Di Tempat Yang Sama

724 54 29
                                    

Sebenarnya mereka semua ragu untuk kembali ke tempat itu, karena penunggu rumah itu begitu menyeramkan dan terlihat sangat bengis. Bila bukan karena Mira yang memaksa mungkin mereka tidak akan merubah pikirannya untuk tidak kembali.

Semua sudah bersiap-siap didepan rumah Mira untuk berangkat ke rumah tua itu, mereka terlihat gelisah. Kali ini Frida tidak ikut karena demi kebaikan diri dia sendiri, makhluk yang mereka hadapi saat ini terlihat lebih tidak peri kesetanan dibandingan dengan sebelum-sebelumnya.

"Oke, udah siap nih? Yuk langsung berangkat." kata Rojali.

Yang lainnya menganggukan kepalanya lalu berjalan dengan cepat karena tidak ingin sampai sore disana.

Kini hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai dirumah tersebut.

"Perasaan gua ga enak deh hari ini." ucap Joko dengan lirih.

"Cuma sebentar kok, santai Jok." kata Arjuna berusaha menenangkan Joko kemudian merangkulnya.

Mereka masuk ke dalam rumah tersebut dan disambut oleh terpaan angin dingin dari dalam rumah.

"Kakak kenapa kesini lagi?" Ardan muncul dari balik sofa yang berada di ruangan itu.

"Eh kamu, iya kita kesini mau bawa kamu dan teman-teman kamu keluar dari rumah ini."

"Takut... Mbah dateng, takut..."

Tidak lama setelah itu tiba-tiba pintu tempat mereka masuk menutup dengan cepat dan membuat suara yang sangat kencang.

Rojali berlari kearah pintun berusaha untuk membukanya namun gagal.

"Wah gila, baru dateng udah di kerjain."

Barang-barang di lantai atas rumah itu bergelotakan menimbulkan banyak suara kebisingan, lalu angin kembali berhembus di sekitar mereka.

Jendela diatas mulai berdenyit kembali seperti sebelumnya.

"Cuu... kalian kembali lagi, yuk pulang."

Mereka menatap kearah jendela tersebut, dan muncul jari-jemari sedang berusaha untuk keluar dari sebuah tempat yang ada dibalik jendela.

Tubuh mereka terlalu lemas untuk lari dari situ.

"Setan sialan! Kembaliin gak ade-adean saya!" teriak Ela.

Kemudian Ela terbang ke arah jendela tersebut lalu menghilang bersamaan dengan jari-jemari yang tadi muncul.

"Anjrit itu setan teriak setan, kemana Ela yak."

"Gatau gue, pasti ribut dah itu. Mampus banget dah nenek-nenek di labrak sama Ela." kata Nada.

Rojali merasa aneh dengan sikap temannya, lalu menghampiri Joko yang sedang berdiam diri di samping sofa.

"Lu kenape Jok?"

Joko hanya menatap mata Rojali dengan tatapan kosong kemudian berjalan ke ruangan lain tanpa menjawab Rojali.

Yang lain merasakan ada yang aneh juga, dan mencoba untuk menghentikan Joko namun dicegah Arjuna.

"Temen gua Jun! Gua takut dia kenapa-kenapa." seru Rojali mencoba melepaskan genggaman Arjuna di lengannya.

"Iya dia temen gua juga, tapi tenang. Dia ga kenapa-kenapa, percaya sama gua."

Kemudian Rojali berdiam diri, dia sangat bingung dengan kelakuan temannya yang tiba-tiba menjadi seperti itu.

"Yah ga ada yang ngelawak lagi nih." kata Nada.

"Asli cuy, ga ada temen saut-sautan dah gua." jawab Rojali lalu berjalan ke arah sofa dan duduk disitu.

Eh Ada SetanWhere stories live. Discover now