng. Sedangkan Zerald dan Derrent menggoda para gadis cantik yang lewat di hadapan mereka.

Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di rumah Chunghae. Rumah tingkat dengan dua lantai itu dihiasi dengan berbagai tanaman hijau. Lampu-lampu taman juga turut membuat rumah Chunghae menjadi indah.

"Kakak kamu ada di rumah, Hae?" tanya Vanya, melihat seluruh isi rumah berharap menemukan kakak Chunghae.

"Oppa sedang keluar, membeli makanan."

"Makanan? Wah bakal kenyang, dong." Derrent tertawa membayangkan makanan yang akan dimakannya.

Zia, Vanya dan Zerald ikut tertawa melihat kelakuan Derrent. Chunghae sudah berlalu ke dapur mengambil minuman untuk para sahabatnya.

"Ini, minum dulu," Chunghae kembali dengan nampan berisi lima gelas minuman diatas nampan tersebut.

Mereka mengambil minumannya masing-masing. Zia meneguk perlahan, kemudian mengajak untuk mulai belajar. "Ayo kita belajar bersama!"

"Sekarang?" Zerald nampak sedikit terkejut.

"Iya mulai sekarang, sembari menunggu kak Taejung pulang," Vanya tersenyum malu ketika menyebut nama kakak lelaki Chunghae.

"Kalau sama yang ganteng langsung cepat ya, Van," sindir Derrent.

Zia, Vanya, Chunghae, Derrent dan Zerald mengeluarkan buku dari tas. Mereka mulai belajar bersama seperti apa yang telah dijanjikan sebelumnya.

Tujuan mereka belajar bersama adalah untuk saling membantu apabila ada pelajaran yang susah. Sehingga mereka bisa saling membantu.

"Pelajaran apa yang menurut kalian susah?" Zia memulai belajar bersama.

"Matematika!"
"Bahasa Inggris!"

Mereka berseru bersamaan.

"Pelajaran apa yang mau dimulai terlebih dahulu?" Chunghae melihat teman sekelilingnya.

"Voting saja."

"Siapa yang setuju jika Bahasa Inggris terlebih dahulu?" Zia menatap lalu menoleh sekitar.

Derrent dan Zerald mengangkat tangan kanannya.

"Siapa yang setuju jika matematika terlebih dahulu?"

Zia, Vanya dan Chunghae mengangkat tangan.

Zio dan ZiaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt