Permen Loncat (Part II)

630 65 49
                                    

Keesokan paginya mereka dipaksa bangun oleh terangnya sinar mata hari yang langsung menerangi muka mereka di pelataran rumah Mira.

"Gila ngantuk banget gua semalem" kata Joko dengan santainya.

*Plakkkkk*

"Apaansi Jok, kali ini ngaku aja kita bertiga tuh tepar karena si pocong sialan itu" jawab Rojali yang sedikit kesal sambil mengucek-ucek matanya.

"Kalian pagi-pagi udah ribut dah, nih minum dulu teh angetnya"

Dilihatnya Mira di sana membuat mereka kaget, bukankah seharusnya dia masih pingsan.

"Kenapa? Kaget gue bangun duluan? Pingsan karena setan sih udah biasa jadi ya biasa aja buat gue, yang penting pas gue melek itu pocong ga ada depan muka gue aja" lanjutnya lalu tertawa sendiri membayangkan bila itu terjadi.

"Sorry ya Mir, kita malah kabur semalem bukannya nolongin lo" kata Joko.

"Kalo emang lo nyesel, mau kan jadi temen gua?" jawab Mira lalu mendekatkan wajahnya kearah Joko.

Badan Joko gemetar bukan main saat Mira melakukan hal tersebut.

"Iya mau Mir mau banget" jawab Joko namun sedikit gugup suaranya.

Setelah itu Mira tertawa dan berubah menjadi sosok pocong yang di lihat sebelumnya.

Joko teriak-teriak ketakutan, dan teman-temannya ternyata masih tidur, dia bingung harus seperti apa, tiba-tiba saja seperti ada badai dilangit dengan iringan hujan dan menerpa muka Joko dengan kencang.

"WOII BANGUNN!!"

Joko membuka mata ternyata dia sudah didalam rumah, di lihatnya jam digital disana pun masih menunjukan pukul 21.47 WIB.

"Jal, lo udah bangun?" kata Joko dengan suara parau lalu memegangi lehernya.

"Gua minta minum dong, haus banget" lanjutnya.

Setelah sepenuhnya sadar mereka akhirnya bercerita tentang apa yang di laluinya.

"Jok, tadi lo teriak-teriak padahal lo merem, terus brengseknya lo manggil-manggil itu pocong, entah saat itu gua harus cabut atau tetep disamping lo Jok, karena lo manggil si setan sialan itu kan gue, Rojali, dan Mira jadi agak ngeri" kata Nada menceritakan apa yang terjadi pada Joko sebelum dia bangun dari pingsannya.

"Ini seriusan? Sumpah gua tadi mimpi juga horor banget, dan emang ada itu permen loncatnnya, tadinya yang gua liat itu Mira dia bawain gua teh anget, terus mukanya deketin kearah gua, dan malah berubah jadi si permen itu" kata Joko, meski di ruangan itu ber AC, Joko masih merasa kepanasan dan keringatnya pun masih mengucur drastis.

"Jok serius? Bukan akal-akalan lo buat bawa-bawa nama Mira kan?" tanya Rojali yang dia sendiri bingung apakah temannya jujur atau tidak, tapi saat itu Rojali tersentak menahan ketawa karena cerita Joko.

"Sumpah Jal" jawab Joko, dia lalu kembali berbaring di sofa yang ada disitu.

Dia melirik kearah sofa yang satu lagi masih ada Mira yang belum sadar dari pingsannya, dia hanya bisa berharap malam itu cepat berlalu.

*

Akhirnya Mira terbangun dari pingsannya, masih berusaha untuk sadar tangan nya memegangi kepala nya yang sedang terasa sangat memusingkan.

"Mir lo ga gapapa?" tanya Nada dengan suara selembut mungkin sambil membantu Mira duduk dari tidurnya.

"Sans Nad, udah biasa, makanya gue ga pernah pulang kerumah karena ini" jawab Mira, ekspresinya terlihat biasa, mungkin dia sudah bosan dengan kejadian yang menimpanya secara terus-terusan.

Eh Ada SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang